Dengan tergesa-gesa, Hyunjin segera membawa tubuh Jisung ke rumah sakit, begitu Jisung mendapat penanganan dan pintu ruang Urgences/IGD di tutup, tubuh Hyunjin segera terjatuh, seolah sisa tenaganya hanya untuk membawa Jisung kesana.
Hyunjin terdiam di depan pintu itu untuk beberapa saat, terlihat kosong menatap kedua tangannya yang tak berhenti bergetar setelah tadi ia gunakan untuk menggendong Jisung kesana.
Lalu ia berteriak dengan histeris, menangis dan kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi.
"Kenapaa? Kenapa kau melakukannya Jisuuung? Kenapaaa?" tangisannya bercampur rasa sakit dan bingung, beberapa orang berusaha menenangkannya, sementara Jeongin yang berdiri tak jauh darinya juga menangis, tubuhnya masih gemetaran semenjak melihat Jisung yang berusaha mengakhiri nyawanya sendiri.
"Maafkan aku" Jeongin bersuara lirih dengan nada yang dipenuhi dengan penyesalan, namun suara itu tidak bisa Hyunjin dengar, pria itu menangis sejadi-jadinya sehingga yang terdengar hanya suara tangisnya sendiri.
"Han Jisung kenapa kau melakukannya? HAN JISUNNG"
Melihat Hyunjin yang menangis dan terjatuh di lantai, rasa bersalah Jeongin semakin bertambah, iapun ikut menenangkan Hyunjin, berusaha mengajaknya untuk duduk di kursi tunggu.
"Dia akan baik-baik saja karena kalian segera membawanya kesini" ucap salah seorang perawat, Hyunjin mulai tenang setelah cukup lama, perawat itupun meninggalkan Hyunjin bersama Jeongin.
"Hyunjin-"
"Kenapa Jisung melakukan ini? Dia baik-baik saja kemarin, kami baru saja berkencan, dan dia terlihat... Bahagia tapi kenapa? Akkh.." Hyunjin tidak bisa menahan tangisnya, suaranya penuh getaran, kedua telapak tangannya ia gunakan untuk menutupi wajahnya. Jeongin hanya bisa menepuk punggung Hyunjin meskipun ia tau itu tak cukup untuk meghiburnya.
Saat Jisung mengatakan jika ia tidak mempercayai Rhino, Hyunjin mempercayainya, sebagai kekasih ia berusaha melindungi Jisung, memastikan Rhino tidak akan merebutnya kembali, tanpa ia tau jika ancaman terbesarnya justru ada pada diri Jisung sendiri, Jisung bergelut dengan pikiran akan pengkhianatan yang semuanya hanya manipulasi yang sudah ditanam dibenak Jisung oleh Rhino.
Sementara Hyunjin yang tidak mengetahui apaun tentang manipulasi Rhino itu, hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri setelah melihat kekasihnya berusaha menghabisi nyawanya sendiri.
Melihat Hyunjin yang terus menangis Jeongin terlihat semakin menunduk, gerak tubuhnya menunjukkan kegelisahan, sementara raut wajahnya tidak pernah lepas dari sesal.
Setelah cukup lama, Hyunjin menyadari sesuatu, Jeongin memakai cincin yang sangat dikenalnya, iapun menarik tangan Jeongin untuk melihatnya dengan lebih jelas.
Benar, itu adalah cincinnya yang telah hilang, Hyunjin terkejut ketika melihat cincin yang harusnya menjadi milik Jisung itu justru dipakai oleh Jeongin.
"Cincin ini..."
"Maafkan aku, Rhino yang memaksaku, aku tidak ingin menyakiti kau ataupun Jisung, aku–" Jeongin sudah tidak bisa memendamnya lagi, iapun mulai mengatakan pada Hyunjin yang sebenarnya, namun kata-katanya harus terpotong dengan tangisan, Jeongin bukan orang yang jahat, dia tidak pernah berniat melukai siapapun.
"Apa maksudmu? Rhino? Kau dan dia.... Jelaskan padaku Jeongin!" Hyunjin kebingungan dengan pernyataan Jeongin.
"Hiks... Sejak awal Rhino yang membiayai semua kebutuhanku, tempat tinggal, biaya kuliah, dan dia juga yang membuatku bekerja di tempat yang sama denganmu... Aku hanya menurutinya karena dia mengancam akan membunuh keluargaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouble I'm In
FanfictionHan Jisung adalah anak haram dari tuan Hwang dengan Asisten rumah tangganya, Ibunya meninggal saat ia masih kecil, ia dikucilkan dari keluarga Hwang dan tinggal bersama para ART dibagian lain rumah itu, suatu hari Han Jisung yang memiliki jiwa penas...
