Bagi Baek Hyunwoo, Jerman memiliki banyak kenangan antara hubungannya dengan Haein. Tapi bagi Hong Haein, Jerman hanyalah sebuah negara yang memiliki warisan budaya dan juga beragam produk makanan dan melahirkan banyak tokoh dunia. Tidak ada satupun yang terkesan atau yang dia ingat tentang hubungannya dengan Hyunwoo semenjak mereka tiba disini kemarin sore.
"Waktu kita bulan madu, kau sangat menyukai tempat ini. Kau bilang karena kau menyukai namanya. " Hyunwoo terkekeh saat menjelaskan itu padanya.
Hari ini Pria itu sudah seperti Tour Guide pribadinya dan dia seperti wisatawan asing yang membutuhkan banyak penjelasan untuk tempat yang dia kunjungi.
Mereka menaiki anak tangga satu persatu di Istana Sannsouci. Hyunwoo menggengam tanganya dengan begitu erat, sesekali pria itu menoleh - memastikan bahwa dia baik-baik saja. "Tempat tanpa kecemasan dan air mata..." Pria itu berujar lagi, kali ini menghentikan langkah kakinya dan menatap Haein sekali lagi.
"Hmm?" Wanita itu bergumam menatapnya dengan bingung.
"Kau sering mengatakan itu padaku." Hyunwoo berkata lagi. "Dulu saat kau memutuskan untuk datang kesini sendirian, hanya tempat ini tujuanku untuk mencarimu. Kau duduk disana sendiri.." Pria itu menunjuk anak tangga yang ada di hadapannya dengan jari telunjuknya. "Aku ingat Hangatnya matahari sore saat itu meluluhkan ego dan gengsi kita berdua.." pria itu terkekeh lagi.
"Dulu Hubungan kita begitu sulit. Aku wanita yang penuh problematik." Haein bergumam sendiri, dia menatap sekekeling tempat itu dengan kedua matanya. Tapi sialnya tidak ada satupun yang dia ingat. Tidak ada kenangan apapun yang melintas di otaknya untuk di ingat hari ini - sekuat apapun dia mencoba untuk mengingatnya. Semua kosong. Tempat indah ini hanyalah milik Hyunwoo - pria itu mengingat semuanya dan dia tidak sama sekali.
Hyunwoo yang menyadari apa yang di pikirkan Haein pun akhirnya menarik wanita itu lebih dekat lagi kearahnya. "Jangan memaksakan diri" ucap pria itu. Dia mengelus punggung tangan Haein dengan tangan kanannya.
"Mwo?"
"Jangan memaksakan diri untuk mengingat. Biar aku saja yang menceritakan semuanya padamu." Katanya lagi.
Haein mendesah pelan. "Rasanya tidak adil jika hanya kau yang mengingatnya sementara aku tidak mengingatnya sama sekali." Kata wanita itu dengan wajah memelas.
"Tidak masalah. Aku sudah berjanji padamu kalau aku yang akan mengingatkannya padamu setiap hari." Kata pria itu, dia tersenyum ketika Haein berdecak pelan.
Haein terdiam. Dia menyimpan keluhannya lagi di dalam hati saat Hyunwoo kembali mengajaknya untuk menaiki satu persatu anak tangga itu sampai keatas. Mereka lagi-lagi terdiam lama saat tiba di tangga paling akhir, menarik napas perlahan dan Hyunwoo menarik wanita itu lebih dekat kearahnya - sedetik kemudian Haein merasakan Hyunwoo memeluknya dengan erat.
"Kau hanya perlu ada disisiku. Biarkan aku yang menceritakannya padamu. Itu janjiku sebelum kau di operasi dan melupakan memori jangka panjangmu." Ujarnya lagi yang entah kenapa menbuat Haein merasakan matanya mulai berair dan dia yakin dia akan segera menangis kalau dia tidak segera melepaskan diri dari pelukan suaminya.
"Apa sebelum aku di operasi kau memang pintar bicara?" Ujar wanita itu sambil memincingkan matanya menatap Hyunwoo. Sebagai bentuk pertahanan diri agar tidak menangis, Haein mulai mengerutkan keningnya dan melipat melipat kedua tangannya didepan dada.
Hyunwoo tertawa pelan. "Ya.. Aku memang pintar bicara dan berdebat denganmu." Katanya.
Haein hanya menggelengkan kepala dan berlalu begitu saja meninggalkan Hyunwoo, membuat pria itu hanya bisa tertawa melihat tingkah wanita itu yang suka berubah setiap detiknya. "Yeobo... Haein-ah..." panggilnya saat berusaha mengejar langkah kaki wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Tears (Season 2)
RomanceSetelah berhasil melewati masa krisis pernikahan dimasa lalu, Baik Haein maupun Hyunwoo sepakat untuk memulai kembali hubungan pernikahan yang telah retak itu. Bukan kah lebih baik Memilih untuk kembali jatuh cinta setiap hari dan berdebat sepanjan...