BAB 1

117 38 10
                                    

~°Siapa aku sebenarnya?°~

"Terima kasih telah menerima dan merawat ku dengan baik, dan terima kasih untuk semua kasih sayang yang telah kalian berikan."

Naura memutuskan untuk pindah dari panti dan meneruskan sekolahnya ke jenjang SMA, ia mendapatkan uang asuransi atas kematian ayahnya yang selama 10 tahun ini disimpan oleh pengurus panti.

Setelah berpamitan kepada para pengurus panti asuhan serta teman-temannya yang ada di sana, Naura akan segera pergi menuju ke rumah barunya, dengan perasaan campur aduk, ia melangkahkan kaki kanannya lalu membalikkan badannya seraya melemparkan senyuman kepada semua.

Sesampainya di rumah, Naura membereskan semua barangnya dan merapihkan seisi rumahnya. Setelah semua selesai, akhirnya ia bisa berbaring dengan tenang.

Naura memejamkan matanya sejenak, namun ternyata pikirannya tak memberinya jeda.

"Ishh, kenapa si harus muncul sekarang?!" Naura kembali membuka matanya.

Ia membangunkan tubuhnya dengan posisi duduk. "Tapi gue juga penasaran sebenernya gue ini siapa, gue bingung harus nyari informasi ke mana."

"Arrgghhh"

~~~

Hari pertama menjadi murid SMA, semua berjalan dengan lancar, semua terasa biasa-biasa saja bagi Naura, tidak ada yang menyenangkan, tidak ada hal yang membangkitkan semangatnya.

Menurut orang-orang, jatuh cinta saat masa SMA adalah hal yang paling menyenangkan dan akan sulit untuk dilupakan. Namun Naura termasuk orang yang tidak percaya "Cinta" Bagi dirinya jatuh cinta adalah hal paling konyol dan tidak akan berakhir menyenangkan.

Saat hendak pulang, ia melihat kumpulan orang-orang yang dihukum karena tidak mentaati peraturan yang telah ditentukan. Ia terus melangkahkan kakinya namun pandangannya tetap melihat ke arah lapangan.

Brukkk

"Aww" Naura terjatuh dengan posisi duduk.

"Makanya kalo jalan tuh liatnya ke depan!" ucap seorang pria yang tengah menabraknya, pria itu pun pergi meninggalkannya.

Naura berdiri, sorotan matanya memandang sadis ke arah pria tadi, "Minimal kalo salah minta maaf bro! Lo laki bukan sih?"

Pria itu menghentikan langkahnya, ia membalikan tubuhnya lalu menatap Naura dengan tatapan tajam khas mata elangnya, "Lo yang salah, kok gue yang harus minta maaf?"

Naura mendecak kesal, "Ckk.. Terserah lo." ia membalikan badan dan berjalan ke arah lain.

"Dih aneh," teriak pria itu.

Naura masih mendengarnya meskipun jarak mereka cukup jauh, "Lo lebih aneh."

Sesampainya di rumah Naura membersihkan badannya dan menghabiskan waktu di kamar.

~~~

(Day 2)

Mentari pagi menyinari luasnya lapangan pagi ini, semua siswa tidak diberi ampun oleh sinarnya. Naura berbaris bersama kelompok kelas sementara.

Sisa-sisa HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang