2.3 :: Anxiety

288 34 62
                                    

HALOOO GUYSSS!!

aku update lagi gess. kalian harus semangat komennya karena aku pun semangat updatenya

huehue

jangan lupa spam komennn

love uuu!

SEMENTARA Nakarma dengan Raphael yang kini sedang mencarikan rumah baru untuk Byuta dan Raphael tinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEMENTARA Nakarma dengan Raphael yang kini sedang mencarikan rumah baru untuk Byuta dan Raphael tinggal. Raphael sangat simple, jika menurutnya nyaman, dia akan memilih dan membelinya. Namun berbeda dengan Nakarma. Laki-laki itu tidak ingin Raphael membeli rumah yang jaraknya cukup jauh dengan rumahnya. Nakarma menginginkan mereka pindah di perumahan yang sama. Mungkin hanya bloknya saja yang berbeda. Alasannya, agar ia lebih mudah memantau Raphael dan anak kesayangannya itu.

"Udah sih, Kar. Rumah yang tadi gak jauh-jauh banget kok. Kan lo tau sendiri perumahan kita padet banget. Jarang pasti ada rumah yang dijual. Apalagi langsung jadi gitu. Pasti harus renovasi dulu." Celoteh Raphael yang sudah Lelah selama 3 jam mencari rumah dijual di perumahannya.

"Lo tuh berisik banget deh, El. Gua yakin diperumahan kita ada kok rumah yang dijual. Ya semisal rumah itu perlu renovasi, why not? Jadi malah enak, kan? Desainnya bisa nyesuaiin keinginan anak gua? Siapa tau dia mau request desain gitu?"

Raphael menghelakan napasnya. "Byuta gak seribet elo."

Nakarma melanjutkan pencarian rumahnya. Dirinya sendiri mulai terlihat kebingungan. "Padahal yang tadi cuma beda perumahan doang. Lo juga masih bisa terjangkau kalau mau main ke sana. Gak jauh-jauh banget lah dari rumah lo. Gak ada bedanya, semisal lo ketemu rumah dijual tapi beda blok doang." Keluh Raphael sambal menatap jalanan.

"Ya seenggaknya masih satu perumahan sama gua. Jadi gua masih bisa pantau lo ngapain aja sama anak gua." Jawab Nakarma dengan acuh. Tidak peduli, pokoknya harus tetap satu perumahan.

"Ya kalau yang lo mau masih bisa mantau gua sama Byuta, kenapa gak rumah gua aja lagi. Lo bisa mantau gua kan tuh sama Byuta. Bahkan dari balkon kamar lo juga udah keliatan bayang-bayangnya. Tcih, dipikir gua gak tau kelakuan lo kayak apa." Gerutu Raphael dengan sinis.

"Itu mah sama aja dong, lo tetep gak bakalan bisa lupain masa lalu lo?" Sahut Nakarma terus focus mengendarai mobilnya.

"Ya kan bisa direnovasi? Malah lebih bagus begitu kan kata lo? Byuta jadi bisa request desain apa yang dia mau." Balas Raphael membalikkan kalimat Nakarma.

Nakarma menghelakan napasnya. "Gak ngaruh lah, El kalau kayak gitu mah. Kenangan lo sama Juliette disitu semua. Even desain rumahnya udah beda, apa lo yakin bisa ngelupain dia?" Tanya Nakarma kepada temennya.

"Gua udah ikhlas, Kar." Jawab Raphael membuat Nakarma terdiam.

"Sampai kapanpun gua gak bakalan bisa ngelupain Juliette, karena dia cinta pertama gua. Tapi gua udah ikhlas dengan kepergian dia. Itu yang bisa membuat gua cinta sama anak lo."

ByutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang