AMU 19

252 47 0
                                    

Pagi harinya, Rava mengajak Tian untuk berolahraga panahan bersama di gym yang pernah Tian kunjungi bersama Chika.

" Kalo lu lagi punya masalah dalam percintaan, kenapa pergi ke rumah kakak lu tengah malem dan bukannya kerumah gua yang merupakan ahli percintaan ini? " Tanya Tian dengan nada sombong.

" Harusnya gua yang nanya ke lu, lu mau ngapain dirumah kakak gua di waktu tengah malam? " Tanya balik Rava.

"Haha, yah itu urusan orang dewasalah. Lu gak perlu tau" Jawab Tian gugup.

" Biar gua kasih tau lu ya, Yan. Lu yang paling kenal dengan keluarga gua dan gua juga gak peduli dengan gimana perasaan kakak gua ke lu gimana. Tapi asal lu berani nyakitin atau manfaatin kakak gua... " Ucapan Rava sengaja tak ia selesaikan, ia memanah tepat sasaran dengan matanya fokus pada Tian sebagai peringatan.

" Kakak lu itu terus² pengen jadi yang lebih unggul, selama ini dia berkerja keras buat dapetin duit. Gua cuma pengen dia santai sejenak aja" Ujar Tian.

" Seenggaknya kalo sama gua, dia Jadi gak perlu bersikap kaku sepanjang harinya " Sambung Tian.

" Gua udah perlakuin lu sebagai sahabat, tapi lu malah mau ngincer posisi sebagai abang ipar gua. " Seru Rava.

" Haha, ngomong² soal ipar. Gua yang sebagai abang ipar lu nantinya juga peduli kok ama lu. Udah waktunya bagi lu buat lakuin sesuatu terhadap hubungan lu dan si Ubi manis" Sahut Tian.

" Gangguan panik yang lu alamin itu bukan penyakit yang gak bisa disembuhin, lu harus bisa buru² ngatasinnya" Sambung Tian.

" Yah gua udah punya caranya" Jawab Rava.

" Gua gak yakin tu" Sahut Tian.

Dengan cepat Rava pun menunjukkan ponselnya dan memperlihatkan kontak anonim yang selalu ia mintai saran, yah meski sebenarnya yang dia chat adalah si Marsha🗿.

" Pakar Manis? Itu siapa? " Tanya Tian.

Tanpa berbicara, ia pun memberikan gestur bahwa ia memiliki pakar cinta sendiri untuk menangani masalah percintaannya dengan Marsha.

" Wah, gila gg juga temen gua ini ampe bisa mikirin ampe sana" Bangga Tian.

Setelahnya, mereka terus mengobrol dan makan siang bersama. Hingga sampailah malam tiba. Karena semalam tak pulang, ia pun disuruh oleh Chika agar pulang kerumahnya.

Ia mengendap² untuk masuk karena takut membangunkan Marsha atau pun Oline yang sudah tidur, namun ternyata Marsha masih berkutat dengan laptopnya di ruang tengah.

Marsha yang baru sadar kalo Rava pulang pun dengan gerakan cepat langsung menutup laptopnya dan pergi kedalam ruang belajar, ia tak ingin kejadian yang sama terulang lagi. Karena Marsha pikir, Rava pulang setelah minum alkohol lagi.

Rava yang kebingungan dengan sikap Marsha pun mencoba untuk menghampirinya. Namun, baru saja dirinya akan sampai. Marsha langsung keluar dan pergi kearah kamarnya.

" Dia lagi ngindarin gua? " Tanya Rava pada dirinya sendiri.

Di dalam kamar pula, Marsha seolah bingung dengan situasi saat ini. Ia tak tau harus bersikap seperti apa pada Rava.

" Apa aku tanya sama si  Sweet aja ya? Semua cowok kan pasti punya pemikiran yang sama. " Gumam Marsha.

Dengan cepat ia pun mengeluarkan ponselnya dan masuk kedalam aplikasi KuChat dan mencari nomor yang bernama Sweet.

Sweet

Pakar Manis

"Sweet aku mau nanya sesuatu ke kamu. "

After Meet UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang