Pagi ini Haein tidurnya terganggu dengan aroma roti panggang dan juga aroma teh resberi yang tercium samar melalui indere penciumannya. Aromanya persis sama seperti aroma yang ada di toko roti yang sering dia dan Hyunwoo kunjungi saat berada di Berlin.
Tapi tunggu.. dia tidak sedang berada di Berlin. Seingatnya dia menghabiskan waktu semalam bersama Hyunwoo didalam kamar. Mereka mengobrol banyak hal tentang kehamilannya dan juga tentang larangan-larangan yang pria itu katakan padanya. Yang membuat mereka berdua akhirnya berdebat hanya karena larangan yang menurutnya sama sekali tidak masuk akal.
Haein benar-benar tidak habis pikir dengan apa yang Hyunwoo pikirkan. Pria itu mengatakan bahwa dia harus lebih banyak istirahat dari pada bekerja. Hyunwoo bahkan membuat peraturan baru kalau dia tidak boleh bekerja lebih dari delapan jam dan melarangnya untuk lembur di kantor. Pria itu juga membuat kesepakatan dengannya kalau apapun yang berurusan dengan kehamilannya pria itu harus terlibat - termaksud jadwal mengunjungi dokter kandungan. Dia juga di larang berpergian jauh. Dan yang paling menyebalkan Hyunwoo mulai turut andil dalam pola hidupnya termaksud makanan apa yang harus dia makan.
Haein merasakan seseorang membelai kepalanya dan dia semakin yakin bahwa dia sedang tidak bermimpi karena aroma roti panggang dan aroma teh rasberi itu semakin tercium dengan jelas dan jangan lupakan aroma parfum yang sudah di kenalinya.
Mau tidak mau Haein membuka matanya dengan terpaksa saat belaian di kepala mulai turun membelai wajahnya secara perlahan. Dia tersenyum tipis saat menemukan tatapan teduh dari si pemilik mata yang menatapnya dengan senyumannya pagi ini.
"Hai..." Hyunwoo menyapanya, pria itu benar-benar tersenyum manis padanya pagi ini membuat Haein mengernyitkan keningnya dengan bingung.
"Jam berapa sekarang?" Haein bertanya dengan suaranya yang serak sambil mencoba menghalangi sinar matahari yang masuk melalui celah tirai jendela dengan talapak tangannya.
"Hampir jam tujuh." Hyunwoo menjawab. Tangan pria itu bermain dengan rambutnya dan menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga. "Aku membawa roti butter dan teh rasberi untukmu." Hyunwoo memberitahu sambil menunjuk roti dan teh yang dia maksud yang dia letakan diatas nakas di samping tempat tidur.
"Kenapa teh rasberi? Aku ingin teh chamomile.." Gumam wanita itu sambil bersingkut bangun dari tidurnya.
"Teh rasberi dapat mengatasi rasa mual dan juga baik untuk masa kehamilan karena mengandung asam folat." Hyunwoo memberitahu, dia mengambil teh itu diatas nakas. "Aku membacanya di internet." Sambungnya lagi menjelaskan saat Haein menatapnya dengan tatapan bingung.
Haein berdecak, lalu dia menghela napas berat. Ini baru awal kehamilan dan pria itu baru tahu tadi malam. Dan dia harus menghadapi sikap aneh Hyunwoo selama hampir delapan bulan masa kehamilannya nanti.
Tangan wanita itu terulur untuk mengambil alih teh rasberi yang di maksud oleh Hyunwoo. Dia menyesapnya secara perlahan lalu mengernyit saat rasa asam dan manis terasa di lidahnya.
"Aaaa.." Hyunwoo memintanya untuk membuka mulut saat pria itu menyodorkan sepotong roti panggang ke hadapannya yang di terima Haein tanpa protes. Wanita itu mengunyah secara perlahan lalu tersenyum saat dia menyadari kalau Hyunwoo masih mengingat roti butter adalah kesukaanya selama mereka di Jerman.
"Enak?"
Haein mengangkuk semangat. "Rasanya Persis seperti di toko roti di Berlin." Ujarnya lagi sambil menelan roti itu dengan susah payah.
Hyunwoo tertawa lalu kembali meminta Haein untuk menerima suapan potongan roti itu lagi, tapi kali ini Haein menggeleng. Dia merasakan Sesuatu mendesak untuk segera di muntahkan. Dia mual, seperti yang sudah beberapa hari ini dia rasakan setiap pagi. Dengan cepat wanita itu mendorong tangan Hyunwoo yang ada di hadapannya, lalu bergegas turun dari atas kasur setelah menyerahkan gelas teh rasberi itu ke tangan Hyunwoo. Dia berlari ke kamar mandi meninggalkan Hyunwoo yang masih kebingungan diatas tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Tears (Season 2)
RomanceSetelah berhasil melewati masa krisis pernikahan dimasa lalu, Baik Haein maupun Hyunwoo sepakat untuk memulai kembali hubungan pernikahan yang telah retak itu. Bukan kah lebih baik Memilih untuk kembali jatuh cinta setiap hari dan berdebat sepanjan...