"Kau tidak ingin tidur?"
Heain bertanya untuk kedua kalinya malam ini saat lagi-lagi dia harus kembali menyusul suaminya ke dalam kamar bayi mereka melalui pintu yang terhubung langsung dengan kamarnya.
Pria yang diajaknya bicara itu hanya menoleh singkat. Lalu kembali menunduk - memusatkan perhatiannya pada bayi perempuan yang sudah tertidur lelap bahkan sebelum ayahnya pulang.
"Sepertinya dia mulai mirip denganku." Begitu Hyunwoo berujar, jelas-jelas mengabaikan ajakan istrinya untuk tidur.
"Kau sudah mengatakan itu berulang kali." Haein menanggapi dengan kesal. Masalahnya dia mulai bosan saat Hyunwoo selalu mengatakan bahwa Soobin sudah lebih mirip dengan pria itu dari pada dengannya. Seolah-olah memberitahunya tentang perubahan wajah bayi mereka saat ini.
"Aku pikir dulu Yang Gi hanya menghiburku saat dia memberitahu ku bahwa wajah bayi bisa terus berubah. Ternyata dia benar. Soobin sekarang mirip denganku." Hyunwoo terkekeh pelan. Begitu bangga karena akhirnya dia bisa mengklaim wajah Soobin yang saat ini benar-benar mirip denganya.
Haein berdecak. "Kau juga sudah mengatakan itu padaku." Gerutu wanita itu lagi yang membuat Hyunwoo tersenyum lebar.
"Tidak bisakah dia terus seperti ini? Aku benar-benar tidak siap jika dia mulai berhubungan dengan seorang pria." Hyunwoo berujar lagi yang kali ini membuat Haein mau tidak mau mulai menyeret kakinya untuk mendekati pria itu.
"Kau akan membangunkannya jika kau terus bicara seperti ini." Haein berujar pelan. Sepelan mungkin agar bayi berusia tiga tiga bulan itu tidak terganggu dengan keberadaan mereka. "Dan berhentilah memikirkan hal yang bahkan masih terlalu jauh untuk kau pikirkan." Omelnya lagi.
Hyunwoo hanya berdecak. Dia tau memang berlebihan rasanya memikirkan hal yang masih terlalu jauh untuk di pikirkan. Tapi tidak ada salahnya kan membayangkan jika suatu hari nanti Soobin akan memperkenalkannya kepada seorang pria yang dia klaim sebagai kekasihnya?
"Baek Hyunwoo?" Haein memanggilnya lagi dan pria itu menoleh. Dia tersenyum saat Haein mengulurkan tangannya - mengajaknya untuk keluar dari kamar bayi mereka dan membiarkan Soobin tidur dengan nyenyak tanpa gangguan siapapun. Pria itu menerima uluran tangan itu dan pasrah saat Haein menariknya untuk keluar.
"Kau mulai menyesal memindahkan anakmu ke kamarnya kan?" Haein menuduhnya saat Hyunwoo menutup pintu secara perlahan-lahan disertai helaan napas yang terdengar.
"Ya, seharusnya aku membiarkannya tidur di antara kita." Pria itu menjawab.
Haein menoleh, dia melepaskan genggaman tangan mereka lalu berdiri bersedekap dada di hadapan Hyunwoo. "Kau menyesal hanya tidur berdua denganku diatas ranjang?" Satu alisnya terangkat tinggi.
Hyunwoo seketika panik. "Aku tidak bermaksud seperti itu." Katanya cepat.
"Tidak.. kau terlihat menyesal. Kau bahkan tidak rela meninggalkanya di kamarnya padahal sebulan yang lalu kau yang suka rela menciptakan kamar bayi itu. Kau mengeluh karena kau tidak bisa memelukku karena Soobin ada diantara kita. Tapi sekarang....."
Hyunwoo bergerak maju dengan cepat dan menarik Haein ke dalam pelukannya. "Tenang oke?" Katanya sambil menepuk punggung Haein. "Aku tidak menyesal sama sekali. Aku benar-benar ingin tidur memelukmu." Katanya.
Haein berdecak didalam pelukan suaminya. Sementara Hyunwoo terdengar tertawa pelan.
"Kenapa kau tertawa?" Haein kembali melepaskan diri, dia menatap Hyunwoo dengan kening berkerut.
"Sudah lama aku tidak mendengar kau mengomel seperti ini." Kata pria itu lagi yang kembali membuat Haein berdecak.
"Ayo pergi kencan besok. Sejak Soobin lahir kau lebih sering menghabiskan waktu bersamanya dari pada bersamaku."tiba-tiba saja Hyunwoo mengatakan hal yang mungkin tidak seharusnya dia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Of Tears (Season 2)
RomanceSetelah berhasil melewati masa krisis pernikahan dimasa lalu, Baik Haein maupun Hyunwoo sepakat untuk memulai kembali hubungan pernikahan yang telah retak itu. Bukan kah lebih baik Memilih untuk kembali jatuh cinta setiap hari dan berdebat sepanjan...