HAPPY READING
◽◽◽
Javier dan alexa berdiri seraya menatap gedung yang menjulang tinggi di hadapan mereka. Alexa menoleh pada javier, mengapa pria ini membawanya ke sebuah perusahaan asing yang jaraknya lumayan jauh dari sekolah.
"ngapain kita kesini?" tanya alexa.
"ini perusahaan kakek gue, gue tau sedari kecil lo suka liat pemandangan kota dari atas gedung tinggi ini. Jadi gue inisiatif buat bawa lo kesini" sahutnya sambil tersenyum manis pada alexa.
Alexa tertegun, javier sangat mengetahui hal sekecil apapun yang alexa suka. Tapi yang menjadi pertanyaan kenapa alexa asli jatuh cinta pada alleric yang jelas-jelas bersikap dingin dibandingkan dengan javier yang galak-galak tapi perhatian?. Raganya di isi oleh jiwa stela yang mudah luluh pada perhatian sekecil apapun. Tentu saja mendengar itu sempat membuat stela tersentuh tapi sebisa mungkin langsung ia tepis karena teringat janjinya pada alexa asli yang cintanya pada alleric tidak akan habis walaupun sudah mati sekalipun. Stela benar-benar tidak habis fikir.
Dia berkata tanpa menyadari kalau dirinya benar-benar tidak tahu apa-apa tentang alexa, raganya saat ini. Yang ia tahu hanya alexa gadis gila yang termakan cinta, tidak lebih.
Kalau dilihat-lihat kembali, Alexa dan stela memiliki kepribadian yang hampir sama, bahkan suka melihat pemandangan kota dari atas saja sama. Stela berfikir mungkin ia memang sudah di takdirkan untuk memasuki raga alexa.
Ck, Bisa-bisanya ia memikirkan hal itu sekarang, padahal sejak dia bertransmigrasi ke tubuh alexa, ia masih bingung dengan apa yang terjadi karena latar belakang alexa sama sekali tidak diceritakan dalam cerita, sudah dibilang jika dia hanya disebut namanya sekali oleh alesya, protagonis wanita. Selebihnya tidak diceritakan secara detail, begitupula dengan keberadaan javier. Sama sekali tidak ada.
Dan hal itu yang membuat stela merasa pikirannya sudah selaras dengan dunia ini. bahkan ia hampir melupakan alur di novel itu padahal baru beberapa minggu tinggal disini. Ia menikmati hidupnya seperti dikehidupan sebelumnya.
"AL!"
Alexa terperanjat, ia menepuk kasar bahu kanan javier bersama mulutnya yang tidak tinggal diam ikut mencaci maki javier. Kebiasaan, pekerjaan orang itu hanya bisa ngagetin orang saja kali ya?. Lama-lama alexa bisa jantungan betulan.
"sekali aja bisa gak si jangan ngagetin gue mulu?!" omel alexa.
"lagian mikirin apa sih? Gue panggil-panggil gak nyaut padahal lo di sebelah gue" ujar javier yang menyadarkan alexa. Benar, seharusnya ia memikirkan itu nanti. Haaaa, begitu banyak pikiran yang harus ia pikirkan lagi.
"oke fine maaf! Btw mau sampai kapan kita berdiri terus disini? Kaki gue kering lama-lama" ucap alexa pada akhirnya.
Javier terlihat frustrasi, padahal sedari tadi ia terus bercerita dan juga mengajak alexa untuk segera masuk, tapi ia malah mendapatkan alexa yang tidak mendengarkannya sama sekali dan malah terbengong. "masuk" ia malas harus menjelaskan dua kali.
Alexa dengan langkah kecilnya mengikuti javier dari belakang.
"WOAH! gilak! Cantik banget?!" alexa mengeluarkan ponsel berlogo apel digigit setengah yang sudah sedikit usang itu. Alexa mengabadikan pemandangan kota yang damai ditambah dengan latar biru dari langit yang cantik melalui foto.
Javier membawanya pergi kelantai nomor 52. Yang dimana menurutnya sudah cukup tinggi. Dan seperti dugaan, alexa menyukainya.
Alexa berhenti memotret untuk melihat hasil jepretan gambarnya lalu tersenyum bangga, ia akan mempostingnya di feed instagram secondnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Figuran
FantasyKarena tertabrak truk angkutan saat sedang menyebrang, stela mati dan terbangun di tubuh salah satu figuran yang hanya disebutkan namanya sekali di dalam cerita? Stela sungguh tidak menyangka jika ia benar-benar bertrasmigrasi ke tubuh seorang figur...