“Kami menemukan donor jantung yang cocok!”
Changbin mengumumkan kebahagian itu, setelah bertahun-tahun mencari. Pasiennya akhirnya bisa menemukan pendonor.
“Benarkah, Dokter?”
Min Ji bahkan sampai meneteskan air mata bahagia. Ia memeluk sang suami dengan mata basah. Penantian mereka untuk kesehatan Jisung di depan mata.
“Kondisi Jisung harus segera melakukan tranpalasi sesegera mungkin. Saya akan menjadwalkan pemindahan hari ini juga. Kemungkinan, sore ini Jisung bisa melakukan pembedahan operasi.
Bang Chan juga ikut bahagia, mereka menunggu lama untuk mendapat donor jantung ini. Tanpa menyadari, jantung adiknya yang lain yang datang menggantikan jantung adik pertamanya.
“Jisung, bisa sembuh setelah inikan, Dokter?”
“Saya bisa menjamin delapan puluh lima persen, untuk kesembuhan Jisung.”
Bang Chan mengangguk dengan antusias. Akh, akhirnya Jisung bisa sembuh. Dengan begitu, mereka bisa berkumpul kembali. Felix pasti akan senang mendengar kabar gembira ini. Kembarannya akan sehat dan keduanya bisa melakukan semuanya bersama.
****
Minho, menutup tubuh Felix dengan kain putih. Ia sudah melakukan semua sesuai yang Felix inginkan.
“Siapkan berkas kematiannya.”
Perawat tersebut mengangguk.
Minho keluar dari ruang operasi, untuk menemukan Jeongin yang terduduk tanpa gairah di atas lantai. Seolah sebagian jiwanya hilang. Hanya Jeongin, satu-satunya orang yang menjadi kerabat Felix saat ini.
Minho mau tidak mau datang mendekati Jeongin untuk memberitahukan segalanya.
“Jasad Felix, sudah bisa dimakamkan sekarang.”
Pandangan Jeongin kosong, tidak memiliki setitik semangat sedikitpun.
“Kamu atau aku yang akan melakukan penghormatan terakhir untuknya?”
Jeongin berdiri, tubuhnya tampak lemah. Terlalu terguncang dengan kepergian Felix, tidak menyangka kalau Felix memilih pergi dari pada bertahan.
“Aku akan melakukannya,” jawab Jeongin dengan pelan.
“Kamu harus tabah, semua ini keinginan yang sudah ia putuskan dengan baik.”
Minho memberikan nasihat.
“Masalah pemakaman kita bisa membeli satu untuk Felix.”
“Tidak perlu, Felix sudah menyiapkan semuanya.”
Ah, sebegitu inginnya Felix pergi dari dunia. Sampai tanah pemakamannya saja sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari.
“Aku akan membantumu mengantar Felix, bersiaplah.”
Jeongin mengangguk kaku.
“Aku ingin bertemu, Felix.”
Jeongin meminta, setidaknya untuk yang terakhir kali. Ia ingin melihat sosok Felix.
“Di dalam, kamu bisa menemuinya.”
Jasad Felix, akan di antar ke ruang jenazah sebelum dibersihkan dan dimakamkan.
Jeongin mengangguk. Ia masuk ke dalam ruang OK. Ruang yang dipenuhi peralatan pembedahan.
Disana, jasad Felix terbujur kaku. Tertidur, tanpa bergerak lagi.
Jeongin mendekat, langka kakinya terasa begitu berat. Jeongin tidak sanggup, tapi ia ingin.
Jeongin membuka penutup kain, memperlihatkan wajah cantik Felix yang kini memucat pasti. Tanpa warna, tanpa ada lagi senyuman manis yang terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ultimul cadou
FanfictionRamalan itu mengatakan, kalau di antara Felix dan Jisung. Hanya akan ada satu orang saja yang bertahan hidup. Lantas siapa yang benar-benar bisa bertahan dengan baik, di antara si kembar ini.