Sekretaris Na
"Dia akan marah padaku kalau dia tau aku sering memberikan informasi padamu. Tapi siang ini dia menghabiskan satu mangkok nasi."Ini bukan pertama kali Hyunwoo mulai meminta bantuan Sekretaris Na untuk memantau apa saja yang di makan istrinya. Sekretaris istrinya itu terlalu siap siaga memberi laporan walaupun tetap sering mengeluh karena takut kalau Haein akan memarahinya. Hyunwoo tersenyum saat mendapatkan laporan itu bahkan Haein menghabiskan satu mangkok nasi setelah tadi pagi dia kembali menyaksikan wanita itu mengalami mual dan muntah di kamar mandi dan menolak menyentuh menu sarapannya di rumah.
Entah sampai kapan Hyunwoo harus menyaksikan penderitaan Haein selama wanita itu hamil apalagi ditambah kesibukan Haein yang mulai menjadi musuh keduanya akhir-akhir ini.
Hyunwoo menghembuskan napas pelan. Pria itu berdiri dari kursinya, dia melangkah berjalan ke arah jendela kaca besar di belakang meja kerjanya - disana dia bisa melihat pemandangan gedung-gedung yang berjejer di siang hari, lalu dia menekan angka satu di layar yang menghubungkannya dengan Haein. Dia menunggu beberapa detik sampai akhirnya dia bisa mendengar suara wanita itu.
"Hmm.. yeobo eodiya?"
Haein dengan suasana hati yang berubah-ubah semenjak hamil dan Hyunwoo mulai bisa memahaminya. Kali ini suara wanita itu tampak ceria saat menyapanya di telepon dan itu yang membuat Hyunwoo tertawa pelan padahal tadi pagi wanita itu terlihat murung.
"Di ruanganku aku baru saja selesai meeting. Kau dimana?" Tanyanya sambil memasukan satu tangannya ke saku celana, walupun sebenarnya Hyunwoo tau keberadaan wanita itu sekarang dari Sekretaris Na.
"Kau belum makan siangkan? Aku membelikanmu tonkatsu. Sebentar lagi aku tiba di kantor." Beritahu wanita itu. Masih dengan suara yang sangat ceria.
Hyunwoo tertawa pelan. "Kalau begitu Aku akan menunggumu."
"Ya.. sampai nanti." Kata Haein sebelum sambungan diputus secara sepihak - kebiasaan wanita itu yang sudah di pahami oleh Hyunwoo sejak bertahun-tahun yang lalu.
Haein tiba di ruangannya tidak lama kemudian, dia menenteng paperbag bertuliskan logo restoran yang Hyunwoo yakin itu adalah menu makan siang yang di beli oleh wanita itu. Pria itu langsung berdiri dari kursinya, menghampiri Haein yang duduk di sofa di tengah ruangannya.
"Ice cream?" Kening Hyunwoo berkerut samar saat dia melihat Haein mengeluarkan kotak ice cream dari dalam paperbag.
Wanita iti hanya tersenyum. "Aku menghabiskan dua hari ini dan ternyata aku tidak mual lagi. Aku pikir aku harus makan ice cream setelah makan siang. Ah ngomong-ngomong aku juga membelikanmu satu." Kata Haein panjang lebar. Nyaris wanita itu seperti tidak bernapas saat mengatakan hal itu yang membuat Hyunwoo tertawa pelan melihat bagaimana Haein tampak semangat memakan ice cream miliknya.
"Kau membelikanku satu?" Tanya Hyunwoo
Haein mengangkuk. "Kau tidak mau?"
Hyunwoo tertawa. "Tentu saja aku mau." Kata pria itu
Hyunwoo mengambil tempat di samping wanita itu. Dia mengeluarkan kotak makan siangnya dari sana. Ada potongan tonkatsu kesukaannya, nasi, dan juga beberapa lauk tambahan. Aromanya benar-benar mengunggah selera. Dia sempat melirik Haein sekilas, biasanya wanita itu langsung mengernyit saat mencium bau makanan. Tapi kali ini Haein terlihat baik-baik saja.
Hyunwoo memasukan potongan besar daging yang di lapisi tepung itu kedalam mulutnya. Dia mengunyah secara perlahan lalu mengambil satu potongan lagi dengan sumpit dan mengarahkannya ke Haein. Wanita itu tidak menolak, dia membuka mulutnya lebar-lebar dan menerima suapan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Tears (Season 2)
RomanceSetelah berhasil melewati masa krisis pernikahan dimasa lalu, Baik Haein maupun Hyunwoo sepakat untuk memulai kembali hubungan pernikahan yang telah retak itu. Bukan kah lebih baik Memilih untuk kembali jatuh cinta setiap hari dan berdebat sepanjan...