Pengakuan tidak terduga

118 14 12
                                    

Sore itu, di Seoul Grand Park Camping, suasana begitu tenang dan damai. Udara sejuk menyelimuti area perkemahan, membawa aroma tanah basah yang bercampur dengan wangi dedaunan pinus. Cahaya matahari yang mulai meredup menembus celah-celah pepohonan, menciptakan bayangan lembut di atas tanah yang tertutupi rerumputan.

Lima orang terlihat menikmati indahnya sore hari di tempat perkemahan itu. Dua orang sedang sibuk di area dapur kecil mereka, memasak air untuk teh dan kopi. Sementara itu, tiga orang lainnya duduk santai di depan tenda, saling bercengkerama sambil sesekali tertawa ringan, menikmati momen kebersamaan yang langka ini.

Di dekat perapian yang mulai mengecil, kedua orang yang sedang menyiapkan teh dan kopi. Sesekali tersenyum saling menyapa, menikmati kehangatan dari tugas sederhana mereka. Hanni memulai percakapan sambil meracik kopi.

"Haerin, lo sering ngobrol sama Danielle, ya? Gue dengar dia cukup ngejar lo belakangan ini. Ada apa sih antara kalian?"

Haerin mengangkat alis, tetap fokus pada teh yang sedang dibuatnya 

"Tidak ada apa-apa di antara kita, Seonbae."

Hanni tertawa kecil, berhenti mengaduk dan mengambil gula sasetan.

"Serius? Dia tuh selalu cerita tentang Lo. Haerin. Kelihatan banget dia tertarik."

"Itu urusan dia, Seonbae. Saya tidak minta dia ngejar saya."ujar Haerin dengan nada sedikit datar, ia bahkan tidak menatap mata Hanni.

"Jadi lo nggak tertarik sama sekali?" Hanni menatap Haerin, mencoba membaca ekspresi wajahnya. Haerin membalas tatapan Hanni. Dia menghela napas, sedikit mengalihkan pandangan.

"Saya tidak peduli, Seonbae. Danielle Seonbae terlalu... ribut dan buat saya risih."

Hanni tersenyum kecil. Ia berjalan, mendekat ke arah adik kelasnya itu.

"Tapi, mungkin dia cuma ingin lebih dekat sama lo dan mencuri hati lo. Kadang dia juga nggak tahu caranya menghadapi lo yang selalu kelihatan dingin dan jutek."

Haerin menyimpan sendok teh dan menatap Hanni sekilas "Itu masalah dia, bukan saya."

Hanni tertawa pelan. Menurutnya, Haerin terlalu naif. 

"Oke, oke. Tapi, siapa tahu, mungkin nanti lo berubah pikiran. Secara Danielle memiliki pesona yang luar biasa, terlebih lagi banyak yang menyukai dia. Nanti lo nyesel."

Haerin mengangkat cangkir kopinya dan meletakkan ke nampan."Kita lihat saja nanti. Kalau begitu saya bawa kopi dan tehnya ke depan. Mari Hanni Seonbae."

*********

Di tengah suasana damai dan menenangkan di Seoul Grand Park Camping, matahari mulai meredup, menciptakan bayangan lembut di antara pepohonan. Angin sore yang sejuk berhembus pelan, memberikan kesan relaksasi sempurna bagi lima orang teman yang sedang duduk melingkar di depan tenda mereka. Di tengah cangkir-cangkir kopi dan teh yang masih mengepul, mereka tertawa dan bercengkrama, sesekali melemparkan lelucon kecil. 

Minji, yang selalu penuh ide, mengeluarkan botol kaca dari dalam tasnya. "Bagaimana kalau kita main Truth or Dare?" usulnya, dengan senyum penuh semangat.

"Setuju!" jawab Yunjin antusias, diikuti oleh anggukan dari yang lain.

Mereka mulai memutar botol, dan di ronde pertama, botol berhenti di depan Minji. "Pilih Truth or Dare?" tanya Yunjin dengan suara menggoda. 

"Dare." 

Yunjin tersenyum licik. "Lo harus menyanyi sambil meniup balon helium."

Minji tertawa. "Ah, baiklah. Siapkan telinga kalian!"  Ia mengambil balon helium, meniupnya, dan kemudian menyanyikan lagu pop favorit mereka dengan suara yang melengking tinggi. Tawa pun pecah, membuat suasana semakin ceria.

Hype Girl | DAERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang