Part 13 : No Evidence

92 22 30
                                    

Lewat tengah malam, Ling Jiushi tersaruk-saruk di lorong apartemennya. Saatnya mendinginkan tubuh dan kepala setelah dia mengosongkan beberapa botol bir di sebuah bar kecil di Sichahai. Untuk pertama kalinya selama ia mengalami rasa frustasi, ia minum sampai nyaris tak sanggup berjalan. Padahal dia punya banyak hal yang harus dilakukan. Persetan!
Dia bahkan tidak sadar bahwa selama minum seorang pemuda berwajah cemberut terus mengawasinya sampai dia keluar dari bar.

Ling Jiushi mendorong pintu, bersiap untuk disambut kegelapan. Namun lampu meja menyala dan Ling Xiaoyi duduk di sofa, bicara di telepon dengan seseorang. Ketika dia melihat kakaknya datang, ia segera mengakhiri pembicaraan.

"Kita akan bicara lagi nanti. Kakakku baru saja pulang. Bye..."

Melihat situasi yang di luar dugaan, membuat kegelisahan dan pikiran kacau Ling Jiushi semakin menjadi.

"Kenapa kau baru pulang selarut ini?" tanya Xiaoyi, heran melihat kondisi kakaknya yang berantakan.

"Dan kau ... kenapa belum tidur?" Alih-alih menjawab, Ling Jiushi malah balik bertanya kesal. Dia melepas sepatu lalu duduk di seberang Xiaoyi, menyandarkan bahunya yang lemas.

"Aku menunggumu pulang."

Ling Jiushi mengernyitkan kening.
"Bohong," tukasnya. "Kau tidak pernah menungguku pulang. Selalu pergi tidur tepat waktu. Belajar dengan baik dan tak pernah begadang. Sekarang..."
Cegukan menginterupsi kata-kata yang diucapkan secara kacau,
"... kau mengoceh di telepon tengah malam. Siapa yang kau ajak bicara? Sudah mulai pacaran, ya?"

Ling Xiaoyi tertegun. Sikap Ling Jiushi sangat aneh. Selama ini dia kakak yang baik dan selalu berkata baik. Juga jarang marah padanya. Tiba-tiba dia datang dengan mulut beraroma alkohol dan mengomel tanpa juntrungan.

"Kau sedikit kacau, Ge. Biar kuambilkan air minum."

"Tidak perlu. Urus saja pacarmu itu, jangan pedulikan aku, sialan!"

Xiaoyi hanya menggelengkan kepala. Mengabaikan gerutuan kakaknya, ia beranjak ke dapur mengambil sebotol air dingin dari lemari es. Yang duduk di sofa ruang tamunya saat ini bukan kakaknya yang biasa, dia tengah kacau. Mungkin menghadapi masalah yang mengganggu pikirannya.

"Minumlah, lalu pergi tidur." Dia menyodorkan botol air dengan wajah prihatin.

Ling Jiushi cegukan lagi. Menatap wajah adiknya dengan mata berkedip-kedip. Sesaat ia melihat bayangan wajah Chen Fei yang datar dan menyebalkan lalu mulai menggumamkan kata-kata tidak jelas.

"Aahh, sial. Mengapa semua orang punya pacar, sih?!"

Tangannya menerima botol itu lalu meminumnya perlahan-lahan. Beberapa tetes air mengalir di dagunya dan jatuh ke kerah kemeja.

"Kau pasti sangat lelah. Apakah pekerjaan barumu sangat berat?"

"Jangan bicarakan pekerjaan. Aku muak!"

Xiaoyi menghela napas dalam-dalam. Dia sangat mengenal kakaknya. Dengan hati-hati ia mulai bersikap persuasif dan memohon agar dia pindah ke kamar lalu tidur dengan tenang. Akhirnya Ling Jiushi hanya bisa patuh, menyeret kakinya dibantu oleh sang adik. Begitu tiba di kamarnya, dia jatuh ke atas tempat tidur, menggumamkan nama Ruan Lanzhu berkali-kali tanpa dia sadari.

Ruan Lanzhu? batin Xiaoyi, mengawasi ekspresi tersiksa Ling Jiushi.

Siapa Ruan Lanzhu? Apakah Boss-nya yang baru? Mengapa nama itu yang dipanggil kakaknya dalam kondisi yang sangat buruk?

Jangan-jangan dia biang kerok semua kekacauan ini. Apakah...

Ling Xiaoyi menutup mulutnya, ngeri dengan pemikiran sendiri.

Evil Love (The Spirealm) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang