Minggu-minggu setelah operasi rekonstruksi tulang panggul Ibu Siti, kehidupan di Rumah Sakit Medika Nusantara terus berlanjut dengan rutinitas yang padat. Nadya semakin berintegrasi dengan tim medis, dan meskipun Andra tetap menjaga jarak profesionalnya, kedekatan mereka tampak semakin nyata. Namun, ketegangan baru muncul ketika sebuah kasus medis yang misterius datang dan menguji keterampilan serta dedikasi tim.
Pagi itu, Nadya baru saja memasuki ruang istirahat dokter ketika dia menerima panggilan dari Unit Gawat Darurat. Seorang pasien, Rina, seorang wanita muda berusia 25 tahun, baru saja dibawa ke rumah sakit dengan gejala-gejala yang tidak biasa: sakit kepala hebat, penglihatan kabur, dan mual yang parah. Setelah pemeriksaan awal, dokter di UGD mencurigai adanya masalah neurologis, dan Nadya diminta untuk bergabung dalam tim penanganan kasus ini.
Di ruang UGD, Nadya melihat Andra sudah berada di sana, bersama Dr. Ravi, seorang ahli neurologi yang terkenal. Rina terbaring di tempat tidur dengan ekspresi nyeri di wajahnya, dan tim medis sedang melakukan pemeriksaan awal.
Dr. Ravi: "Kami telah melakukan CT scan, dan tampaknya ada indikasi adanya massa di otak pasien. Kita perlu segera melakukan MRI untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan menentukan langkah selanjutnya."
Andra, yang berdiri di samping meja pasien, memandang Nadya.
Andra: "Dr. Nadya, Anda akan bertanggung jawab untuk mempersiapkan pasien untuk MRI dan memastikan bahwa segala sesuatu berjalan sesuai rencana. Ini bisa menjadi kasus yang rumit, dan kita harus memastikan bahwa kita tidak melewatkan detail penting."
Nadya mengangguk dan segera memulai persiapan untuk MRI. Dia merawat Rina dengan hati-hati, menjelaskan prosedur dan memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan oleh pasien yang tampak sangat cemas.
Nadya: "Rina, kami akan melakukan MRI untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang terjadi di otak Anda. Ini tidak akan memakan waktu lama, dan kami akan memastikan Anda merasa nyaman selama proses ini."
Rina mengangguk, tetapi tampak masih sangat khawatir. Nadya berusaha menenangkan pasien sambil memantau status vitalnya. Setelah MRI selesai, hasilnya menunjukkan adanya lesi besar di bagian otak yang kemungkinan merupakan tumor.
Di ruang konferensi, tim medis berkumpul untuk membahas hasil MRI dan langkah-langkah selanjutnya. Andra memimpin diskusi.
Andra: "Hasil MRI menunjukkan adanya tumor yang cukup besar di lobus frontal. Kita perlu menentukan apakah ini tumor jinak atau ganas, dan bagaimana sebaiknya kita menanganinya. Dr. Ravi, apa langkah pertama yang harus kita ambil?"
Dr. Ravi: "Kita perlu melakukan biopsi untuk menentukan jenis tumor dan merencanakan pengobatan yang tepat. Tumor di lobus frontal bisa mempengaruhi fungsi kognitif dan motorik, jadi kita perlu berhati-hati dalam penanganannya."
Nadya merasa cemas mendengar kabar ini. Dia tahu betapa pentingnya biopsi untuk menentukan langkah pengobatan yang tepat, tetapi dia juga merasakan beban emosional dari situasi ini.
Nadya: "Apakah ada risiko besar terkait dengan biopsi ini, Dr. Ravi?"
Dr. Ravi: "Setiap prosedur invasif tentu memiliki risiko, seperti infeksi atau perdarahan. Namun, dengan persiapan dan perencanaan yang matang, kita dapat meminimalkan risiko tersebut."
Tim medis kemudian merencanakan jadwal untuk biopsi dan persiapan pasien. Andra dan Nadya bekerja sama untuk memastikan bahwa semua persiapan dilakukan dengan sempurna. Selama proses persiapan, Nadya berusaha untuk tetap tenang dan profesional, meskipun dia merasa tertekan oleh kompleksitas kasus ini.
Beberapa hari kemudian, biopsi dilakukan dengan sukses, dan hasilnya menunjukkan bahwa tumor Rina adalah tumor ganas yang memerlukan perawatan intensif. Tim medis harus memutuskan antara menjalani kemoterapi, radioterapi, atau kombinasi dari keduanya. Rina dan keluarganya harus diberi penjelasan tentang pilihan-pilihan ini.
Di ruang pertemuan keluarga, Andra dan Nadya duduk bersama Rina dan keluarganya. Nadya merasa beban emosional semakin berat saat mereka menjelaskan diagnosis dan opsi perawatan.
Andra: "Rina, hasil biopsi menunjukkan bahwa tumor yang Anda alami adalah tumor ganas. Kami memiliki beberapa opsi perawatan, dan kami akan bekerja sama untuk menentukan yang terbaik bagi Anda. Perawatan ini mungkin termasuk kemoterapi, radioterapi, atau kombinasi dari keduanya."
Nadya: "Kami akan mendukung Anda melalui setiap langkah proses ini dan memastikan bahwa Anda mendapatkan perawatan yang terbaik. Kami juga akan selalu ada untuk menjawab pertanyaan dan memberikan dukungan emosional."
Rina tampak sangat terpengaruh oleh berita tersebut dan merasa sangat cemas tentang masa depannya. Keluarganya juga tampak sangat khawatir, dan suasana di ruangan menjadi sangat emosional.
Rina: "Apa yang harus saya lakukan? Bagaimana saya bisa menghadapi semua ini?"
Andra: "Kita akan bekerja bersama untuk merencanakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Anda tidak sendirian dalam perjalanan ini, dan tim kami akan selalu ada untuk membantu."
Setelah pertemuan tersebut, Nadya dan Andra keluar dari ruang pertemuan, merasa berat dengan tanggung jawab yang mereka bawa. Mereka berdiri di luar ruang pertemuan, berusaha mengumpulkan pikiran mereka.
Nadya: "Ini benar-benar kasus yang sulit. Saya merasa sangat berat melihat pasien dan keluarganya melalui semua ini."
Andra: "Ini bagian dari pekerjaan kita, Nadya. Kadang-kadang, kita harus menghadapi kenyataan yang sulit dan membantu pasien dengan cara terbaik yang kita bisa."
Nadya menatap Andra, merasa ada kedalaman emosional dalam kata-kata Andra yang jarang terlihat sebelumnya.
Nadya: "Dr. Andra, terima kasih atas dukungan dan bimbingan Anda. Saya belajar banyak dari pengalaman ini."
Andra hanya mengangguk, tetapi ada sedikit keleluasaan dalam tatapannya.
Andra: "Kita harus terus melanjutkan. Pasien dan keluarga mereka bergantung pada kita. Jangan biarkan emosimu mengganggu profesionalismemu."
Nadya mengangguk dan merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Dia tahu bahwa perjalanan ini masih panjang, dan dia harus terus berusaha untuk memberikan yang terbaik, meskipun beban emosional dan profesional kadang terasa sangat berat.
Dengan tekad yang baru, Nadya melanjutkan tugasnya, berusaha untuk tetap fokus dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh pasien dan tim medis.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing Hearts
RomanceKisah antara Dr. Andra Wicaksono yang merupakan dokter bedah kardiokasvular senior dengan seorang dokter residen yaitu Dr. Nadya Ardianti, yang saling menjalin keakraban dengan adanya sedikit bubuk cinta. Seiring berjalannya waktu kedekatan mereka s...