Hujan malam ini mengingatkan Ruan Lanzhu pada hujan malam itu saat terakhir kali dia menatap lewat kaca depan mobilnya, beberapa hari sebelum kebebasan berakhir. Kini ia berdiri di dekat jendela kecil berteralis, menatap pada kilau keperakan yang mengerjap di langit. Sekelebat cahaya memantul di dinding, dan air membentuk genangan di tanah yang ditumbuhi rerumputan.
Apa yang sedang dipikirkan Ling Jiushi saat ini?
Perasaan semacam ini tidak biasa terjadi padanya. Ruan Lanzhu mengabaikan ocehan dua tahanan lain yang berada di sel yang sama, nyaris tanpa kedip menatap ribuan butiran hujan di luar sana. Ingatannya kembali pada kepingan momen di pesta malam itu, berkedip-kedip dalam kepalanya seperti bola lampu rusak.
Mereka langsung mengenali, menyambut dan memujinya setengah mati saat ia melangkah ke dalam ball room.
"Hmmm, apa kabar Ruan Lanzhu?" Seorang pria dewasa berwajah licik dan penuh intrik mengangkat gelas anggur padanya.
"Tuan Yan," sapanya enggan.
Yan Balang, Pimpinan Organisasi X.
"Ah, akhirnya kau datang. Malam ini akan sangat luar biasa."
Rambut panjang ikal melambai di depannya, lalu seraut wajah cantik berdandan mencorong terpampang di hadapannya.
Xia Jie. Wanita di sisi Yan Balang yang sulit dibaca pikirannya, licik, manipulatif, dan pandai bersandiwara.
Ruan Lanzhu terus melangkah ke tengah keramaian, menjadi pusat perhatian untuk beberapa saat. Seharusnya ada lampu tembak yang mengikuti pergerakannya agar pertunjukan teatrikal ini kian sempurna. Bagaimanapun tuxedo hitam mengkilap, mahal dan berkelas, dihiasi pin perak di bagian dada menjadikan penampilannya sangat cemerlang.
"Kuharap kau bersenang-senang, Ruan ge," Li Dong Yuan tersenyum padanya sambil memegang sebotol sampanye, siap menuangkannya di gelas.
"Boss..."
Cahaya berkilau di permukaan kacamata seseorang. Chen Fei.
"Ruan ge, kau tampan sekali, seperti biasanya..."
Satu senyuman manis dan sorot mata imut tertuju padanya dari seorang gadis berwajah bulat dan memiliki kecantikan yang menggemaskan.
"Halo Xiao Jiao." Dia mengangguk samar, membalas senyumannya hampir terpaksa.
Gadis itu Zhuang Ru Jiao, kekasih Li Dong Yuan.
Musik bertempo lambat memenuhi seluruh ballroom, yang tak lama lagi akan berganti dengan irama hiruk pikuk mengiringi acara dansa.
Acara semacam ini sudah menjadi rutinitas yang membosankan, tapi Ruan Lanzhu menikmati jadi pusat perhatian. Sampanye berdesis di sela-sela bongkahan es, buah-buahan mungil berwarna menyala memenuhi meja. Beragam cake, dan makanan lainnya.
"Tidak ada pesta tanpa alkohol," Yan Balang mengajaknya bersulang.
"Ini sampanye terbaik. Nikmatilah."
Ruan Lanzhu mengangkat gelasnya.
"Bersulang."
Satu, dua, tiga gelas tidak akan membuatnya mabuk. Kemudian ingatan terakhir sebelum dia berniat pulang adalah satu nampan berisi botol anggur dan goblet yang diberikan seorang pelayan laki-laki berkemeja putih dengan rompi hitam dan dasi kupu-kupu.
"Minuman penutup," yang bicara adalah Xia Jie, tiba-tiba muncul di sisi pelayan itu, lantas menuangkan anggur ke dalam gelas.
"Ini anggur yang berbeda dari yang lain. Unik dan didatangkan langsung dari Prancis. Kau tidak akan menyesal mencicipinya, Ruan ge."
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Love (The Spirealm)
Fanfiction𝐎𝐧𝐜𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐥𝐨𝐨𝐤 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐝𝐞𝐯𝐢𝐥'𝐬 𝐞𝐲𝐞𝐬 𝐘𝐨𝐮 𝐰𝐢𝐥𝐥 𝐭𝐮𝐫𝐧 𝐢𝐧𝐭𝐨 𝐭𝐡𝐞 𝐝𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐭𝐨𝐨 Tiga bulan setelah kehilangan pekerjaannya sebagai seorang programmer di sebuah perusahaan, Ling Jiushi tiba-tiba mendapatkan...