Mari kita cari bukti yang diinginkan Ruan Lanzhu, secepatnya!
Sedan putih itu meluncur di jalan raya dua jalur yang lurus dan sepi. Lalu lintas ke arah Fangshan tidak sepadat di pusat kota, bahkan semakin dekat dengan tujuan, pemandangan di kanan kirinya semakin menakjubkan. Ling Jiushi menikmati kilau danau buatan di satu sisi, dengan pemandangan gedung-gedung tinggi perkotaan di ujungnya, dan sisi lain adalah hamparan padang golf dipagari pohon-pohon pinus yang berbaris.
Mesin menderu lembut, sebuah penegasan yang dalam akan kualitas sebuah kendaraan, begitu mulus dan nyaman. Namun si pengemudi tampak sedikit tegang. Dia mencengkeram kemudi, buku-buku jarinya memutih. Hadapi tantangan. Ungkap kebenarannya. Itu sama pentingnya dengan menarik napas.
Dia tidak bisa lari. Dia juga tidak bisa pergi. Dia tidak tahu mengapa tak bisa pergi. Setidaknya, sebagian kecil dirinya tidak ingin tahu bagaimana ia bisa terlibat dalam semua ini. Tidak ingin---
Satu sedan abu meluncur dari arah berlawanan, mencuri fokus Ling Jiushi. Tunggu! Mungkinkah itu kendaraan Xia Jie? Dia melirik jam tangan, pukul dua lebih empat puluh menit. Dia teringat informasi dari Chen Fei bahwa wanita itu akan tiba di kantor pada pukul tiga sore. Kemungkinan kecurigaannya benar. Dengan begitu, Xia Jie baru saja pergi.
Baiklah!
Ling Jiushi menginjak gas semakin dalam dan mobil yang masih cemerlang itu melesat dengan anggun ke arah West Hill.
Ling Jiushi menghentikan mobilnya di satu tempat yang menurutnya aman tapi bisa langsung melihat ke arah pekarangan villa Xia Jie. Dia telah siap dengan sebuah teropong untuk memindai situasi.
Sesekali, wajahnya menengadah ke langit, menghirup, mencari aroma petunjuk yang terbawa udara. Namun yang menggelitik indranya hanyalah aroma pepohonan dan rumput. Hanya keheningan yang menjawab banyak pertanyaannya yang tak terucapkan.
Ling Jiushi membungkuk rendah, tatapannya menembus lensa teropong. Pemandangan terpampang di hadapannya-bangunan villa dua lantai dengan arsitektur elegan, sentuhan warna dingin dan lembut, dilengkapi taman luas berlapis rumput layu. Angin membisikkan rahasia di hamparan luas yang sepi. Dan di sana ada jalur setapak, jejak tanah berkerikil yang meliuk menjauh dari rumah. Xia Jie sepertinya benar-benar ingin tempat yang tenang. Tidak ada satu pun satpam di sekitar villanya, tapi Ling Jiushi melihat beberapa kamera pengawas terpasang di berbagai sudut.
Hmmm, jadi dia bisa mengawasi semuanya tanpa harus ada satpam berkeliaran, pikir Ling Jiushi.
Pengawasan yang cukup ketat.
Dia mengangkat teropongnya lagi dan mengamati kian cermat.
"Tunjukkan padaku sesuatu," gumam Ling Jiushi pada diri sendiri. Garis-garis di wajahnya menunjukkan tekad yang muram. Dia mengarahkan teropong ke sana kemari dan mengawasi beberapa sudut rumah dan sekitarnya dengan teliti dan waspada, tidak melewatkan hal sekecil apa pun.
Setelah merasa situasi aman, Ling Jiushi berjalan menyusuri jalan setapak yang dilihatnya dari tempat tinggi di balik pepohonan, sepatu botnya berderak di lapisan kerikil dan dedaunan kering.
Tunggu! Ada pergerakan!
Seorang wanita paruh baya tampak sedang membersihkan kaca. Oh, seorang pembantu. Ling Jiushi menyipitkan mata, perlahan mundur kembali ke dalam mobil dan duduk lama memikirkan rencananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Love (The Spirealm)
Fanfiction𝐎𝐧𝐜𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐥𝐨𝐨𝐤 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐝𝐞𝐯𝐢𝐥'𝐬 𝐞𝐲𝐞𝐬 𝐘𝐨𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐭𝐮𝐫𝐧 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐝𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐭𝐨𝐨 Tiga bulan setelah kehilangan pekerjaannya sebagai seorang programmer di sebuah perusahaan, Ling Jiushi tiba-tiba mendapatkan...