Part 10 : The Gift

156 34 40
                                    

Hari telah gelap saat keduanya berdiri di depan kafe melihat ke jalanan yang ramai. Udara terasa segar bagi Ling Jiushi setelah sesak yang melanda di dalam sana. Bukan masalah tempat, melainkan pekerjaan yang harus dihadapinya mulai sekarang. Amplop berisi foto dan catatan informasi Xia Jie dia simpan dengan baik di dalam tas.

"Ling Jiushi," Chen Fei memanggil saat dia siap melangkah ke pelataran kafe.

Pemuda itu menoleh, raut wajahnya gusar. "Apa lagi?"

Chen Fei mengerti kebingungan Ling Jiushi, memasang wajah sok bijaksana, dia mendekatinya.

"Tunggu sebentar lagi."

Ling Jiushi sebenarnya tidak tergesa-gesa untuk pulang. Dia juga tidak khawatir ketinggalan bis karena kali ini dia bisa bepergian dengan taksi tanpa memikirkan biaya. Namun dia sudah terlanjur kesal pada Chen Fei.

"Untuk apa?" dengusnya.

Seperti biasa Chen Fei tidak langsung menjawab sampai seorang pria seusianya datang ke arah mereka. Penampilannya rapi, pakaian serba hitam, raut wajahnya kaku tapi tidak kejam. Dia mendekati Chen Fei dan menyerahkan sesuatu.

"Terima kasih. Tunggu aku di sana," kata Chen Fei.

"Siapa dia?" tanya Ling Jiushi semakin curiga. Ditatapnya pria asing yang berlalu pergi.

"Namanya Yi Manman, bagian dari Obsidian. Atas perintah Boss Ruan, dia kemari mengantarkan hadiah untukmu."

"Hadiah?" Ling Jiushi ingat kalau Chen Fei baru saja membicarakan tentang itu di dalam kafe. Jantungnya berdebar, menduga berapa banyak uang yang akan dia terima. Dia gelisah karena semakin besar hadiahnya, mungkin Ruan Lanzhu akan memberinya pekerjaan yang beresiko juga.

"Ikut aku."

Keduanya berjalan ke halaman samping kafe di mana beberapa kendaraan terparkir. Di ujung paling jauh, Chen Fei berhenti. Kemudian dia berbalik menghadap Ling Jiushi dan menyerahkan sebuah kunci mobil.

"Ini hadiahmu," katanya, melirik ke satu kendaraan.

"Kau bisa bepergian ke mana pun sesuka hati. Mobil itu milikmu. Boss tidak akan pernah mengambil kembali apa yang telah dia berikan pada orang lain."

Ling Jiushi mendelik, nyaris skeptis. Satu unit sedan Chevrolet putih berkilau anggun di bawah langit gelap.

"A-pa-apaan?" gumamnya, antusias sekaligus ngeri.

"Awalnya Boss ingin merk yang jadi favoritnya, tapi dia khawatir itu terlalu mencolok. Satu lagi, dia bilang putih sangat cocok untukmu alih-alih hitam yang jadi warna kesukaannya."

"Ta-tapi ini..." Ling Jiushi melongo.
"Perubahan dalam diriku sedikit terlalu mencurigakan, ini sedikit aneh," lanjutnya tanpa melepaskan tatapan matanya pada mobil keren itu. Dan warnanya, sial ... dia suka putih. Ruan Lanzhu benar-benar...

"Mengejutkan, bukan?" komentar Chen Fei.

"Uh, ya."

Untuk sesaat pikiran Ling Jiushi kosong. Dia harus menahan kakinya agar tetap berdiri tegak dengan menyentuh dan bertumpu pada bumper mobil barunya. Hidupnya begitu normal sebulan yang lalu sampai dia bertemu Ruan Lanzhu, dan kini semuanya berputar-putar, naik turun---seperti rollercoaster. Telapak tangannya perlahan bergerak membelai permukaan halus kendaraan, menikmati kilaunya yang indah. Rasanya seperti mimpi. Ling Jiushi kesulitan menyembunyikan raut takjubnya, tidak sempat lagi merasa malu.

"Bahkan aku juga terkejut. Boss Ruan sangat ketat dengan bisnis, dan fokus pada tujuan yaitu keuntungan besar. Meskipun begitu, sifat keras kepalanya tidak memungkinkan orang lain untuk memberikan kritik ataupun saran. Jadi aku hanya bisa patuh dan berharap kau bisa memenuhi ekspektasi Boss Ruan padamu."

Evil Love (The Spirealm) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang