Part 01 : An Evening in Autumn

296 38 50
                                    

Ling Jiushi akan selamanya mengingat hari tragis di mana ia dipecat dari pekerjaannya dari Z Tech. Itu adalah kali ketiga dia mengalami kejadian serupa. Terlibat konflik dengan rekan kerja yang pada akhirnya selalu berpuncak pada kekerasan.

Sore itu adalah saat di mana ia menghajar sang rekan kerja bernama Zheng Wen karena dia telah mencuri file miliknya yang berisi konsep game canggih. Semburat jingga di langit yang seharusnya terlihat indah kala itu tak ubahnya seperti nyala api yang memancarkan panas dan melumpuhkan.

Pimpinan membela rekannya karena mereka memiliki ikatan saudara. Itulah salah satu keuntungan jadi orang penting. Tidak seperti dirinya yang terlahir dari keluarga sederhana dengan orang tua yang berpisah dan tidak saling peduli, ia harus berjuang sendiri demi kehidupan yang layak. Hal itu kadangkala menusuknya pada saat tak terduga, seperti pisau yang transparan dan melukainya lagi dan lagi.

Ling Jiushi berpikir bahwa mungkin ia tidak akan pernah terbebas dari kemiskinan ini. Perjuangan mencari pekerjaan yang baru berlangsung lama dan akhirnya tidak membuahkan hasil. Musim panas telah pergi dan kini guguran daun keemasan menutupi jalanan. Ling Jiushi melompat turun dari bis di satu tempat yang jarang dia kunjungi sebelumnya. Langkahnya gontai menuju sebuah taman luas yang cukup sepi. Rumahnya masih jauh, tapi dia tidak berniat pulang dengan cepat. Wawancara tadi siang berlangsung kurang baik dan ia merasa sesak sepanjang hari. Ling Jiushi memerlukan ketenangan dalam kesendirian. Dia ingin mundur ke sudut sepi, melarikan diri dari kerasnya kehidupan.

Bangku taman itu dicat coklat tua. Dinginnya musim gugur yang menusuk terasa meresahkan. Ling Jiushi membeli segelas cappuccino lalu duduk di bangku, menyandarkan punggung lemasnya. Menikmati kopi dalam kesendirian tidak membuat segala sesuatunya jadi lebih baik. Semua tetap terlihat suram di matanya. Bahkan mobil-mobil mewah yang berlintasan di jalan raya terlihat seperti peti mati yang diberi roda.

Ling Jiushi menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Wajah tampannya mendongak ke langit yang pucat. Seekor burung pipit terbang melintas di atas kepalanya. Sayapnya menampar angin, dan melayang pergi.

Tenggelam dalam beban pikiran yang berat, Ling Jiushi tidak menyadari bahwa ia tengah diawasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tenggelam dalam beban pikiran yang berat, Ling Jiushi tidak menyadari bahwa ia tengah diawasi. Seorang pria berkacamata dalam setelan tuksedo hitam duduk di belakang kemudi satu unit sedan biru. Wajahnya serius, sesekali menyesuaikan letak kacamatanya sementara sepasang mata di baliknya menatap tajam pada Ling Jiushi. Pria itu mengambil ponsel lalu menghubungi seseorang.

"Kali ini pun akan kupastikan dia gagal lagi," ia berkata dalam nada datar dan dingin, disusul seringai samar di wajahnya.

"Ya. Aku telah menghubungi personalia X-plore. Dia setuju untuk menggantikan Ling Jiushi dengan kandidat lain."

Seseorang bicara di seberang, dan si pria mendengarkan dengan seksama. Detik berikutnya dia berkata tegas,
"Oke!"

Teriakan seorang anak kecil mengejar bola melengking dengan begitu keras tidak jauh dari Ling Jiushi. Pemuda itu tersentak, kembali ke kenyataan setelah melamun beberapa lama. Matahari sudah hampir tenggelam, dan pengunjung taman semakin berkurang. Ling Jiushi menangkap bunyi ponselnya yang dia simpan di dalam tas. Itu panggilan dari Ling Xiaoyi, adik perempuannya yang berusia delapan belas tahun.

Evil Love (The Spirealm) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang