Part 08 : At The Plush Lounge

155 30 7
                                    

Waktu serasa melambat dan melayang. Semenjak kunjungan terakhirnya ke penjara, Ling Jiushi tidak menerima telepon apa pun hingga dia bisa fokus menjaga adiknya. Lima hari berlalu dan kabar baiknya adalah dua hari lagi Ling Xiaoyi diizinkan pulang untuk menjalani perawatan di rumah. Rasa lega yang membanjiri dada Ling Jiushi menumbuhkan semangatnya untuk pergi keluar dan sedikit bersenang-senang. Dia menghabiskan banyak uang untuk belanja di Infinite Commercial Street, membeli kebutuhan untuk dirinya dan juga sang adik. Rasanya agak aneh menghabiskan uang seperti air. Tapi dia telah terjebak dalam jeratan Ruan Lanzhu yang menggoda, sungguh rugi jika dia tidak menikmati uangnya. Mungkin Xiaoyi akan terheran-heran dan mengajukan banyak pertanyaan, tapi ia memiliki jawaban sederhana. Mendapatkan pekerjaan baru dan uang muka dari boss baik hati. Itu benar, bukan?

Sore yang sejuk dan indah. Ling Jiushi baru saja keluar dari toko sepatu. Dia juga membeli beberapa potong pakaian, syal yang indah dan sweater cantik untuk adiknya dari butik ternama. Kini tatapannya intens menyusuri barisan kafe dan rumah makan, kesulitan memilih di antara banyak pilihan yang menggugah selera. Ling Jiushi baru saja masuk ke sebuah restoran western, memesan menu spesial untuk dibawa pulang. Dia juga merencanakan untuk mengunjungi pattiserrie dan toko buah-buahan.

Sewaktu menunggu pesanan selesai, ponselnya berdering. Ling Jiushi terlihat tegang, rahang terkatup rapat dan matanya menatap nanar pada layar. Chen Fei.

"Kau sudah kembali dari Makau?" tanyanya tanpa basa-basi.

"Baru kemarin, dengan penerbangan malam. Bisakah kita bertemu? Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu," suara Chen Fei terdengar sungguh-sungguh.

Pasti pekerjaan yang sempat ditawarkan di awal. Ling Jiushi memejamkan mata, dadanya menegang. Sepertinya Ruan Lanzhu telah lebih dulu memberitahu Chen Fei bahwa dirinya sudah tidak berdaya dan terpaksa menerima tawarannya. Itu bisa didengar dari nada bicara Chen Fei yang penuh percaya diri.

"Kapan dan di mana?" tanya Ling Jiushi.

"Plush Lounge. Besok siang."

Ling Jiushi mengawasi sekelilingnya dengan waspada, khawatir kalau Chen Fei ternyata berada di dekatnya seperti dua pekan lalu, di awal perjumpaan mereka. Tapi sepertinya kekhawatiran Ling Jiushi berlebihan.

"Oke."

Telepon ditutup. Walaupun itu hanya percakapan singkat, Ling Jiushi mendadak dirayapi rasa gugup. Matanya memandang kosong ke jalan, menembus dinding restoran yang terbuat dari kaca. Angin musim gugur berhembus semakin kencang karena dia bisa melihat bagaimana dedaunan terseret dan beterbangan. Tiba-tiba Ling Jiushi merasa seperti sehelai daun di jalanan, tidak punya kuasa melawan tiupan angin yang menyeretnya entah ke mana. Kemuraman menghinggapi wajah tampannya, dan ia terperangkap dalam lamunan dan banyak pertanyaan.

Apa yang diinginkan Ruan Lanzhu dari dirinya?

Partner? Tidak mungkin bisnis. Apakah partner kejahatan?

Ah, tidak!

"Pesanan Anda."

Seorang pelayan mengejutkan Ling Jiushi, mengembalikan pikiran pemuda itu ke dunia nyata.

"Oh, ya. Terima kasih." Dia tersenyum, menerima pesanannya lalu keluar restoran dan bergabung dengan pejalan kaki lain di kawasan Infinite yang ramai.

=====

Musik melantun lembut. Di salah satu sudut ruangan, dekat dinding kaca, Ling Jiushi duduk menunggu. Waktu menunjukkan pukul dua siang dan hujan deras baru saja mereda. Suasana kafe tidak terlalu ramai, beberapa pasang tamu duduk di area tengah sementara Ling Jiushi memilih sofa yang cukup terisolasi. Memutar pandang untuk mengamati posisi CCTV. Nalurinya membisikkan pertemuan ini mungkin tidak penting, tapi juga bisa membuatnya tidak nyaman kalau terlalu mengekspos diri. Dia sudah memesan secangkir cappucino yang baru saja tersaji di mejanya. Tatapannya tertuju pada buih di permukaan cangkir yang berbentuk daun. Di luar dinding kaca, sehelai daun juga sempat terbang melayang sebelum mendarat di rumput basah.

Evil Love (The Spirealm) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang