Dinner bareng

115 15 8
                                    

Di sebuah sekolah menengah atas swasta di Korea Selatan, siang itu matahari bersinar terang, tetapi suasana di dalam sekolah sama sekali tidak tenang. Ketika bel istirahat berbunyi, gerombolan siswa segera berhamburan keluar dari ruang kelas, seperti aliran air yang tak terbendung. Beberapa menuju kantin dengan cepat, sementara yang lain bergerombol di depan papan buletin, berusaha membaca pengumuman terbaru. Tawa dan obrolan riuh mengisi udara, menciptakan harmoni yang berisik namun akrab.

Di sudut kantin yang ramai, empat sahabat—Hanni, Yunjin, Minji, dan Danielle—duduk di salah satu meja aluminium panjang, masing-masing sibuk dengan makanan mereka. Namun, sesekali mata mereka tertuju pada kerumunan siswa yang mendekati meja mereka. Seperti biasanya, Danielle, si primadona sekolah, menjadi pusat perhatian.

Seorang siswa laki-laki yang wajahnya memerah perlahan mendekat dengan sekuntum bunga, cokelat, dan sepucuk surat di tangan. "D-Danielle... Ini untukmu," katanya terbata-bata, sebelum menyerahkan hadiahnya dengan tangan gemetar. Danielle tersenyum lembut, menerima cokelat itu dengan sopan.

"Terima kasih," jawab Danielle dengan suara lembut, meskipun di wajahnya terlihat sedikit canggung. Siswa itu mengangguk dengan cepat dan pergi dengan langkah-langkah kikuk, disambut oleh tawa kecil dari teman-temannya di kejauhan.

Minji yang duduk di seberang meja tersenyum lebar sambil meminum es tehnya. "Setiap hari, engga pernah ada istirahat untuk lo ya, Dan?"

Yunjin menyikut Minji dengan senyum menggoda. "Kalau gue jadi Danielle, mungkin gue bakal mendirikan toko cokelat sendiri. Soalnya gratisan terus."

Danielle tersenyum tipis, sedikit menundukkan kepala. "Aku tidak pernah minta semua ini, tapi mereka tetap saja memberikannya," katanya dengan sedikit rasa bersalah.

Hanni yang duduk di sampingnya tersenyum dan merangkul Danielle. "Lo terlalu baik untuk menolak, Danielle. Lagipula, siapa yang bisa menolak cokelat gratis, Bukan?" 

Minji dan Yunjin mengangguk setuju.

Tiba-tiba, seorang siswi perempuan dengan raut wajah gugup maju, membawa cokelat dan sebuah surat kecil. Tanpa bicara banyak, dia menyerahkan bunga itu kepada Danielle, yang lagi-lagi menerimanya dengan sopan.

Danielle tersenyum dan berterima kasih, meskipun terlihat sedikit kewalahan. Saat siswi itu pergi, Minji bersandar di kursinya dan tertawa kecil. "Ah, kehidupan sebagai bintang sekolah memang berat, ya?"

Yunjin mengangguk setuju, "Tapi, setidaknya kita tidak pernah kekurangan camilan manis. Untung ada Danielle. Gue ambil satu ya, Dan."

Mereka tertawa bersama, sementara di sekitar mereka, kantin terus bergemuruh dengan suara-suara ramai para siswa yang sibuk menikmati waktu istirahat mereka. Di tengah hiruk-pikuk itu, persahabatan mereka tetap menjadi satu-satunya hal yang tidak pernah berubah, meski hari-hari terus berjalan dan hadiah terus berdatangan untuk si primadona sekolah.

"Jadi benar ya. Lo lagi deketin anak gedung sebelah, IPS 5. Siapa namanya, Kazuha?" tanya Minji menoleh ke arah Yunjin yang tengah tersenyum memainkan ponselnya. 

"Iya, gue juga dengar dari teman gue yang satu kelas sama dia. Ditambah karena keributan yang lo buat belakang hari lalu. Sumpah gue malu banget." imbuh Hanni. 

"Iya betul. Hehe, sorry. Prinsip gue, kalau udah suka sama orang ya harus dapat itu orang. Intinya doakan ya guys supaya doi bisa cepat luluh dan nerima gue."

Terdengar sebuah rumor, gadis cantik dari jurusan IPS 5 tersebut menjadi incaran Yunjin. Beberapa hari terakhir, Yunjin terlihat sibuk dengan dunianya sendiri. Sering tersenyum sendiri sambil lihat ponsel, jarang kumpul pas istirahat, bahkan sering absen mata pelajaran Biologi. Ternyata itu semua dilakukannya untuk melihat sang pujaan hati, Kazuha. Ia rela melewati mata pelajaran kesukaannya demi wanita pujaannya. Tak ayal lagi, banyak saksi mata yang menyaksikan kegilaan Yunjin demi bisa kenal dan dekat dengan Kazuha. Yunjin ini sebelas dua belas sama Danielle. Definisi akan ku cintai kamu secara ugal-ugalan, tetapi Danielle masih tahap wajar. Nah, kalau Yunjin, sudah di tahap absurd. Segala cara dicoba nya. 

Hype Girl | DAERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang