5. Don't Open The Door

556 67 27
                                    

"Jangan pernah membukakan pintu untuk siapapun"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan pernah membukakan pintu untuk siapapun"

Itu adalah pesan Minho pada Jisung sesaat sebelum ia pergi meninggalkan Jisung sendirian di rumahnya, Jisung yang seorang introvert yang kerap kali menghindari kontak dengan orang asing tentu saja menganggap hal itu adalah sesuatu yang mudah untuk dilakukan.

"Apapun yang terjadi jangan pernah membukakan pintu untuk siapapun, Rumah ini dilengkapi dengan sistem perlindungan, tapi sistem itu hanya akan berfungsi jika seseorang memaksa masuk dari luar, jika kau mempersilahkan ia masuk sistem itu akan mengenalinya sebagai tamu" jelas Minho, Jisung yang pagi itu menikmati sarapan buatan Minho hanya mengangguk polos saat mendengarkan pesan Minho.

"Bagaimana kalau ada pengantar paket? Atau tetangga yang membutuhkan sesuatu?" Tanya Jisung jaga-jaga jika nanti ada hal yang mengharuskannya membuka pintu rumah itu.

"Diluar ada tempat yang disediakan untuk menerima paket, aku tidak membeli barang online apapun, kalaupun beli selalu lunas, dan aku tidak akrab dengan siapapun disini" Jelas Minho yang berbicara pada Jisung sembari mempersiapkan senjata dan berbagai alat lain yang ia masukkan ke dalam tasnya.

"Oh ya, kau bebas di rumah ini, tapi jangan masuk ke kamarku dan ruangan yang disana, ada banyak benda tajam dan berbahaya disana" Minta minho diikuti dengan tangannya yang menunjuk pada salah satu ruangan, Jisung mengangguk-angguk sambil menyantap makanannya yang begitu nikmat, Minho memang pandai memasak.

"Kapan kau kembali hyung?" Jisung sudah tidak merasa takut pada Minho karena Minho tidak melakukan hal buruk padanya selama 3 hari dia tinggal disana.

"Malam... Kau bisa memasak? Ada bahan makanan di kulkas, makanan instan juga ada" Minho sudah mempersiapkan rumahnya menjadi tempat yang siap menampung Jisung, dulunya dia tidak pernah menyetok makanan karena ia jarang dirumah, sekarang ia mulai membeli bahan makanan dan makanan instan untuk Jisung.

"emm... Apa ada yang bisa kulakukan untuk membayar ini semua? Aku tidak mungkin tinggal begitu saja di rumahmu" Jisung merasa tidak enak hati merepotkan Minho tanpa membayar apapun, dia adalah orang asing bagi Minho.

"Kau bisa membayarnya dengan memainkan piano untukku" Minta Minho.

"B baiklah..." Jisung mengangguk, Minho memiliki masalah tidur yang serius karena trauma yang ia alami sejak kecil, ketika Jisung memainkan piano yang ada di rumah itu, seketika Minho menjadi mengantuk, ia tidur begitu lelap ketika mendengarkan permainan Jisung yang begitu indah.

"Oh ya... Apa kau mengenal pria yang membunuh Yeri?" Tanya Jisung penasaran karena Minho adalah saksi kunci dari kasus pembunuhan itu, dia satu-satunya yang kemungkinan melihat wajah si pelaku.

"Aku tidak melihat wajahnya, tapi ada beberapa orang yang aku curigai, dan aku sedang mengumpulkan bukti-bukti cctv di sekitar TKP" jawab Minho, Jisung mengangguk-angguk.

"Aku akan mencari orang itu secara langsung, lagipula aku sudah menandainya" lanjut Minho.

"Menandai?" Jisung penasaran apa yang dimaksud Minho dengan 'Menandai'.

"Aku sudah melukai punggung tangan kanannya," Ucap Minho, Kini dia hanya perlu mencari orang yang punggung tangan kanannya terluka diantara orang-orang yang sudah ia curigai.

"Aku pergi dulu" darah Minho sudah terhenti dia juga sudah siap dengan segala yang harus ia bawa, iapun pergi meninggalkan Jisung.

"Hati-hati hyung"

Jisung hanya mengantar kepergian Minho dengan tatapannya yang merasa bersalah.

30 menit kemudian.

Jisung berjalan ke lantai 1 rumah itu setelah menyelesaikan sarapannya, dia senang berada di rumah Minho yang terlihat futuristik dan begitu nyaman, dia sering membaca buku-buku di perpustakaan Minho, tidak disangka pria yang pada awalnya memiliki image kriminal itu memiliki koleksi buku yang begitu banyak.

Jisung juga senang memainkan piano yang ada disana, akhirnya dia bisa bermain piano dengan leluasa tanpa harus mengenendap-endap seperti ketika di rumah keluarga Hwang.

Ketika dia tengah menelusuri rak yang berisi beberapa buku, tangannya terhenti pada salah satu album foto yang sepertinya milik keluarga Minho.

"hmmm apa ini milik keluarga Minho hyung?"

Jisung yang memiliki rasa penasaran tinggi segera membawa album foto keluarga itu ke tempat duduk yang berada tak jauh darinya, dengan semangat ia memeriksa foto demi foto yang ada di album itu, setiap kali dia melihat foto masa kecil Minho, dia akan tersenyum gemas, hingga akhirnya ada salah satu foto yang membuatnya sangat terkejut karena seseorang di foto itu sangat familiar.

"I ini..." Jisung terkejut saat melihat ada Hyunjin di Album foto itu, seingatnya Hyunjin ketika seumuran itu hanya berada di rumah keluarga Hwang, dia juga tidak ingat pernah bertemu dengan keluarga Minho sebelumnya.

"Minho hyung dan Hyunjin Hyung Apakah mereka..."


▄︻̷̿┻̿═━一




Sementara itu di sebuah klub malam, Youngjae menikmati segelas cocktail yang tersedia didepannya, kali itu Seungmin tidak ikut dengannya karena ia khawatir dengan seungmin yang sebelumnya digoda oleh pria hidung belang yang ada disana.

Dia kemudian melihat Bangchan, pemilik Club Malam itu datang dengan tangan kanannya yang di perban.

"Apa yang terjadi dengan tanganmu?" Tanya Youngjae yang memang akrab dengan Bangchan.

"Hanya luka kecil, bukan masalah" Bangchan tersenyum menjawab pertanyaan dari Youngjae.

TBC

Bangchan - 28 Tahun, pemilik Club malam, Mantan pacar Hwang Yeri, Putus dari Yeri karena menyukai Jisung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bangchan - 28 Tahun, pemilik Club malam, Mantan pacar Hwang Yeri, Putus dari Yeri karena menyukai Jisung.

Ni cerita kyk cerita haremnya Hanji lama2 😂😂

Trouble I'm In Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang