BAB 6

74 21 0
                                    

~°✯Happy Reading!✯°~

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

#Sesuatu yang tidak kau ketahui sebelumnya, sesuatu yang tidak mungkin bagimu, mungkin salah satunya merupakan bagian dari takdirmu, suka atau tidak, siap tidak siap, kau akan segera mendapatkannya, atau ia yang akan menemui mu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seorang anak perempuan berkulit putih, bermata indah, berambut lurus panjang lengkap dengan poni yang menutupi seluruh jidatnya. Ia memegang sebuah kincir angin minimalis yang terbuat dari kertas origami di tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya memegang setangkai bunga matahari. Anak itu tampak bahagia, sambil berlari ia berteriak "Kejar aku, kejar aku."

Dari arah belakang, tampak seorang anak lelaki berkulit putih, hidungnya mancung, rambutnya sedikit pirang, ia tengah mengejar sambil tertawa riang. Di tengah teriknya mentari, mereka berlari-lari sampai membuat kulit mereka terlihat kemerahan.

Di bawah pohon rindang, sebuah amparan karpet anyaman berada di atas rerumputan, banyak sekali makanan di atas karpet itu. Terlihat seorang ibu muda nan cantik beserta seorang bapak yang tengah meminum teh hangat.

Bruuukkkk, Naura terjatuh dari tempat tidurnya ke lantai.

"Awww.. bentar-bentar.. mimpi apa ya gue tadi? Kok bisa? Kok suasananya kayak gak asing? Kok gue tiba-tiba kangen? Tapi gue sendiri gak tau gue kangen siapa." Ucap Naura, rambutnya berantakan, begitu juga bajunya.

Naura melangkahkan kaki ke arah cermin rias di depannya, jantungnya berdetak lebih kencang. "Naura.. Naura.. Tarik nafas.. buang.. Apakah ini memori masa kecilmu Naura? Tapi ibu muda itu tidak seperti ibumu, kalau bukan mengapa kamu tiba-tiba bermimpi begitu? Lalu siapa mereka?"

Seperti biasa, aku selalu menanyakan pertanyaan yang bahkan aku sendiri tidak mengerti dan tidak tahu jawabannya (Membatin).

Naura memutuskan untuk berlari kecil ke taman kota, sekedar mencari sarapan dan menikmati udara pagi yang segar. Selain itu, ia juga ingin menghilangkan beban yang menumpuk pada kepalanya. Hangatnya mentari dapat membuat stamina bertambah, sepanjang perjalanan, ia menatap langit biru yang dipenuhi awan lucu.

Sebuah kursi minimalis berwarna putih yang terbuat dari kayu cendana di sebrang jalan sana menarik perhatian Naura. Tentu saja siapa yang tidak mau duduk di sana? Lokasinya yang strategis dan terlihat begitu nyaman Kursi itu tepat berada di bawah pohon rindang, di kelilingi oleh bunga warna-warni yang cantik, dan di depannya terdapat danau kecil yang menyuguhkan pemandangan langsung menuju puncak. Naura akan pergi ke sana setelah membeli minuman dan makanan ringan.

Tak berselang lama, ia kembali, ternyata kursi itu telah terisi oleh pasangan yang berusia sekitar 45-50 tahun, mereka membawa seekor kucing peliharaan yang lucu, kucing itu terlihat sehat dan terawat, perpaduan warna abu dan putih membuatnya terlihat elegan.

Kedua pasangan itu begitu mesra, kasih sayang tulus terlukis jelas di wajahnya melalui senyum manis di bibir mereka, serta tatapan mata yang terpancar penuh kehangatan.

Sungguh impian semua orang, menua bersama seseorang yang tersayang, menikmati embun pagi, menikmati hangatnya mentari, menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, berbagi cerita dan tertawa bersama hingga malam tiba. Akan berapa ribu kali kita saling memaafkan, berapa banyak kesalahan dan belajar bersama, kisah indah itu sangat menyenangkan untuk di jalani, jika kita melakukannya bersama dengan orang yang tepat.

Sisa-sisa HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang