Setelah keberhasilan mengatasi krisis darurat di Rumah Sakit Medika Nusantara, Andra dan tim merasa lega. Namun, keberhasilan tersebut tidak datang tanpa konsekuensi.
Di pagi hari, Andra memulai rutinitasnya seperti biasa, tapi telepon dari departemen hukum rumah sakit membuatnya cemas. Nadya segera memberitahunya bahwa ada keluarga pasien yang tidak puas dengan keputusan menunda operasi mereka selama krisis kemarin.
Nadya (dengan nada khawatir): "Andra, kita punya masalah. Keluarga salah satu pasien yang operasinya ditunda mengajukan keluhan resmi. Mereka merasa dirugikan dan menuduh kita melakukan malpraktik."
Andra (menghela napas): "Aku tahu ini bisa terjadi, tapi aku tidak menyangka mereka akan secepat ini mengajukan keluhan. Kita perlu menangani ini dengan hati-hati."
Andra segera mengadakan pertemuan dengan departemen hukum dan tim manajemen untuk mendiskusikan langkah-langkah yang harus diambil. Di ruangan rapat, ketegangan terasa jelas.
Pengacara rumah sakit: "Kita harus mengumpulkan semua dokumen dan catatan medis yang terkait dengan pasien tersebut. Juga, pastikan kita memiliki catatan lengkap dari dokter yang terlibat dalam pengambilan keputusan kemarin. Ini bisa berkembang menjadi kasus hukum jika kita tidak hati-hati."
Andra: "Yang paling penting sekarang adalah memastikan bahwa semua yang kami lakukan kemarin sesuai dengan prosedur medis dan etika. Kami mengambil keputusan yang sulit untuk menyelamatkan nyawa, tapi kami harus memastikan bahwa tidak ada kesalahan prosedural yang bisa dieksploitasi."
Dr. Ratna, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, mencoba memberikan perspektifnya.
Dr. Ratna: "Keputusan yang kita buat kemarin adalah keputusan kolektif dan didasarkan pada kondisi darurat. Kita tidak bisa memprediksi bahwa akan ada keluarga yang merasa tidak puas, tapi kita bisa mengatasinya dengan menunjukkan bahwa semua tindakan kita sudah sesuai dengan protokol."
Andra mengangguk, mencoba tetap tenang di tengah tekanan. Setelah pertemuan selesai, dia bertemu dengan Aria untuk membahas situasi ini lebih lanjut.
Andra: "Aria, aku butuh semua catatan medis dan laporan dari tim yang terlibat dalam operasi kemarin. Kita harus siap dengan segala kemungkinan."
Aria (menanggapi dengan serius): "Tentu, Andra. Aku akan mengumpulkan semua yang kita miliki. Tapi jujur saja, aku tidak menyangka keluarga pasien akan bereaksi sekeras ini."
Andra: "Aku juga tidak. Tapi kita harus ingat, dalam dunia medis, setiap tindakan kita selalu diawasi dengan ketat. Ini adalah bagian dari pekerjaan kita, meskipun sulit."
Di sisi lain, keluarga pasien yang merasa dirugikan bertemu dengan media, menceritakan pengalaman mereka. Ini membuat situasi semakin sulit bagi Rumah Sakit Medika Nusantara. Berita tentang keluhan ini menyebar cepat, dan reputasi rumah sakit yang sudah mulai pulih kembali terancam.
Reporter: "Keluarga pasien merasa bahwa keputusan rumah sakit untuk menunda operasi adalah tindakan yang tidak adil. Apa yang Anda harapkan dari rumah sakit?"
Keluarga pasien: "Kami ingin keadilan. Kami paham situasi darurat, tapi kesehatan anggota keluarga kami juga penting. Mereka harus bertanggung jawab atas keputusan mereka."
Di rumah sakit, Andra mengumpulkan seluruh tim untuk berbicara secara terbuka tentang situasi ini.
Andra: "Kita berada dalam situasi yang sulit, tapi ini bukan pertama kalinya kita menghadapi tantangan seperti ini. Yang paling penting sekarang adalah memastikan bahwa kita tetap profesional dan transparan. Kami akan meninjau semua prosedur yang kami lakukan kemarin dan bekerja sama dengan tim hukum untuk mengatasi keluhan ini."
Aria: "Andra benar. Kita tidak bisa membiarkan hal ini mengganggu pekerjaan kita. Yang kita lakukan kemarin adalah untuk menyelamatkan nyawa, dan kita harus tetap teguh pada keputusan itu."
Nadya, yang selama ini setia mendukung Andra, memberikan pendapatnya juga.
Nadya: "Aku tahu ini berat, tapi kita semua di sini untuk mendukung satu sama lain. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan aku yakin kita bisa mengatasi ini juga."
Andra merenung di kantornya, merasa beban yang semakin berat di pundaknya. Dia sadar bahwa keputusan yang diambil kemarin, meskipun didasarkan pada kebutuhan mendesak, kini menjadi bumerang yang mengancam reputasi rumah sakit. Tapi dia juga tahu bahwa inilah kenyataan dunia medis yang penuh dengan keputusan sulit dan konsekuensi yang tidak selalu bisa diprediksi.
Andra (berbicara dalam hati): "Setiap keputusan yang kita buat di sini bukan hanya soal menyelamatkan nyawa, tapi juga menjaga kepercayaan. Aku harus lebih kuat dari ini, untuk diriku, timku, dan rumah sakit ini."Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Healing Hearts
RomanceKisah antara Dr. Andra Wicaksono yang merupakan dokter bedah kardiokasvular senior dengan seorang dokter residen yaitu Dr. Nadya Ardianti, yang saling menjalin keakraban dengan adanya sedikit bubuk cinta. Seiring berjalannya waktu kedekatan mereka s...