Part 07 : Dangerous Man

130 30 16
                                    

Dia mempermainkanku...

Ling Jiushi menatap tajam pemuda itu seakan-akan ingin menghabisinya saat itu juga.

"Berhenti mengejekku dengan senyummu yang sinis itu," desisnya.

"Aku juga ingin mengatakan padamu. Berhentilah mengajukan pertanyaan bodoh itu. Sulit untuk menjauhkan diri dari cengkeramanku, Ling Jiushi. Sebagai juniorku di kampus, seharusnya kau sudah tahu itu dengan baik." Nada suara Ruan Lanzhu penuh peringatan, lalu ia menyeringai lebar pada pemuda marah di depannya.

"Baiklah," timpal Ling Jiushi tanpa mengedipkan mata.

"Aku hanya ingin tahu kenapa harus Xiaoyi? Jika kau bermasalah denganku, kau bisa mengacaukan hidupku sesuka hati. Tidak perlu melibatkan orang lain."

"Mengapa tidak?" tukas Ruan Lanzhu tenang. "Cinta akan selalu jadi kekuatan, tapi juga kelemahan seseorang."

"Apa yang kau tahu tentang itu?" Ling Jiushi meninju meja.

Sesaat Ruan Lanzhu bersikap seakan dia terkejut oleh aksi itu.
"Aaahhh, astaga ... tenanglah Ling Jiushi. Kau membuatku takut."

Sarkasme yang dilontarkannya semakin memperburuk suasana hati Ling Jiushi. Rasanya dia ingin sekali menjambak Ruan Lanzhu dan mencakar wajahnya yang tampan itu.

"Kau benar-benar jahat," desisnya.
"Kau sama seperti dulu, pengalaman buruk tidak membuatmu berubah."

"Mengerikan, bukan?" Suara Ruan Lanzhu masih tidak goyah, bahkan sinar matanya semakin menakutkan.

"Kau lihat, tidak mudah bagi seseorang untuk berubah seiring berjalannya waktu. Begitu pula denganmu. Dulu kau naif, dan sekarang pun kau masih naif."

Ruan Lanzhu menegakkan punggungnya sekarang, sikap santainya sedikit berkurang. Tatapannya masih intens, menyelidik, hingga ke relung jiwa Ling Jiushi.

"Saat orang lain mempersulit hidup saudaramu, kau bilang itu kejahatan. Tapi saat kau yang mempersulit hidupnya, kau bilang itu kasih sayang. Sungguh lelucon...."

Ling Jiushi terbelalak.

"Kau...." Jarinya mengarah pada Ruan Lanzhu tapi kata-kata tidak sanggup dia teruskan. Ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya. Fakta yang menyebalkan, membuatnya kehilangan alasan untuk terus mempertontonkan drama kemarahannya.

"Dengan bersikap keras kepala, menolak aku dan uangku. Kau sudah mendorong adikmu ke dalam kesulitan hidup. Apa yang kau pikirkan? Bahwa dia harus bekerja paruh waktu sambil kuliah? Sibuk siang malam untuk membantu kakaknya yang payah? Tidak masalah jika dia tetap sehat, bagaimana kalau seperti sekarang? Terbaring di rumah sakit tanpa memiliki uang untuk melunasi biaya perawatan. Alih-alih memikirkan solusi, kau malah marah-marah di sini. Ayolah, Ling Jiushi..."

Kata-kata sinis Ruan Lanzhu benar-benar di luar jangkauan. Kebenaran kadang menyesakkan, dan itu membuat napas Ling Jiushi terengah-engah. Pikirannya buntu jika diingatkan tentang itu. Namun bukan berarti tidak ada harapan.

"Aku memiliki teman-temanku," dia membela diri.

"Teman?"

Saat Ruan Lanzhu melemparkan senyum geli, ponsel Ling Jiushi bergetar di saku mantelnya dan itu berhasil menyela kekacauan dalam kepalanya. Dia menatap layar, beranjak dari kursi, memilih sudut ruangan untuk bicara beberapa patah kata dengan seseorang. Tidak sampai dua menit dia kembali ke hadapan Ruan Lanzhu, tetap berdiri di sisi meja dan tidak berniat untuk duduk lagi.

"Aku harus pergi," katanya datar pada Ruan Lanzhu.

Si tahanan tampan mengangkat pandangannya tanpa mengubah posisi.

Evil Love (The Spirealm) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang