Han Jisung adalah anak haram dari tuan Hwang dengan Asisten rumah tangganya, Ibunya meninggal saat ia masih kecil, ia dikucilkan dari keluarga Hwang dan tinggal bersama para ART dibagian lain rumah itu, suatu hari Han Jisung yang memiliki jiwa penas...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠️ Chapter ini mengandung adegan yang tidak pantas untuk ditiru ⚠️
Hanya Fiksi ya!!
"Tenang saja aku akan menemanimu" Hyunjin menggenggam tangan Jisung dan tersenyum untuk menenangkan kekasihnya, Jisung menjadikan senyumannya sebagai topeng yang sengaja ia tunjukkan dihadapan Hyunjin.
Setelahnya mereka kembali ke apartemen dengan membawa barang belanjaan mereka.
Esok harinya Hyunjin mengajak Jisung pergi ke studio tempat pemotretan, mereka bertemu Jeongin yang baru selesai dengan pemotretannya.
"Jeongin" Hyunjin memanggil Jeongin yang tidak menyadari keberadaannya, Jeongin segera menoleh dan mendapati Hyunjin menemuinya dengan menggandeng tangan Jisung.
"Oh Jisung ikut kesini juga... Senang bertemu denganmu lagi" Jeongin menyapa Jisung dengan sopan, Jisung mencoba membalas sapaan itu dengan sopan pula, Hyunjin terlihat senang melihat interaksi keduanya.
"Kalian sudah saling kenal kan? Jeongin bisakah kau menjaga Jisung? Apa kau ada urusan lain?"
"Oh ya, tentu saja, aku tidak sedang buru-buru, aku juga ingin mengobrol dengan Jisung"
"Kau bersama Jeongin dulu ya, kalau ada apa-apa Jeongin yang akan membantu" Hyunjin berpamitan melepas Jisung di salah satu ruangan.
"Eh Hyunjin!" Jeongin berlari keluar mengejar Hyunjin mereka berada dibalik tembok sehingga Jisung tidak tau apa yang mereka lakukan atau bicarakan. Mungkin hanya obrolan atau ciuman singkat?.
Jeongin kembali untuk menemani Jisung, di ruangan itu Hyunjin sudah menyiapkan beberapa makanan seperti eclair mini, croissant, dan macaron yang sengaja ia pesan untuk Jeongin dan Jisung selama menunggunya. Keduanyapun saling mengobrol dengan canggung sambil menyantap makanan ringan dihadapan mereka.
Jisung terlihat lebih pendiam, hanya memakan sedikit makanan itu dan lebih banyak menatap ponselnya. Sementara Jeongin lebih aktif dalam obrolan itu, dia terlihat begitu ramah dan bersahabat.
"Permainan pianomu sangat mengesankan, aku tidak pernah melihat orang lain bermain sebagus dirimu" puji Jeongin, mencoba mencairkan suasana kaku diantara mereka.
Jisung tersenyum dan berterima kasih atas pujian Jeongin "Terima kasih."
Merekapun kembali menyantap makanan mereka, hingga Jisung menyadari sesuatu, Jeongin mengenakan cincin yang sama persis seperti yang dikenakan oleh Hyunjin. Jisung hanya sekali melihat Hyunjin memakai cincin itu, seolah keberadaan cincin itu memang sengaja disembunyikan darinya.
Jisung tertunduk diam, dia memang tidak melihat ada hal yang aneh dari Hyunjin selama beberapa hari ini, dia terlalu takut untuk bertanya, takut jika Hyunjin benar-benar sudah mengkhianati dan akan segera membuangnya. Jisungpun memutuskan untuk memancing Jeongin dalam percakapan mereka.