11. What A Big Surprise

2.1K 249 31
                                    

"Gwenchana?"

Haein menoleh ketika mendengar pertanyaan Sekretaris Na sore ini, mereka dalam perjalanan kembali ke kantor setelah menghadiri pertemuan dengan salah satu koleganya. Dan lagi-lagi Haein merasakan kepalanya kembali berdenyut sakit - tidak sesakit seperti beberapa hari yang lalu, tapi tetap saja rasanya dia ingin segera pulang ke rumah dan tidur. Sialnya masih ada pekerjaan yang mengharuskannya untuk kembali ke kantor alih-alih pulang ke rumah - yang akhirnya membuat wanita itu memilih untuk memejamkan matanya dan bersandar di jendela mobil. Dan ternyata itu mengundang perhatian Sekretaris Na yang menemaninya seharian ini.

"Kau perlu ke rumah sakit dulu sebelum kembali ke kantor?" Sekretaris Na kembali bertanya, Haein bisa melihat ekspresi khawatir wanita itu saat melihatnya. Semua orang terdekatnya selalu memasang wajah khawatir setiap kali dia tidak enak badan dan itu membuatnya sedikit kesal.

Haein menggelengkan kepala. Menolak usul sekretarisnya itu. Bisa jadi kalau Hyunwoo mengetahui dia pergi ke rumah sakit, pria itu akan langsung kembali ke Seoul dan meninggalkan paman dan ayahnya yang sedang berada di Singapura. Haein bisa memprediksi segala kemungkinan yang akan pria itu lakukan jika dia memutuskan untuk ke rumah sakit.

"Kau terlihat tidak baik-baik saja. Kau bahkan hampir memuntahkan sushi yang kau makan tadi." Kata Sekretaris Na. Wanita itu masih menatapnya lama dan Haein hanya bisa tersenyum tipis. Dia memang menahan rasa mualnya saat makan siang bersama koleganya tadi. "Sebentar-sebentar..." Sekretaris Na berujar panik, kali ini tatapannya penuh binar. "Apa kau hamil?" Tanyanya lagi.

Haein mengerutkan kening. Pertanyaan sekretarisnya sama dengan pertanyaan keluarganya beberapa hari yang lalu. Hamil? Apa dia hamil? Sampai hari ini juga dia belum mendapatkan tamu bulanannya.

"Kau belum periksa?"

"Yah.. kenapa kau banyak bertanya?" Haein bergumam pelan, dia menyandarkan kepalanya ke sandaran jok mobil sambil memijit pelipisnya dengan tangan.

Sekretaris Na mengubah posisi duduknya, kali ini benar-benar menghadapnya. "Sejak kapan?" Tanya wanita itu lagi.

"Mwo?"

"Kau sering sakit kepala? Pusing? Mual? Sejak kapan?" Ulangnya

Haein terdiam. Dia menoleh menatap sekretarisnya itu dengan kening berkerut samar. Sejak kapan? Dia mulai menghitung dalam hati sejak kapan dia sering merasakan sakit kepala, pusing dan mual di saat yang hampir bersamaan. "Seminggu terakhir ini." Dia menjawab.

"Sudah tespek?"

Haein kali ini menggelengkan kepala. Sejak keluarganya memintanya untuk melakukan tes melalui alat tes kehamilan, Haein belum melakukannya. Dia masih takut hasilnya tidak akan sesuai dengan prediksi keluarganya. Dia juga tidak mau berharap berlebihan. Jadi selama beberapa hari ini dia hanya menyimpan alat tes kehamilan itu di kabinet di dalam kamar mandinya tanpa menyentuhnya sama sekali.

Sekretaris Na terdiam sesaat lalu dia tersenyum. "Aku tidak sabar menunggu kabar bahagia ini." Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya yang membuat Haein hanya bisa tertawa pelan dan kembali membuang muka menatap deretan gedung yang mereka lewati.

Diam diam Haein meletakan telapak tangan kanannya di atas perut. Dia terdiam lama, dengan segala kemungkinan yang kembali menari-nari didalam kepalanya. Apa benar kali ini ada nyawa yang hadir didalam rahimnya? Apa kali ini Tuhan berbaik hati padanya dengan menitipkan janin dirahimnya? Apa yang harus dia lakukan jika janin itu benar-benar ada di dalam rahimnya?

Apa dia harus melakukan tes kehamilan setibanya dirumah? Tapi bagaimana jika hasilnya negatif? Apa dia akan kembali kecewa lagi untuk kedua kalinya? Haein ingat Selama ini dia dan Hyunwoo tidak pernah membicarakan masalah ini. Mereka belum pernah membahas masalah anak setelah apa yang terjadi pada hubungan mereka di masa lalu. Haein tahu Hyunwoo masih mencoba untuk menjaga perasaannya dan dia juga masih menjaga perasaan pria itu. Membahas masalah anak masih bersifat sensitif bagi keduanya walaupun dia maupun Hyunwoo sama-sama sudah berdamai dengan masa lalu.

Queen Of Tears (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang