Satu minggu berlalu sejak kejadian berkelahinya Jisung dan Jeongin. Hyunjin yang memang tinggal di tempat yang sama dengan Jisung tentu saja merasa pusing tiap sahabatnya itu kembali sambil menggerutu karena dia bertemu Jeongin di luar.
Dan hari ini sepertinya Jisung tidak akan pulang ke apartemen, sebab dia bilang mau pergi ke bar dan menghilangkan kekesalannya pada Jeongin. Entah dengan siapa Jisung akan berakhir nanti, Hyunjin tidak peduli. Yang penting temannya itu pulang dengan selamat besok pagi.
Dan karena itulah Seungmin menginap di apartemen Hyunjin sekarang. Dia ingin membicarakan soal "kutukan" yang mereka bertiga miliki dengan Hyunjin—karena sepertinya Hyunjin pun belum mengatakan apa-apa pada Jisung tentang hal ini.
"Kamu belum bilang ke Jisung?" tanya Seungmin.
"Belum. Aku masih mau mikirin kemungkinan terburuknya kalau aku kasih tau dia."
Seungmin mengangguk, "terus kalau kamu.. Gimana..?"
"Aku? Gimana apanya?"
"Soal keinginan kamu untuk hidup. Kamu udah punya jawaban untuk itu?"
"Belum. Aku nggak tau apa lagi yang bisa aku perjuangin buat saat ini."
Seungmin menyandarkan dirinya ke sofa, "mungkin jawabannya memang ada tanpa perlu disadari? Kayak.. Mungkin kamu diam-diam mengharapkan sesuatu dalam hati kamu, tapi kamu gak sadar."
"Contohnya?"
"Ya.. Mungkin kematian Jisung? Kamu mau memastikan Jisung terlepas dari kutukan ini sebelum kamu mati karena mau bagaimanapun juga dia itu teman kamu."
"Oh.. Iya juga.."
"Berarti alasan untuk kamu bertahan hidup mungkin aja udah muncul tanpa kamu sadari. Tapi karena belum ada pemicunya, belum ada yang terjadi sampai sekarang."
Hyunjin mengangguk setuju, "kalau kamu sendiri?"
"Mungkin udah ada..?"
"Apa?"
"Aku nggak mau ngasih tau," kekehnya jahil.
Hyunjin mendengus geli, "sesuatu yang memalukan?"
"Mungkin iya, mungkin nggak. Tergantung persepsi aja."
"Yaudah."
"Oh iya, tadi mama nanya kapan kita nikah."
"Kamu maunya kapan?"
"Kok aku?!"
"Aku mah bisa kapan aja. Tapi kamu kan kerja? Emangnya kamu gak mau ngurus cuti dan segala macemnya itu?"
"Oh iya ya.."
"Kamu coba ajuin cuti dulu aja, nanti kita siapin bareng-bareng."
Seungmin mengangguk pelan, "nanti aku coba deh."
Hyunjin menyandarkan dirinya pada sandaran sofa, "menurut kamu, Jisung sama Jeongin bakal tonjok-tonjokan lagi, gak?"
"Mungkin? Jisung kayaknya dendam banget sama Jeongin."
"Jeongin kalau lagi ada masalah ke mana biasanya?"
"Gak tau, aku gak pernah ngurusin hal kayak gitu. Tapi yang pasti nggak di rumah sih, soalnya nanti kalau aneh-aneh ketauan sama sepupunya."
"Aku kira dia tinggal sendiri?"
"Nggak," kekehnya, "gak kuat dia nyewa apartemen sendiri, jadi ikut sepupunya."
"Oh.." balasnya mengangguk, "tapi lucu gak sih kalau mereka ketemu di bar, sama-sama mabok gitu, gak sadar kalau mereka make out," kekehnya.
Seungmin tertawa, "iya juga.. Pasti paginya langsung berantem lagi."
"Aduh, lucu kayaknya."
"Tapi Felix gimana nanti? Kan Jisung habis bantuin dia?"
"Kayaknya Jisung juga gak bakal ngasih tau hal itu ke Felix. Tapi menurut aku, Jeongin sama Felix bakal putus."
"Kok gitu?"
"Soalnya kemaren abis berantem. Dan kalau apa yang kita bayangin jadi nyata, kayaknya Jeongin bakal lebih milih buat mutusin Felix."
"Kenapa kamu bisa berspekulasi begitu? Kan kita gak tau apa yang ada di pikiran Jeongin?"
"Jisung kalau mabok itu nyusahin. Jadi dia bakal confess kalau dia suka sama Jeongin. Dan Jeongin nggak bakal ngelepasin Jisung gitu aja."
"Kenapa begitu..?"
"Aku udah ketemu banyak orang kayak Jeongin. Biasanya mereka bakal milih buat ngelepas pacarnya dan main sama yang baru. Mana Jisung juga kayaknya masih suka sama Jeongin, lagi.." ringisnya.
"Wah.. Kayaknya aku harus siap-siap nampung Felix nangis nanti.."
"Semangat ya," kekehnya mengusak kepala Seungmin.
Seungmin mengangguk pelan. Jantungnya berdebar kencang saat telapak besar Hyunjin sampai di kepalanya dan mengusaknya.
"Oh iya, kamu udah makan belum?" tanya Seungmin kemudian.
"Belum sih."
"Mau makan apa?"
"Aku bisa makan apa aja."
"Termasuk manusia?"
"Ya nggak lah," dengusnya geli, "ada-ada aja kamu."
Seungmin terkekeh, "siapa tau," balasnya, "yaudah kamu mau makan apa?"
Iseng, Hyunjin temukan sebuah jawaban yang menggelikan, "makan kamu juga boleh-"
Bugh!
"Nggak boleh!" balas Seungmin dengan wajah memerah tepat setelah sebelumnya memukul lengan Hyunjin.
"Aduh, iya-iya.."
"Yang bener jawabnya!"
Hyunjin tertawa, "apa aja terserah. Aku ikut kamu aja,"
Seungmin mendengus, "yaudah tunggu situ aja. Aku mau masak," balasnya seraya bangkit.
"Iya," balasnya sambil tertawa.
'Lucu,' pikir Hyunjin.
-
To Be Continued
[Tuesday, September 10 2024]
KAMU SEDANG MEMBACA
Brazil Ending • Seungjin [✓]
FanficBrazil Ending adalah sebuah delusi. Brazil Ending merupakan akhir dari sebuah situasi di mana seorang tokoh bernama Sam Lowry menarik diri ke dalam dunia fantasi buatannya di tengah kegiatan interogasi diiringi dengan senyuman karena merasa tak sang...