Bab 1- Pertemuan

35 14 24
                                    

Hai, jangan lupa dukung author dengan vote dan komen. Happy Reading

 Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|•|

“Jika pertemuan adalah bagian terindah maka jadikanlah bertemu dengannya itu takdir yang bahagia.”

Teriknya panas matahari dengan jalanan yang penuh kendaraan berlalu-lalang, seorang pemuda tengah mendorong motornya. Tak ada satupun yang membantunya, mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Diliriknya jam tangan yang berada di tangan kirinya menunjukkan pukul 07.05 yang sedangkan waktu tempuhnya masih sedikit agak jauh.

"Hai, butuh bantuan?" tanya seorang gadis tiba-tiba dengan membuka kaca mobilnya.

Arlan tersenyum tipis melihat gadis tersebut. " Tidak apa-apa, ini udah biasa."

"Gue bantu boleh?" tawar sang gadis itu.

"Gak usah, gue bisa sendiri," tolak Arlan yang merasa tidak enak. Bagaimana tidak enak jika seorang perempuan yang menawarkan bantuan sedangkan yang lainnya saja tidak memperdulikannya.

"Gak apa-apa. Pak, sampe sini aja biar Nara bantuin laki-laki itu," pinta Reinara kepada sopir pribadinya.

"Baik, Non."

Reinara pun turun dari mobil sembari melambaikan tangannya kepada sopirnya. Ia lalu membantu Arlan untuk mendorong motornya untuk sampai ke sekolah.

"Apa di sini gak ada bengkel ya?" tanya Nara sembari melihat ke seluruh arah untuk mencari sebuah bengkel.

"Kayaknya gak ada," jawab Arlan yang masih menuntun motornya itu.

Sesekali Arlan melihat ke arah kaca spionnya untuk melihat gadis yang ada di belakangnya. Arlan tersenyum tipis ketika melihat Nara yang masih sibuk membantu dirinya mendorong motor miliknya yang tengah mogok.

Sesampainya di sekolah benar saja, mereka terlambat 10 menit. Arlan meminta Pak satpam untuk mencarikan bengkel terdekat untuk motornya itu. Lalu setelahnya mereka berdua pun harus di hukum. Arlan dan Nara melaksanakan hukuman mereka yaitu menyapu teras perpustakaan, walaupun ini hukuman ringan. Tetapi, Arlan tidak enak dengan Nara yang harus dihukum pula karena membantunya tadi.

"Maaf ya karena gue, lu jadi dihukum juga," ucap Arlan kepada Nara.

Nara yang sedang menyapu itu menghentikan aktivitasnya dan lalu menjawab, "Gak apa-apa kok itu udah tugas sesama manusia buat saling tolong menolong."

Arlan tersenyum kecut mendengarnya. Jika tugas manusia untuk saling tolong menolong lalu mengapa tidak ada yang menolongnya.

"Oh ya, lu anak kelas IPS 2 ya?" tanya Nara.

Arlangga | Haechan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang