Berkemah

108 18 6
                                    


*

Happy Reading

*

Udara pagi itu terasa sejuk, seperti sapuan lembut yang membawa kesejukan dari pegunungan sekitar. Cahaya matahari baru mulai menembus kabut tipis, memberikan warna keemasan yang menyinari perkemahan di Seoul Grand Park. Pohon-pohon tinggi berdiri kokoh di sekeliling, memayungi tenda-tenda yang berjejer rapi di atas rumput yang masih basah oleh embun. Burung-burung berkicau pelan, seolah menyambut pagi yang baru.Di sekitar area perkemahan, pemandangan pegunungan yang hijau mulai terlihat lebih jelas seiring matahari yang terus meninggi. Jalan setapak yang mengarah ke kebun binatang dan taman botani tampak masih sepi, memberikan kesan tenang dan damai. Terdengar suara gemerisik dedaunan terdengar ketika angin pagi berhembus lembut.

Di dekat salah satu tenda, tiga orang tampak sibuk menata peralatan kemah mereka. Seorang gadis cantik berambut panjang, wajah oval serta alis tegasnya mengenakan kaos olahraga tengah memasang tiang tenda dengan teliti, sesekali melirik ke arah jalan setapak, berharap melihat dua temannya yang belum tiba. Di sampingnya, seorang perempuan berambut panjang dan berponi menyusun alat masak sambil sesekali menyeka keringat dari dahinya. Dia terlihat bersemangat, meski sedikit terganggu dengan kabel-kabel yang berantakan. Seorang lagi, gadis dengan rambut bergelombang dengan kacamata dan jaket tebal, sibuk merapikan matras dan kantong tidur di dalam tenda. 

"Kok mereka lama sekali ya? Mereka engga nyasar kan sayang?"tanya si gadis manis memperhatikan jalan setapak di jalannya. Sesekali memeriksa jam di tangan kirinya. 

"Mungkin mereka mampir ke suatu tempat dulu. Nanti juga sampai kok, sayang." 

Di ujung sana, sang gadis cantik dengan wajah ovalnya membalas perkataan kekasihnya. Ia sedang merapikan barang bawaannya. 

"Sabar, Hanni. Paling juga mereka udah deket.Ngomong-ngomong Ji, gue mau ambil barang lainnya di mobil."

Perempuan dengan rambut bergelombang lekas pergi dari sana. Mengambil beberapa keperluan yang masih tertinggal. Perempuan berwajah imut itu menghampiri kekasihnya yang terlihat kelelahan menyusun barang. Mengelap keringat yang mengucur dari dahi kekasihnya serta memberikan sebotol air minum guna menghempas dahaga. 

"Ututu, manisnya kekasihku ini. Makasi ya sayang."

Gadis tersebut menampakkan senyumannya yang manis. Begitu dirinya hendak menggerakan kakinya yang jenjang, berniat melakukan beberapa hal. Sang kekasih menghapus jarak di antara mereka. Meletakkan kedua tangannya pada pinggang ramping gadis imut di depannya. Entah sejak kapan ia selesai membereskan semua barangnya. Wajah mereka sangat dekat sehingga dapat tercium aroma vanilla dari kekasihnya. Gadis itu kikuk, kedua tangannya berusaha mendorong bahu kekasihnya agar menciptakan jarak. Malu, tidak seharusnya ia bermesraan di sana.

"Sayang, lepaskan. Bagaimana kalau Yunjin datang. Dan ada orang yang lihat."

Sang kekasih meletakkan jari telunjuknya di bibir kecil gadis tersebut. Meminta ia untuk diam. Di tempat itu tidak ada siapa pun, hanya mereka berdua. Sang kekasih tidak bisa menolak pesona dari gadisnya. 

"Sstt.. Engga apa-apa sayang. Di sini cuma ada kita aja.Hari ini kamu cantik sekali. Kamu dari tadi berusaha menggoda aku hmm?" bisik sang kekasih tepat pada telinganya. Ia semakin dibuat melayang tatkala merasakan sebuah benda lunak di area sensistifnya. Mengidik geli begitu sang kekasih menggigit pelan dan menjilat telingannya. 

"Ssshh.. sudah sayang. K..kita di tempat umum lo, hmmm." ujarnya berusaha merendam gejolak dari dirinya. Tubuhnya bahkan bergetar menahan sesuatu yang hendak mengedor keluar. 

"Apa sayang? aku tidak dengar? kamu tau, lehermu sangat indah. Kau sengaja mengikat rambutmu dengan gaya ponytail hemm?" 

Ia menengadah ke atas begitu benda lunak tersebut bermain di leher putihnya. Tangan kekasihnya memegang kedua sudut lehernya, bahkan tidak memberikan dirinya akses untuk bernafas sejenak. 

Hype Girl | DAERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang