Persiapan camping

107 16 4
                                    

Suasana sejuk dari sekolah menjadi kesukaan sang gadis yang tengah mengabadikan momen di depannya. Menggerakan tangannya yang lihai membentuk suatu bentu di sketch book miliknya. Seperti rutinitas setelah berakhirnya jam sekolah. Gadis tersebut lebih menyukai menikmati sang mentari terbenam dari atap sekolahnya. Memperhatikan gedung-gedung dari atas sana sangatlah indah. Menghindar dari kerusuhan dunia dan kebisingan pikirannya. Menikmati kesendirian yang sangat ia dambakan. Alih-alih pulang ke rumah, ia akan meluangkan waktunya untuk keindahan ciptaan Tuhan dari atas sana. 

Setelah beberapa lukisan ia selesaikan. Ia memasukan sketch book nya dan mengambil earphone miliknya. Tidak lupa menyetel lagu kesukannya sembari memejamkan mata, menikmati angin yang menyapu wajahnya dan rambut lurusnya. Sekelebat memori kemarin melintasi pikirannya. Tanpa gadis itu sadari, ia tersenyum sangat lebar untuk pertama kalinya. Memori yang membuatnya merasakan perasaan acak. Entahlah, ia pun tidak tahu apa yang ia rasakan saat ini begitu bayangan seseorang terlintas begitu saja.

'Dia sangat lucu.'

"YA! Kau kemana saja?! Aku mencarimu dari tadi. Kenapa kau di sini? Kau tidak ingin pulang. Ayo kita pulang." 

Gadis dengan rambut lurus tersebut menengok begitu mendengar suara sahabatnya. Ia memasukan semua peralatan melukisnya ke dalam tas. Gadis tersebut dan sahabatnya melangkahkan kaki menuju gerbang sekolah. Dalam perjalanan, mereka melewati taman belakang sekolah. Gadis itu menoleh ke arah taman dan tersenyum kecil. Ada banyak sekali kenangan yang menyenangkan di sana. 





*******


"Aduh sempit banget. Lo bisa minggiran dikit engga sih."

"Gak bisa lah, kan gue duluan di sini buat lihat ayang beb Dani latihan. Mending lo pergi aja dari sini, ganggu gue aja tau!"

"Dih! Sok cakep lo! gue juga mau lihat my sunshine Dani latihan vocal."

"Sana gak lo!"

"Gak mau!"

"Ih sana!"

"Shireo!"

Suara gaduh dari luar membuat intensi beberapa manusia di dalam ruangan vokal menoleh ke sumber suara. Syukur saja, guru pembina sudah pulang lebih dulu. Ketua ekstra menginstruksikan tetap melanjutkan aktivitas, mengabaikan jeritan heboh penggemar sang primadona sekolah. Siapa lagi kalau gadis blasteran Korea-Australia, Danielle Marsh.

"Woy Dani! pada gila semua ya penggemar lo itu. Rusuh begitu demi bisa lihat lo latihan."

Laki-laki berkata mata dengan wajah imut menggelengkan kepalanya heran melihat ke arah jendela. Ia membenarkan kacamata miliknya lalu membereskan peralatan sehabis latihan. 

"Enak banget ya jadi lo Dan. Gak usah ke kantin untuk beli makanan karena pasti udah ada yang ngasi makanan ataupun minuman ke lo."sambungnya.

"Iya gimana lagi Won. Namanya primadona sekolah, pasti setiap saat selalu ada yang ngasi ini itu. Eh Dan, kasi tips dong. Gue juga mau kaya lu, punya penggemar bejibun seperti itu."Sahut Heeseung, kawan karib laki-laki berwajah imut itu. 

Danielle hanya menanggapi teman-teman ekstra nya itu dengan senyuman. Setelah selesai membersihkan ruangan latihan.

"Dani mah terkenal karena bakat dan kecantikannya. Jadi lo harus ganteng dan berbakat dulu baru bisa punya banyak penggemar." 

Hype Girl | DAERINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang