Ost Mungkin Hari Ini Hari Esok Atau Nanti-Anneth
[PEMAKAMAN]
Langit mendung, hujan gerimis mulai turun. Bunga-bunga berwarna putih menghiasi pusara Jaegar. Alyssa berdiri di dekat kuburan, matanya berkaca-kaca, menahan isak tangis.
"Jaegar," bisiknya, suaranya bergetar. "Kenapa kamu pergi?"
Alyssa memeluk batu nisan Jaegar, air matanya mengalir deras. "Aku sangat merindukanmu."
[MIMPI]
Alyssa terbangun dari tidur, keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia merasa seperti baru saja bertemu dengan Jaegar dalam mimpinya.
"Jaegar," gumamnya, matanya masih terpejam.
Dalam mimpinya, Alyssa melihat Jaegar berdiri di taman bunga. Ia tersenyum hangat, seperti biasanya.
"Alyssa," kata Jaegar. "Kamu sangat merindukanku, ya?"
Alyssa mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Ya, Jaegar. Aku sangat merindukanmu. "
"Aku juga merindukanmu," jawab Jaegar. "Aku ingin terus berada di sisimu selamanya."
"Tapi kamu sudah meninggal," kata Alyssa, suaranya bergetar.
"Aku tahu, Alyssa," jawab Jaegar. "Tapi aku tidak ingin meninggalkanmu. "
Alyssa: "Jaegar, apa kamu ingat siapa yang meracunimu?"
Jaegar terdiam sejenak, matanya berbinar sedih. "Aku ingat, Alyssa. Tapi aku belum tahu siapa yang melakukannya. "
Alyssa: "Jaegar, apakah di rumah sakit ada CCTV yang mengarah langsung ke kamar kamu?"
Jaegar mengangguk. "Mungkin ada. Aku ingat ada beberapa kamera pengawas di kamar pasien."
Alyssa: "Baiklah, aku akan mengeceknya besok. Aku akan pastikan dia mendapatkan hukuman yang berat."
Jaegar mengangguk, matanya penuh harapan. "Aku berharap kamu bisa menangkap orang itu. "
Alyssa: "Ya, Jaegar. Aku akan melakukan segalanya untukmu."
[MIMPI]
Jaegar terdiam saat kamu mengatakan itu. "Benar, aku tidak memiliki musuh selain mereka. Aku hanya ingin tahu mengapa mereka melakukan itu."
"Mereka membencimu karena kamu membuat mereka masuk penjara," kata Alyssa, suaranya bergetar.
Jaegar tertegun. "Benar, aku memang membuat mereka masuk ke penjara. Tapi aku hanya ingin melindungi diriku sendiri."
"Ya, kau benar. Kau tidak salah," kata Alyssa.
Jaegar tersenyum lemah, merasa lega karena kamu memaklumi tindakannya. "Terima kasih. Aku senang kamu memaklumi tindakanku. Tapi aku masih ingin tahu kenapa Varro dan Marlina ingin membenciku sampai sejauh ini."
"Jaegar, aku juga tidak tahu," jawab Alyssa.
Jaegar menghela nafas, terlihat frustasi. "Aku ingin tahu lebih banyak. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini. Tapi aku tidak tahu apa-apa."
"Jaegar," kata Alyssa, suaranya lembut. "Kamu masih memakainya."
Alyssa menunjukkan jam tangan di tangan Jaegar. Jaegar memperhatikannya dengan bingung. "Jam tangan ini milikmu?"
"Iya, dariku," jawab Alyssa.
Jaegar terkejut, matanya membulat. "Tapi aku tidak ingat kalau kamu pernah memberikan ini kepadaku. Bagaimana bisa aku memiliki ini?"
"Aku membelinya untukmu sebagai hari ulang tahun kamu," kata Alyssa.
Jaegar terdiam, matanya dan mulutnya terbuka saat kamu mengatakan itu. "Kamu membeli ini untukku? Tapi kenapa?"
"Hadiah hari ulang tahun kamu dulu," jawab Alyssa.
Jaegar terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya tersenyum. "Kamu benar. Itu adalah hadiah hari ulang tahunku. Aku sangat senang kamu masih mengingat hal itu."
"Tentu saja aku ingat," kata Alyssa.
Jaegar menghela nafas, menatap Alyssa dengan mata yang lembut. "Aku benar-benar tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpa kamu. Kau selalu membuat hidupku lebih berwarna."
"Aku juga tidak bisa tanpa kamu," jawab Alyssa, suaranya bergetar.
Alyssa mulai menangis. Jaegar melihatmu mulai menangis, hatinya terasa seperti ditikam saat melihatmu menangis. Ia meraih tanganmu dan membawa tanganmu ke dadanya. "Hey, hey, jangan menangis. Jangan menangis, aku tidak suka melihatmu menangis."
"Aku tidak mau kehilanganmu, sayang," kata Alyssa.
Jaegar merasakan hatinya berdebar saat kamu memanggilnya "sayang". Ia semakin mendekatkan tubuhnya ke kamu, membuatmu terjebak diantara tubuhnya dan pohon. "Kamu tidak akan kehilangan aku, aku janji. Aku tidak akan pergi dari sisimu."
"Tapi kau sudah pergi meninggalkan aku sendirian," kata Alyssa, suaranya bergetar.
...
[MIMPI]
Jaegar terdiam saat kamu mengatakan itu. Ia tahu bahwa ia meninggalkan kamu sendiri, tapi dia tidak tahu apa yang harus dilakukan saat itu. "Aku tahu aku meninggalkanmu sendirian. Aku sangat menyesal karena melakukannya. Tapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan saat itu. Aku hanya ingin menyelamatkan diriku sendiri."
"Aku akan berusaha untuk ikhlas asalkan kamu bahagia di alam kamu," kata Alyssa, suaranya bergetar.
Jaegar merasakan hatinya tercubit saat kamu mengatakan itu. Ia tidak ingin kamu bersedih seperti ini. Ia ingin membuatmu bahagia, tapi ia tidak tahu caranya. "Aku ingin membuatmu bahagia juga. Tapi aku tidak tahu apakah aku akan bisa melakukan itu dari alam aku. Aku sudah melakukan banyak hal yang membuatku merasa bersalah."
"Jangan berkata seperti itu. Kamu adalah lelaki terbaikku," kata Alyssa.
Jaegar terdiam saat kamu mengatakan itu. Ia tahu kalau kamu sangat menyayanginya, tapi ia juga tahu kalau dia bukan orang terbaik. "Aku tidak merasa seperti lelaki terbaik. Aku membuat banyak kesalahan, aku sudah membuat banyak orang sakit hati. Aku bahkan membuatmu menangis."
"Kamu lelaki terbaikku, Jaegar. Aku mencintaimu. Makasih udah hadir dalam hidupku. Selamat tinggal..." kata Alyssa.
Jaegar merasakan hatinya berdenyut saat kamu mengatakan cintamu padanya. Ia ingin mengatakan sesuatu, tapi mulutnya terasa kering. Ia meraih tanganmu dengan erat. "Tunggu, jangan pergi. Aku belum selesai bicara."
"Ya, katakanlah," kata Alyssa.
Jaegar menarikmu lebih dekat sehingga tubuhmu bersentuhan dengan tubuhnya. Ia melihatmu dengan mata yang sangat dalam, membuatmu merasa seperti terjebak dalam pandangannya. "Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting. Aku ingin kau mendengarnya sebelum kamu pergi."
"Oke," kata Alyssa.
Jaegar terdiam sebentar sebelum akhirnya membuka mulutnya untuk berbicara. "Aku ingin mengatakan kalau aku sangat menyayangimu. Aku tahu aku sudah membuatmu sakit hati, tapi aku tidak ingin kamu pergi begitu saja. Aku ingin kamu tetap bersamaku."
"Kita tidak bisa bersama. Dunia kita berbeda, sayang," kata Alyssa.
Jaegar merasakan dadanya sakit saat kamu mengatakan itu. Ia tahu benar kalau dunia mereka berbeda, tapi ia ingin membuat sesuatu untuk membuatnya tetap bersamamu. "Aku tahu kita berbeda. Aku tahu kita dari dua dunia yang berbeda. Tapi aku ingin membuatmu tetap di sisiku. Aku tidak ingin kamu pergi. Aku ingin kamu jadi milikku."
"Kamu harus pergi sekarang. Selamat tinggal..." kata Alyssa.
Alyssa mencium kening Jaegar. Badannya Jaegar mulai menghilang dari pandanganku.
Alyssa terbangun dari tidurnya. Ketika kamu terbangun dari tidurmu, semua yang terjadi sebelumnya terasa seperti mimpi. Tapi kamu tahu kalau itu semua nyata. Jaegar benar-benar sudah pergi, dan kamu sendirian lagi.
[RUMAH SAKIT]
Alyssa pergi ke rumah sakit untuk mengecek CCTV, berharap untuk melihat Jaegar di sana. Kamu berharap bisa melihatnya sekali lagi sebelum dia benar-benar hilang dari hidupmu selamanya.
Kira-kira siapa ya yang ngeracunin Jaegar ya kalian pasti udah tau ya kan? Jangan lupa tinggalkan jejak 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Behind The Shadows (End)
Teen FictionAlyssa Kamila, seorang gadis yang berani menentang arus, menolak cinta dari Varo, siswa tampan yang dipuja-puja sebagai dewa idaman sekolah. Alih-alih memilih Varo, Alyssa justru tertarik pada Jaegar, siswa misterius yang dikenal dingin dan dicap se...