Sedikit info mengenai Rigo, pemuda bermata sipit yang setiap harinya bekerja di sebuah kantor perpajakan. Mimpinya menjadi seorang penulis, sempat membuat beberapa buku namun tidak dia lanjutkan dan berakhir menjadi koleksi pribadi tanpa diterbitkan
Sebenarnya Rigo memiliki adik perempuan yang sangat dia sayang dan dia jaga. Namun Tuhan lebih sayang dengan adiknya sehingga saat di umur 6 tahun, Rigo dan Ibunya harus mengikhlaskan kepergian gadis kecil itu
Saat berangkat menuju kantor, Rigo selalu melewati jalan yang sama. Pohon besar di belakang taman kota yang selalu menjadi patokan kalau dia sudah hampir sampai ke tempat tujuan
Orang-orang biasa menyebutnya Pohon Sejarah, karena sudah tumbuh bersama dengan berdirinya kota ini. Menjadi saksi suka dan duka yang pernah dialami masyarakat kota. Bertumbuh lebih lama, lebih kuat dari yang diperkirakan
Disebrang Pohon itu berdiri, terdapat lapak jajanan basah yang tak pernah Rigo lewatkan. Saat berangkat atau pulang, Rigo selalu menyempatkan diri untuk mampir. Alasan lainnya karena ibunya menyukai jajanan yang sering Rigo bawa
"Hari ini pulang lebih awal ya nak Rigo"
"Iya cik, mengantar ibu ke stasiun untuk mengunjungi rumah nenek di desa"
"Oh, tadi pagi ada seorang gadis membawa kucing mampir kesini. Dia juga bilang kalau pemilik kucingnya akan pergi ke desa beberapa hari"
Oh, pasti Selena, batin Rigo. Ternyata anak itu membawa Bito jalan-jalan pagi. Pasti si Bito Bito itu akan betah dirawat oleh Selena. Kapan lagi dia bisa keliling kota, karena selama ini si kucing kecil itu hanya berada di rumah dan di toko saja
Membawa beberapa jajanan pulang ke rumah, Rigo tak sengaja bertemu dengan teman lamanya. Menyempatkan diri untuk menyapa sebentar, sekedar menanyakan kabar lalu melanjutkan perjalanan pulang yang sudah begitu dekat
"Kabari aku kalau kau butuh teman bermain bola"
"Iya, hati-hati Bas!"
Saat memasuki rumah, Rigo melihat ibunya yang sudah siap dengan barang yang akan dibawa. Pemuda itu dibuat melongo dengan apa yang baru saja dilihat
"Bu, hanya berkunjung 3 hari kenapa seperti pindahan rumah saja? banyak sekali barang yang harus dibawa?"
Pasalnya ada 2 tas besar, 1 kantor kresek besar, 1 ransel dan 1 tas kecil yang semuanya terisi penuh dan sudah ditata. Ibu Rigo hanya mengangkat kedua bahunya sebagai respon
"Tahu begini kupinjam mobil kantor untuk mengantar ibu. Dengan bawaan sebanyak ini mana kuat pundak dan lenganku bu"
Namun Ibu Rigo seperti acuh tak acuh. Berjalan keluar rumah sambil membawa satu persatu bawaannya
"Kau kan lelaki" Ucapnya yang malah membuat Rigo geleng-geleng kepala
"Apa lelaki tidak bisa mati karena kelelahan?" Saut Rigo yang malah mendapati pukulan di lengannya. "Hati-hati kalau bicara"
-- Toko Sania,
"Aku tadi melewati Pohon Sejarah yang selama ini hanya bisa ku angan-angan. Benar-benar besar dan terlihat kokoh"
"Kamu tahu? Tentang cerita orang masa lalu, kalau pohon itu akan ikut menjaga orang-orang baik saat sedang dilanda keterpurukan"
"Apa benar?"
"Tak sedikit yang percaya dan bilang kalau mereka pernah mengalaminya. Tapi aku sendiri tidak mau memberikan pendapatku. Semua yang terjadi atas kehendak Tuhan kan"
"Benar. Tapi kak, aku penasaran dengan ceritamu tentang Pohon Sejarah itu"
Sania baru sadar, yang diajak bicara saat ini adalah Selena si penuh rasa penasaran dan tantangan. Pasti anak itu akan terus menghantuinya dengan berbagai pertanyaan sampai dia menemukan jawaban
![](https://img.wattpad.com/cover/374984885-288-k791989.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloodline Rivalry
Short Story"Bloodline Rivalry" bercerita tentang seorang gadis pemberani yang terjebak dalam perseteruan lama antara musuh ayah dan keluarganya. Saat dia berjuang demi kelangsungan hidupnya, dia menemukan rahasia mengejutkan tentang garis keluarganya sendiri y...