Prekuel 4

22 4 0
                                    

Tebakan Gumayse meleset, Hatice tak terhenti di hari pertama, yang betul adalah hari kedua. Teeliminasi di episode ke empat dan gagal melewati revival test menghiasi jalannya.

Bagi peserta yang terhenti langkahnya, akan dibuatkan jadwal berbeda. Kebanyakan adalah jadwal promosi. Salah satunya Hatice yang diminta melakukan promosi dengan tema bagaimana membagi waktu antara menjadi atlet dan mahasiswa berprestasi, meskipun Hatice lebih suka disebut peserta lomba renang, karena atlet terdengan terlalu profesional untuknya.

Biasanya jam 5 pagi dia berlatih sendirian. Namun kini latihannya dimulai jam 7, dan ditemani banyak orang karena adegan latihannya akan digunakan dalam proses promosi. Bukan hanya cast, tapi para pegawai kolam renang hingga cleaning service ikut riuh di arena kolam.

Hatice memulai dengan melakukan jumpstart. Lalu mendayung hingga ujung. Take kedua diambil saat dia berenang di dalam air. Take ketiga saat melakukan flipturn. Itupun beberapa kali take harus diulang. Selama adegan syuting, teman-temannya bersorak untuknya.

"Ayo-ayo nih cowok-cowok ada yang berani ngelawan Tice nggak nih?" Tanya Kamila.

Awalnya semua menggeleng malu-malu, tapi satu persatu akhirnya turun ke dalam kolam, mencoba peruntungan.

"Isok nggak, renang biasa aja nggak usah pake kekuatan super?" tanya Bagas.

"Jangan pake gaya kupu, aku nggak isa, pake gaya bebas aja." tawar Max.

"Okeh, siap."

"Kamu dari luar, dari luar kolam, nggak boleh dari dalam." perintah Bagas.

"Ayo seng arek fisika ndang dihitung dia butuh gaya berapa buat mencapai finish."

"Sekali jalan atau bolak-balik ini?" tanya Hatice.

"Sekali ae, kon kok yok-yok o kayak pernah dapet emas aja." Yok-yok o dalam bahasa indonesia artinya adalah kebanyakan gaya.

"Okeh aku hitung ya, tiga, dua, satuuuuuu." Kata Kamila.

Sengaja Hatice memberi waktu beberapa detik untuk kontestan lain melaju sebelum dia turun ke dalam air. Meskipun begitu tetap dia keluar sebagai pemenangnya.

"Cepet banget loh, gila, kayaknya pake pintu doraemon sih ini sih."

"Ayo, coba kasih penantang yang seimbang lah."

"Brian coba Brian, dia kan dulu sekolah militer pasti bisa renang." Teman-teman yang lain menyoraki Brian. Sementara dia hanya duduk di kursi kolam renang dengan anteng, mengenakan sandal karet yang telah dikembalikan oleh Hatice.

"Loh kok aku itu lo."

"Ayo semangat ko Brian."

"Brian bisa gaya apa aja?" tanya Kamila.

"Bisa semua sih."

"Guayaaaaaaaaaa."

"Cocok, tuh mau estafet ganti gaya nih?" tantang Hatice dengan kacamata renang yang diletakkan di dahinya.

"Nggak bisa muter dalam air."

"Nggak papa nanti kolamnya yang kita puter." Canda Bagas.

"Aku nggak bisa kalo nggak pake kacamata renang, mataku sensitif."

"Pakai kacamata renang aku aja. Aku bisa nggak pake kok, udah kehitung berapa strokenya nggak mungkin natap." Hatice melepas kacamata berwarna biru dari kepalanya dan menyodorkannya kepada Brian. 

Brian terlihat enggan dan mau dalam waktu yang bersamaan. Teman-teman yang lain menyemangatinya. Akhirnya dia bersedia meski terlihat malu-malu saat melepas celana jeans dan kaos polonya. Ternyata dia sama seperti cowok lain yang memang semangat renang, dia sudah mempersiapkan diri dengan mengenakan celana renang terlebih dahulu.

Solace in a cup of teaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang