Benak Ling Jiushi mengeluarkan beberapa lembar kisah dari brankas kenangan yang telah lama terkubur.
Sembilan tahun lalu di Technology and Business University, tidak ada yang tidak mengenal nama Ruan Lanzhu. Di sanalah Ling Jiushi pertama kali melihat pemuda itu dengan segala pesonanya yang mematikan. Kampus itu merupakan salah satu yang terbaik di Beijing. Kalau saja Ling Jiushi bukan siswa cerdas yang mendapatkan beasiswa, mungkin dia tidak akan mampu menuntut ilmu di sana dan berbaur dengan kalangan menengah ke atas. Ruan Lanzhu adalah seniornya di kampus. Dia sudah memasuki tahun keempat di Universitas saat Ling Jiushi baru saja masuk sebagai mahasiswa baru.
Ling Jiushi tidak akan pernah melupakan kesan pertama terhadap Ruan Lanzhu. Dia sering duduk di atas motor besar mewahnya, bergaya seperti bajingan tengik dan sangat angkuh. Tapi sialnya, dia tampan, pintar, dan kaya raya. Seberapa keras Ling Jiushi mencoba untuk tidak menyukainya, ia tidak berhasil. Selain cerdas dalam pelajaran, Ruan Lanzhu pun jago dalam olahraga. Pelari sprint yang cepat, jago berenang dan seorang pemain basket yang andal. Para gadis berkerumun dan menjerit histeris setiap kali dia unjuk kemampuan.
Suatu hari setelah ujian akhir semester, kampus mengadakan pertandingan basket antar kampus. Itu merupakan babak penyisihan untuk kompetisi lebih tinggi lagi. Seperti biasa, Ruan Lanzhu digadang-gadang akan menjadi pahlawan untuk kemenangan kampus mereka dalam liga itu.
"Membosankan," desis Ling Jiushi, duduk di bangku penonton sambil mengunyah keripik kentang. Matanya mengawasi pemandangan di lapangan.
"Membosankan apanya?" salah satu teman sekelasnya yang bernama Wu Qi bertanya.
"Senior itu," kata Ling Jiushi.
Wu Qi menyipitkan mata pada situasi di tepi lapangan di mana para gadis mengerubungi Ruan Lanzhu dan berteriak-teriak seperti orang gila. Demikian juga dengan mahasiswa lainnya yang berada dalam satu lingkaran pergaulan dengan Ruan Lanzhu.
"Kau iri, ya?"
"Heh, mengapa aku harus iri?" protes Ling Jiushi.
"Dia memiliki segalanya," ujar Wu Qi. "Segala yang bisa diinginkan anak muda seperti kita. Termasuk gadis-gadis itu."
Sejujurnya, itu bagian yang paling menyebalkan. Sangat sulit untuk tidak menyukai Ruan Lanzhu. Pesonanya sangat kuat seperti air raksa. Bahkan mahasiswa pintar, berbudi pekerti luhur dan sederhana seperti dirinya pun tak luput dari pengaruhnya. Ling Jiushi mengatupkan bibirnya rapat-rapat untuk mencegah rahasia itu bocor keluar.
"Aku tidak tertarik dengan gadis," sahut Ling Jiushi, menyuapkan sepotong keripik lagi.
"Hmmmm, lalu apa kau tertarik dengan Ruan Lanzhu?"
Tepat sasaran. Pertanyaan itu membuat Ling Jiushi terbatuk kecil. Dia pura-pura sibuk dengan air mineral, menyembunyikan perubahan raut wajahnya. Detik berikutnya dia terkekeh parau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Love (The Spirealm)
Fanfiction𝐎𝐧𝐜𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐥𝐨𝐨𝐤 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐝𝐞𝐯𝐢𝐥'𝐬 𝐞𝐲𝐞𝐬 𝐘𝐨𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐭𝐮𝐫𝐧 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐝𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐭𝐨𝐨 Tiga bulan setelah kehilangan pekerjaannya sebagai seorang programmer di sebuah perusahaan, Ling Jiushi tiba-tiba mendapatkan...