Bab 4- Ingatan masa kecil

49 14 8
                                    

Hai, jangan lupa untuk vote dan komen ya. Ayo dukung author, ramaikan komentarnya dong. Happy reading

 Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|•|

"Bisakah aku kembali ke masa itu? ada rindu yang tidak bisa aku ucapkan. Namun, akan selalu terasa"


Desiran ombak menerpa baru karang yang menghadang. Langit sore dengan warna jingga itu membuat indah mata jika memandanginya. Di telusuri pantai tersebut sejengkal demi sejengkal. Dengan senang hati ombak itu menerpa jemari kaki itu.

Di liburan kali ini, Arlan memutuskan untuk pergi ke pantai. Dimana ia bisa menenangkan dirinya yang sedang kacau. Butuh energi yang lebih untuk mengembalikan semuanya. Pria itu terduduk sembari menikmati suasana senja. Hingga mata hazelnya melihat ke seseorang yang ia kenali, Reinara?

Arlan hanya menatap dari kejauhan. Seperti yang ia lihat, Nara sedang asik bersenda gurau dengan beberapa temannya dan asik mengabadikan momen bersama mereka.

Disela-sela Arlan memandangi mereka. Pandangan Nara pun bertemu dengan Arlan sehingga membuat Arlan mengalihkan pandangannya. Nara menatap dengan saksama apakah itu benar Arlan atau bukan. Di lihat-lihat jika itu benar, sahabatnya yaitu Arlan. Gadis itu menghampiri Arlan yang tengah sibuk memandang ke arah lain.

"Arlan?" sapa Nara kepada Arlangga.

Orang yang ia sapa pun menolehkan wajahnya ke sumber suara. Di tatapnya gadis itu sembari berkata, "eh, iyaa, Ra?" Arlan menggaruk kepalanya sembari cengengesan.

Nara menggelengkan kepalanya. Gadis itu tidak heran jika Arlan ini memang agak lain. Nara pun duduk di samping Arlan.

"Lo sendirian ke sini?" tanya Nara sembari menatap wajah Arlan.

Arlan menganggukkan kepalanya sembari menjawab, " Iya, gue sendiri ke sini. Lagi pengen sendirian dan kebetulan ketemu lo juga di sini."

"Tumben gak sama bubub lo itu."

Arlan membulatkan matanya dan lalu tertawa. Ia tahu apa yang Nara maksud. "Mahen? hahaha gak lah. dia sibuk ngerjain tugasnya. Kalau gue mah bebas," ucap Arlan dengan santai.

"Sibuk sama soal-soal biologi ya," ujar Nara yang lalu diangguki oleh Arlan.

"Mahen mah anak ambis gak kayak gue. Gue santai sih sebenernya anak IPS nih bos senggol dong." Arlan menaik turunkan alisnya seolah menggoda Nara.

"Huek pengen muntah gue. Diem lo."

"Nara, gue kangen masa kecil gue," ucap Arlan dengan lirih.

"Kenapa?" Nara penasaran dan lalu mulai mendekatkan dirinya pada Arlan.

"Gue kangen Bunda, Ayah dan semua kenangan masa kecil gue. Gue ini sebenarnya bukan anak dari Ayah David, gue anak panti, Ra. Gue kangen Bunda," ungkap Arlan dengan jelas.

Arlangga | Haechan [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang