Sudah dua bulan sejak Seungmin meminta Hyunjin untuk berpura-pura menjadi kekasihnya. Sekarang Seungmin jadi sering menginap di apartemen Hyunjin sebab orang tuanya benar-benar telah mempercayai Hyunjin sepenuhnya. Dan Seungmin senang karena dia punya lebih banyak waktu untuk membicarakan banyak hal dengan Hyunjin—juga Jisung yang ternyata sangat antusias atas kehadirannya di apartemen mereka.
Hari ini Seungmin kembali menginap di apartemen Hyunjin dan Jisung. Sebenarnya Seungmin kadang merasa tidak enak pada Jisung karena terlalu sering meninap. Tapi Jisung nampak sangat bahagia saat dia ada di sana dan kadang meminta Seungmin untuk tinggal lebih lama. Mungkin dia senang karena akhirnya bisa punya teman yang berumur panjang selain Hyunjin.
"Seungmin!" sapa Jisung.
Tuh, kan.
"Iya? Kenapa Jisung?"
"Kamu sama Jeongin kenal dari kapan?"
"Baru sih, pas kuliah kemaren. Kenapa?" tanyanya balik.
"Penasaran aja,"
Seungmin tertawa ringan, "mau deketin Jeongin?"
"Maunya sih gitu kalau pacarnya tipe-tipe ganas. Tapi kalo pacarnya fragile kayaknya aku mending mundur,"
"Loh, kok gitu?"
"Soalnya kalau ganas dan beringas masih bisa dilawan. Kalau fragile biasanya disayang semua orang, bisa-bisa aku yang dirujak warga nanti,"
Seungmin tertawa, "iya juga,"
"Kok kamu dukung aku?"
"Kata Hyunjin kalau kamu ngomong diiyain aja," kekehnya.
"Anjir.."
"Tapi aku setuju kok sama kamu. Kalau pacarnya Jeongin ganas, dia pasti nggak suka sama aku, begitu pula sebaliknya. Jadi aku bakal dukung kamu,"
"Akhirnya punya temen yang sepemikiran.."
Seungmin tertawa, "oh iya, Hyunjin udah cerita belum soal informasi dari aku?"
"Informasi apa..?"
"Oh, belum, ya?"
"Belum.. Emang informasi apa?"
"Cara biar kita bertiga bisa mati,"
"Gimana..?"
"Aku perlu minta pendapat Hyunjin dulu soal ini. Aku nggak bisa ngasih tau kamu begitu aja karena kayaknya Hyunjin takut kamu kenapa-napa.."
Jisung menghela napas, "yaudah deh.."
Seungmin tersenyum kecil, "semoga dibolehin sama Hyunjin, ya..?"
"Iya.. Semoga.."
"Oh iya. Menurut kamu Hyunjin orangnya gimana?"
"Kamu suka Hyunjin, ya?"
"Ih, kok mikirnya ke sana?!" tanya Seungmin panik.
Dengan wajah yang memerah, tentu saja.
"Penasaran aja," kekehnya, "jadi?"
"Uh.. Gak tau, sih. Tapi kayaknya iya. Buat ukuran orang yang gak pernah pacaran, dia terlalu gentle,"
Jisung mengangguk setuju, "mungkin karena dia udah liat banyak orang sebagai contoh,"
"Iya juga.. Jadi menurut kamu, Hyunjin orangnya gimana?"
"Hyunjin.. Dia emang keliatan dingin, tapi sebenernya hati dia lembut. Dia bukan tipe orang yang peduli sama masalah orang lain, tapi dia bakal nolong orang yang keliatan punya masalah. Hyunjin itu.. Gak bisa ditebak. Selama temenan sama dia, aku nggak pernah tau jalan pikirannya. Aku tau dia suka nyimpen masalahnya sendiri, tapi aku nggak tau masalah apa yang dia simpen. Aku juga nggak berani nanya karena dia nggak akan mau ngasih tau aku.."
Seungmin mengangguk, "berarti dia emang nggak mau kehidupannya diintervensi sama orang lain, ya..?"
"Iya. Tapi akhir-akhir ini aku ngerasa kalau dia lebih membuka diri soal perasaannya. Mungkin karena kamu,"
"Eh? Kok aku?"
"Soalnya sejak kenal sama kamu, dia jadi lebih sensitif. Dia jadi bener-bener sensitif soal sikap sama penampilannya, dan gak jarang minta saran ke aku. Aku gak tau ini untuk memenuhi ekspektasi orang lain atau bukan, tapi pertanyaannya tulus dari hati. Jadi aku pikir kayaknya dia emang udah percaya sama kamu," jelasnya.
"Begitu.." balasnya mengangguk, "ini pertama kalinya Hyunjin begini?"
"Iya. Bahkan sama mantannya yang dulu aja dia nggak se-effort ini.."
Seungmin mengerutkan keningnya, "katanya dia nggak pernah pacaran?"
"Anggep aja nggak pernah, soalnya terakhir pacaran itu hampir seribu tahun yang lalu,"
"Ah.. Pantes.."
"Iya. Jadi dia nggak pernah menganggap kalau dia pernah pacaran karena emang udah lama banget,"
"Oh.."
-
To Be Continued
[Sunday, September 08 2024]
KAMU SEDANG MEMBACA
Brazil Ending • Seungjin [✓]
FanfictionBrazil Ending adalah sebuah delusi. Brazil Ending merupakan akhir dari sebuah situasi di mana seorang tokoh bernama Sam Lowry menarik diri ke dalam dunia fantasi buatannya di tengah kegiatan interogasi diiringi dengan senyuman karena merasa tak sang...