Siang itu, lapangan SMA swasta di Korea Selatan dipenuhi siswa dan siswi yang bersemangat menyaksikan pertandingan basket antar sekolah. Suasana sangat ramai, dan panas terik matahari menambah intensitas hari itu. Para siswa duduk di bangku penonton atau berdiri di tepi lapangan, berteriak memberi semangat pada tim basket sekolah mereka.
Di tengah hiruk-pikuk itu, ada dua sosok yang mencuri perhatian lebih dari sekadar para pemain di lapangan.Danielle, primadona sekolah yang biasanya tak tertarik dengan olahraga, kali ini terlihat berdiri di pinggir lapangan, memperhatikan pertandingan dengan serius. Rambut bergelombangnya berkilau di bawah sinar matahari, dan kulit putihnya tampak kontras dengan pakaian seragam sekolah yang ia kenakan. Biasanya, ia lebih memilih untuk menghindari pertandingan seperti ini, tapi hari ini berbeda.
Para siswa yang berada di dekatnya mulai memperhatikan perubahan perilakunya. Danielle, yang selalu tampak cuek, tiba-tiba terpikat oleh permainan basket ini. Namun, bukan permainan itu yang menjadi fokusnya, melainkan salah satu pemain dari tim lawan. Seorang laki-laki dengan tubuh tinggi dan atletis, yang terlihat begitu percaya diri di lapangan, sering kali mencuri pandang ke arah Danielle di sela-sela permainan. Tatapan mereka bertemu beberapa kali, dan hal itu memicu kegaduhan kecil di kalangan siswa.
"Kenapa Danielle tiba-tiba nonton basket?"
"Siapa dia?"
"Apa pemain lawan itu kenal dengan Danielle?"
Saat pertandingan berakhir dengan skor seri, suasana di lapangan mendadak tegang. Para pemain mulai keluar dari lapangan, namun sang pemain lawan yang menarik perhatian Danielle tak langsung pergi ke ruang ganti. Sebaliknya, ia melangkah mendekati Danielle dengan langkah santai, senyum tipis menghiasi wajah tampannya.
"Apa yang sedang terjadi? Kenapa dia menghampiri Danielle?"
Sorak-sorai langsung pecah saat pemain itu tiba tepat di depan Danielle. Penggemar Danielle yang berada di sekitar mereka mulai menjerit kegirangan, tak percaya dengan apa yang mereka saksikan.
"Bagaimana kalau kita ke kantin setelah ini?"ucap pemain basket itu dengan suara rendah, tapi terdengar jelas di tengah keramaian
Danielle, tetap tenang meski menjadi pusat perhatian, hanya mengangguk. Senyumnya yang lembut tetap menghiasi wajahnya saat ia mengeluarkan botol air putih dari tas kecilnya, serta sapu tangan yang ia berikan kepada pemain basket itu.
"Minum dulu, kelihatannya kamu butuh ini."ujar Danielle dengan suara tenang dan senyum tipis menghiasi wajahnya.
"Terima kasih," ucap pemain basket itu sambil tersenyum, menerima sapu tangan itu untuk mengelap keringatnya.
Para siswa di sekitar mereka semakin heboh melihat interaksi tersebut. Mereka bertanya-tanya, siapa sebenarnya pemain basket ini dan mengapa dia begitu dekat dengan Danielle. Namun, terlepas dari semua sorakan dan bisikan, Danielle dan pemain basket itu berjalan beriringan menuju kantin, meninggalkan lapangan yang kini dipenuhi dengan spekulasi dan obrolan hangat tentang apa yang baru saja terjadi. Meski pertandingan berakhir seri, ada sesuatu yang lebih menarik bagi semua orang hari itu—misteri tentang hubungan antara Danielle dan pemain basket dari sekolah lawan.
------
Di kantin sekolah yang dipenuhi siswa-siswi yang sedang menikmati waktu istirahat siang, suasana mendadak berubah menjadi penuh rasa ingin tahu. Keramaian dan kebisingan biasa di kantin kali ini sedikit berbeda, karena sebagian besar siswa memperhatikan sebuah meja yang dikelilingi tawa ceria. Di sana, Danielle, sang primadona sekolah, sedang duduk bersama seorang pria tampan—pemain basket dari sekolah lawan yang baru saja berinteraksi dengannya di lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hype Girl | DAERIN
FanfictionDanielle Marsh merupakan siswi hits SMA Hype Nusantara. Siswi yang selalu ceria, dan ramah yang membuat ia terkenal. Pertemuannya dengan Haerin membuat dirinya mengenal arti cinta. Dikala ia tidak sengaja bersitatap dengan siswi bermata kucing itu m...