⚠️ WASPADA TYPO
________________
•Happy Reading•♪♪♪
Semoga suka atas pemberian saya, syafakillah. Semoga bisa sehat
Seperti semula.
♪♪♪
-Rakha-*
*
*Gadis berseragam pasien itu tengah tergeletak dengan menghitung garis-garis jarinya untuk berdzikir, sementara pandangannya tampak kosong menatap langit-langit kamar rumah sakit.
Setelah kejadian tadi malam, pihak rumah sakit segera mencari ruangan rawat inap setelah beberapa jam berada di IGD. Benar, gadis itu harus menjalani opname karena kondisi tubuhnya saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Pintu ruangan perlahan terbuka karena adanya Rinda yang Mala sendiri tidak tahu beliau dari mana.
Dapat di lihat jelas oleh Mala satu kantong plastik transparan berisikan beberapa buah itu di letakkan di atas overbed oleh Rinda.
Setelah nya, Rinda menduduki kursi jenguk yang berada tepat di sebelah tempat tidur Mala.
"Gimana, badannya? Masih sama seperti kemarin?"
Rinda menatap penuh kepedulian ke arah Mala, gadis itu tersenyum sambil menggeleng kecil.
"Alhamdulillah, udah gak sesakit kemarin.""Alhamdulillah ..."
Rinda merasa sedikit gembira mendengar pengakuan Mala, setidaknya rasa khawatir yang ada pada hatinya sedikit berkurang."Mala, bunda boleh tanya sesuatu?"
Lanjut Rinda sambil memasukkan anak rambut Mala yang sedikit keluar dari dalam hijabnya."Boleh, dengan senang hati Mala jawab sejujur jujurnya."
Jawab Mala."Kemarin, kamu ada makan apa?"
Mala tertegun mendengar pertanyaan yang diberi Rinda, mengapa tiba-tiba wanita berstatus ibunya itu bertanya akan hal tersebut?
"Makan?"
Sejenak Mala kembali mengingat hal-hal yang terjadi kemarin sebelum ia jatuh sakit.
Setelah itu Mala menjawab dengan gelengan kepala."Mala gak ada makan apa-apa kemarin."
Rinda sedikit menoel hidung mancung milik Mala, sambil melihat gadis yang sedang tergeletak dengan tatapan mengintimidasi.
"Kemarin, waktu bunda masukin Fazio kamu ke garasi. Bunda ada lihat pelastik saos yang warna merah nya gak normal di konsol box depan, sekarang jelasin ke bunda kenapa ada benda itu di sana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepertiga Malam Terakhir
Non-FictionTidak pernah tersirat di pikiran Mala bahwa masa lalu adalah masa depan ... Ia berpikir bahwa yang sudah berlalu tidak akan ada pengulangan untuk kedepannya. Tapi siapa sangka bahwa rencana tuhan lebih baik dari hamba nya, keduanya sama-sama memoh...