Part 14 : Silent Killer

135 25 41
                                    

Pada hari ke delapan Ling Jiushi yakin bahwa kali ini penyelidikannya pun tidak membuahkan hasil, sama seperti sebelumnya. Duduk di belakang kemudi dan meneguk americano dingin, ia berpikir untuk mengakhiri semuanya. Cuaca cukup cerah di siang menjelang sore ini. Terlalu tenang untuk dilewati dengan mengoceh pada Ruan Lanzhu, pikirnya. Dan meskipun sangat enggan, akhirnya dia menelpon pemuda itu.

"Lingling, bisakah kau mengunjungiku? Sudah lama kita tidak bertemu." Kata-kata yang keluar darinya sudah seperti dialog film yang dihapal Ling Jiushi dengan baik.

"Tidak hari ini!" Ling Jiushi menolak mentah-mentah, bahkan nyaris galak.

"Minta saja Tan Zaozao untuk datang mengunjungimu dan membawa seluruh isi restoran bersamanya!" ia nyaris berteriak di telepon. Menyebutkan nama itu saja membuatnya sakit karena nama itu bagaikan pecahan kaca di mulutnya.

"Dia orang yang sibuk, Lingling. Lagi pula aku sendiri yang melarangnya untuk datang kemari. Aku ingin bertemu denganmu, bukan dengan orang lain." Suara Ruan Lanzhu yang penuh nada pengertian dan sok bijak membuat Ling Jiushi semakin kesal.

"Kau pikir aku tidak sibuk? Sudah berapa malam aku tidak tidur demi menguntit pacarmu yang hebat itu."

"Sedikit mengherankan bahwa orang yang sudah begadang cukup lama tapi masih bisa berteriak-teriak di telepon."

Ling Jiushi mendengus. "Terserah. Aku menelepon bukan untuk membicarakan pendapatmu."

Di ujung saluran, Ruan Lanzhu menahan senyum. Membayangkan ekspresi marah Ling Jiushi yang pastinya cukup imut.

"Katakan ada apa," ujarnya.

"Aku hanya ingin mengatakan bahwa tidak ada petunjuk apa pun yang bisa kutemukan. Aku mengintai apartemen, butik, dan juga kantornya. Aku mengawasinya di restoran, kafe, dan pusat kebugaran. Aku telah menjelma jadi penguntit sialan demi dirimu. Tapi semuanya tidak berhasil." Suaranya terengah-engah, ia menarik napas sejenak untuk mengisi paru-paru setelah bicara cepat dalam nada tegas.

"Selamat! Kekasihmu bebas dari kecurigaan dan ia juga tidak memiliki selingkuhan. Kau senang, bukan? Kau pria yang berbahagia!" Nada bicara Ling Jiushi semakin lama semakin barbar.

"Pasti berat bagimu melakukan semuanya," Ruan Lanzhu menyahut dengan suara pelan dan muram, mengabaikan sarkasme lawan bicaranya.

Empati yang mengalir dalam suaranya kian membuat Ling Jiushi geram. Dia terpaksa menghela napas dalam-dalam beberapa kali untuk menahan diri dari membanting ponsel. Selain tindakan itu tidak ada gunanya, ponselnya masih sangat baru dan mahal. Sungguh sayang, bukan?

"Maafkan aku, Ruan ge. Sepertinya kau terobsesi dengan sosok yang tak pernah ada."

"Maksudmu? Aku mengarang cerita tentang obat bius? Ah, seharusnya Aku tersinggung," sahut Ruan Lanzhu, tapi nada suaranya masih terdengar santai.

Ling Jiushi menghela napas lagi.
"Bukan begitu, Ruan ge. Kecurigaanmu tidak beralasan."

"Tampaknya kau sungguh tidak peduli bahwa seseorang akan melenyapkan nyawaku. Sikapmu masuk akal. Bagaimanapun, kau pasti membenciku saat ini. Tidak ada pengaruhnya bagimu aku hidup atau mati."

"Mengapa aku harus membencimu?"

"Karena kau cemburu pada Zaozao."

"Apa? Aku tidak...!" Mata Ling Jiushi terpejam saat ia berjuang menekan keinginan untuk marah dan mengumpat. Mendengar Ruan Lanzhu menyebut nama gadis itu membuat darahnya tiba-tiba mendidih hingga ia pikir itu bisa digunakan untuk menyeduh kopi, tapi ia menahan diri sekuat tenaga.

"Begini saja, Ruan ge..." Setelah dua menit hening, Ling Jiushi mulai memikirkan sesuatu yang lebih fokus. Bagaimanapun dia harus mengakhiri perdebatan tidak berguna ini.

Evil Love (The Spirealm) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang