0.9 :: What should I do?

407 39 5
                                    

haloo gess, aku update lagiii

jangan lupa vote sama komen yang banyak yaaa, pleaseeee

jangan lupa vote sama komen yang banyak yaaa, pleaseeee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SETELAH mendengar hasil itu, Byuta tak sadarkan diri. Dia langsung ditangani dibawa ke ruang UGD agar dapat beristirahat.

30 menit berlalu, Kaza menunggu. Akhirnya Byuta sadar kembali. Dirinya masih diam karena tidak menerima kenyataan pahit ini. Byuta bengong, menatap langit-langit ruangan rumah sakit dengan tatapan mata yang kosong.

Kaza menghampiri Byuta setelah ia keluar dari ruangan itu untuk mengabari keluarga Byuta.

"Gua udah kabarin keluarga lo. Mereka lagi on the way kesini." Ungkap Kaza memberitahu. Kaza meletakan surat hasil pemeriksaan yang ia dapatkan dari dokter ginekologi itu diatas nakas yang berada disamping ranjang rumah sakit.

Jujur saja, Byuta masih tidak menerima kenyataan ini, dan sekarang ditambah lagi dengan ketakutan dalam dirinya karena keluarganya tau masalah ini.

Padahal Byuta sendiri tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Byuta tidak tau apa yang harus dia lakukan untuk masalah ini.

"Lo hamil, By. Udah 8 minggu 3 hari. Kata dokter, kandungan lo masih trisemester pertama. Jadi lo harus bener-bener jaga kandungan lo. Dokter juga bilang, di trisemester pertama ini adalah yang paling sulit, karena lo bakalan berhadapan dengan mual, pusing, lemas, dan lain-lain. Gua cuma bisa berdoa semoga lo kuat jalaninnya ya By.." Ungkap Kaza dengan Byuta yang masih saja diam tak merespon apa-apa.

Kaza menghelakan napas melihat Byuta seperti ini. Dia juga bingung harus berbuat apa?

"Gua cuma bisa temenin lo sampai sini, By. Gua harus balik ke kampus. Gua juga udah bilang orang tua lo kalau gua cuma temen lo. Semoga mereka gak ngira macem-macem ya By."

"Sorry banget, gua gak bisa temenin lo sampai pulih." Ucapnya lagi.

Byuta masih diam. Jauh dalam lubuk hatinya, ia merasa sakit hati dan kecewa. Bak terjatuh dan tertimpa tangga. Setelah tahu kenyataan pahit ini, Byuta harus berhadapan dengan orang tuanya yang pastinya kecewa kepadanya, ditambah lagi dia harus kehilangan laki-laki yang pertama kali ia izinkan masuk ke dalam hidupnya.

Byuta paham maksud Kaza. Dia juga menerima itu, karena laki-laki mana yang akan menerima perempuan hamil jika bukan dia yang menghamili?

Kaza anak baik, dia pintar. Masa depannya akan hancur hanya karena dia terus bersama Byuta.

"Take care, ya By. Gua pamit." Ucap Kaza sambil mengelus tangan Byuta.

Ia pergi setelah itu, meninggalkan Byuta sendiri disini. Di dalam ruangan ini dengan sejuta kekecewaan, kesedihan, ketakutan, dan kegelisahan yang Byuta rasakan.

Byuta berteriak dalam ruangan itu, meluapkan semua yang ia rasakan. Tak sampai disitu, tangan Byuta bergerak memukuli perutnya sendiri, dengan harapan hari ini tidak pernah terjadi.

ByutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang