14. Jealousy?

2.2K 259 24
                                    

Terkadang ada banyak hal yang terjadi di luar kendali kita. Yang bahkan terkadang jauh diluar ekspektasi. Kita tidak diberi kesempatan untuk boleh bilang "iya" atau "tidak". Kita akan di paksa oleh keadaan untuk menerima semuanya, baik suka ataupun tidak. Jadi sebagai manusia hanya bisa menyiapkan mental untuk hal-hal yang diluar ekspektasi. Tapi masalahnya, Haein sama sekali tidak pernah berpikir bahwa masa kehamilannya yang baru akan berjalan delapan minggu ini sudah membuat dia jauh dari Baek Hyunwoo - suaminya.

Sudah hampir satu minggu ini mereka tidur secara terpisah. Dia tidur diatas tempat tidur sementara Hyunwoo diatas sofa. Awalnya Hyunwoo menolak dan mengajukan protes tapi saat pria itu menyaksikan sendiri bagaimana menderitanya dia dengan perubahan hormon kehamilannya, membuat Hyunwoo langsung sadar diri untuk mengalah - walaupun secara terpaksa.

Berada di dalam satu kamar yang sama tapi tidak bisa saling menjangkau cukup membuat Haein sedikit frustasi. Dia sudah terbiasa tidur diatas lengan pria itu atau diatas dada bidang suaminya. Dia sudah terbiasa menjadikan Hyunwoo sebagai bantal gulingnya. Dia sudah terbiasa berbagi tempat tidur bersama pria itu. Dia sudah terbiasa menyaksikan wajah suaminya ketika dia tertidur pulas. Tapi sekarang? Hanya untuk sekedar berpegangan tangan saja membuatnya mual dan ingin muntah.

Sampai kapan dia akan seperti ini?

"Kau baik-baik saja?" Sekretaris Na bertanya. Wanita itu dari tadi sibuk dengan ponselnya untuk mengatur agenda kerjanya, tapi sempat menoleh saat mendengarnya menghela napas panjang.

"Tidak.." Haein menjawab cepat.

"Kenapa? Masih sering mual?" Sebagai orang yang sudah pernah melewati masa kehamilan, Sekretaris Na tau bagaimana perjuangan masa-masa kehamilan di trimester pertama.

"Masih tapi Anehnya aku hanya mual dan muntah saat Hyunwoo berada didekatku." Haein berkata lagi dengan desahan samar. "Bagaimana bisa aku melewati ini?" Keluhnya lagi

Sekretaris Na menoleh lagi. Dia tersenyum tipis. "Trimester pertama memang mengerikan. Aku bahkan tidak suka mencium bau suamiku." Sekretaris Na berujar, dia tertawa kecil. "Kita hanya perlu menikmatinya." Ujarnya lagi.

Haein terdiam. Masalahnya dia tidak bisa jauh dari suaminya sendiri dan dia yakin Hyunwoo juga demikian.

Langkah Haein terhenti saat dia melewati ruang kerja pria itu. Didalam sana dia bisa melihat Hyunwoo sedang bekerja dengan timnya. Pria itu tersenyum lebar. Beberapa kali menimpali candaan pegawai wanitanya yang membuat Haein hanya bisa mendengus kesal. Apalagi saat dia menyandari bahwa Hyunwoo tidak lagi menggunakan jas abu-abu yang tadi pagi dia gunakan saat masih berada dirumah, pria itu hanya mengenakan kemeja putih pas badan yang jelas-jelas mencetak otot lengan atasnya dengan sempurna - beberapa kali Haein memperhatikan bahwa pegawai wanita yang ada didalam sana  jelas-jelas terpesona melihat suaminya.

Haein berdecak. Dia menoleh menatap Sekretarisnya yang masih berkutat dengan ponsel. "Na Biseo..." panggilnya

"Hmm?"

"Apa Direktur Baek terlalu tampan hari ini? Apa dia sengaja membuat pegawai wanitanya terpesona?" Haein bertanya dengan kening yang mengerut. 

Sekretaris Na menatapnya bingung. "Suamimu sering melakukan itu? Apa sekarang kau cemburu?" Tanyanya disertai senyum mengejek.

Haein menggeleng cepat. "Bukan itu maksudku." Dia membela diri karena terlalu gengsi untuk mengungkapkan rasa cemburunya. "Dia hanya terlalu tampan hari ini." Sambungnya.

"Suamimu?" Sekretaris Na menatapnya dengan kening berkerut.

"Hmmm."

"Apa kau tidak suka wanita lain melihat ketampanannya?" Sekretaris Na berujar dengan senyum terkulum. "Tapi apa kau cemburu?" Dia jelas-jelas sedang menggoda atasannya.

Queen Of Tears (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang