Episode 6: Ketegangan di Ruang Tunggu

16 1 0
                                    


Hari-hari berlalu setelah keputusan perawatan Rina dibuat, dan proses kemoterapi serta radioterapi dimulai. Di Rumah Sakit Medika Nusantara, kehidupan kembali ke ritme rutinnya, tetapi untuk Nadya, tekanan kerja dan tanggung jawab semakin berat. Namun, sebuah kejadian tak terduga akan menguji lebih jauh kemampuannya untuk mengatasi situasi medis dan emosional.

Pagi itu, Nadya baru saja menyelesaikan jadwal jaga malamnya dan sedang bersiap-siap untuk pulang ketika dia menerima telepon dari resepsionis rumah sakit. Ada pasien baru yang membutuhkan perhatian segera-seorang pria tua bernama Bapak Yanto, yang mengalami gejala-gejala pendarahan internal yang tidak terjelaskan.

Di ruang UGD, Nadya segera bergabung dengan tim medis yang sudah memulai pemeriksaan awal. Bapak Yanto, seorang pria berusia 70 tahun dengan riwayat hipertensi, tampak sangat lemah dan pucat. Tim medis, termasuk Andra dan Dr. Ravi, sedang berusaha untuk memahami penyebab dari pendarahan yang tidak terdeteksi.

Dr. Ravi: "Bapak Yanto mengalami penurunan tekanan darah yang signifikan dan tanda-tanda anemia. Kita perlu melakukan serangkaian tes untuk mengidentifikasi sumber pendarahan."

Nadya: "Saya akan mengatur dan menyiapkan semua tes yang diperlukan. Mungkin kita bisa mulai dengan melakukan endoskopi untuk melihat kemungkinan pendarahan di saluran pencernaan."

Andra mengangguk setuju dan memberikan instruksi lebih lanjut kepada Nadya.

Andra: "Pastikan semua prosedur dilakukan dengan hati-hati dan cepat. Bapak Yanto dalam kondisi yang cukup kritis, dan kita harus mengidentifikasi masalahnya secepat mungkin."

Selama persiapan untuk endoskopi, Nadya terus berkomunikasi dengan keluarga Bapak Yanto, mencoba memberikan penjelasan dan dukungan. Keluarga Bapak Yanto tampak sangat cemas, terutama ketika Nadya mengungkapkan betapa seriusnya kondisi tersebut.

Nadya: "Kami akan melakukan yang terbaik untuk mengidentifikasi penyebab pendarahan dan memberikan perawatan yang diperlukan. Mohon tetap tenang dan percaya pada tim medis kami."

Keluarga Bapak Yanto mengangguk, tetapi wajah mereka masih menunjukkan kekhawatiran yang mendalam. Nadya merasakan beban emosional dari situasi ini dan berusaha keras untuk tetap tenang dan profesional.

Setelah endoskopi dilakukan, hasilnya menunjukkan adanya ulkus yang berdarah di lambung Bapak Yanto. Tim medis memutuskan untuk melakukan tindakan cepat dengan memberikan transfusi darah dan melakukan pembedahan untuk mengatasi ulkus tersebut.

Di ruang pembedahan, Andra memimpin operasi dengan keahlian tinggi, sementara Nadya membantu dengan segala persiapan yang diperlukan. Namun, di tengah pembedahan, situasi menjadi semakin rumit ketika Bapak Yanto mengalami komplikasi dari pendarahan internal yang tidak terduga.

Andra: "Kita menghadapi pendarahan yang tidak terduga dari arteri gastroduodenal. Nadya, siapkan bahan untuk kontrol pendarahan dan pastikan bahwa semua alat tersedia."

Nadya bekerja cepat untuk menyiapkan bahan dan instrumen yang diperlukan, sambil berusaha mengatasi tekanan emosional dari situasi yang semakin sulit. Setelah beberapa jam yang penuh ketegangan, tim medis akhirnya berhasil mengatasi pendarahan dan menyelesaikan pembedahan.

Di luar ruang operasi, Nadya duduk bersama keluarga Bapak Yanto, yang masih menunggu dengan penuh harapan. Andra bergabung dengan mereka, memberikan penjelasan tentang hasil operasi dan langkah-langkah perawatan selanjutnya.

Andra: "Operasi berjalan dengan baik, tetapi Bapak Yanto masih dalam kondisi kritis. Kami akan terus memantau kondisinya dan memberikan perawatan yang diperlukan."

Keluarga Bapak Yanto: "Terima kasih, Dokter. Kami sangat khawatir, tetapi kami merasa lebih baik mengetahui bahwa Anda telah melakukan yang terbaik."

Nadya: "Kami akan terus bekerja keras untuk memastikan bahwa Bapak Yanto mendapatkan perawatan terbaik. Mohon bersabar dan tetap optimis."

Setelah keluarga Bapak Yanto pergi, Nadya dan Andra berdiri di luar ruang UGD, merasa lelah tetapi lega karena berhasil menyelamatkan nyawa Bapak Yanto.

Nadya: "Ini benar-benar hari yang berat. Saya merasa sangat terbebani dengan semua tanggung jawab ini."

Andra: "Itulah bagian dari pekerjaan kita. Kadang-kadang, kita harus menghadapi situasi yang sangat menegangkan dan emosional. Yang penting adalah bagaimana kita menangani tekanan dan memberikan yang terbaik."

Nadya melihat Andra dengan penuh rasa terima kasih, merasa ada kekuatan dan dukungan dalam kata-kata Andra yang selama ini jarang dia rasakan.

Nadya: "Terima kasih atas dukungan dan bimbingan Anda. Saya tahu saya masih banyak belajar, tetapi saya merasa semakin yakin berkat pengalaman ini."

Andra tersenyum tipis, sesuatu yang jarang dia lakukan, dan kemudian menepuk bahu Nadya.

Andra: "Anda melakukan pekerjaan yang baik hari ini, Nadya. Teruslah berusaha, dan ingatlah bahwa setiap pengalaman, baik dan buruk, membentuk siapa kita."

Nadya mengangguk dan merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan berikutnya. Meskipun dia tahu perjalanan ini tidak akan mudah, dia mulai merasa lebih percaya diri dalam kemampuannya untuk mengatasi berbagai situasi medis yang kompleks.

Bersambung...

Healing HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang