BAB 21

9 2 0
                                    

~°✯Happy Reading!✯°~

~~~~~~~~~~'''''''''~~~~~~~~~~

#Stop Bullying!

(✿◕⁠ᴗ⁠◕)

~Seluruh siswa dipulangkan karena ada rapat guru

Naura menemani Meyra yang masih merasa lemas, ia telah mengajaknya pulang tetapi Meyra menolaknya, Meyra memilih beristirahat di ruang UKS. Ruang UKS terletak di bawah tangga mading, Naura celingak-celinguk ke atas yakni ruangan Osis, namun di sana pun sama sepinya, ia tidak berani masuk kalau tidak ada keperluan.

Dila dan Nina datang menjenguk Meyra, mereka terlihat begitu khawatir. Dengan panik Dila berlari dari arah luar, "Meyraaa lo kenapaa?" teriaknya.

Naura yang tengah melamun tersadar mendengar suara cempreng Dila. "Sttttt.. pelan-pelan, Meyra lagi istirahat," ucap Naura.

"Tau nih anak, susah banget diatur," jelas Nina.

"Ihhh Dila mah khawatir kababaturan, teu jiga maraneh," ucap Dila, ia berjalan ke arah Meyra yang tengah tertidur pulas.

"Kebiasaan, ngomong indonesia aja biar gue paham Dilaa," Nina mendekat lalu mencubit lengan Dila.

"Aww, makanya belajar tuh yang bener huhhh," Dila menjulurkan lidahnya. "Wleee."

"Dihh.. dasar," ucap Nina.

Naura melerai mereka berdua, "Stttttt udah udah, kasian Meyra lagi istirahat tuh," Naura mengajak mereka ke depan pintu.

"Eh Dila, lo kenal Arga? Katanya mantan Meyra, emang bener?" tanya Naura.

Dila membuka mata lebih lebar dengan mulutnya bersamaan. "Hah?? Arga? Sandi Argana bukan?" tanya Dila.

"Gak tau namanya, tapi tadi Meyra manggil Arga, dan orang itu bilang kalo dia mantan Meyra."

"Berarti bener dia Sandi Argana. Jadi Meyra begini gara-gara dia? Anj-- jelema ebel, nanaonan cenah kadieu?" ucap Dila.

"Dia pake seragam sekolah ini anjirr, gilaa." ucap Naura kesal.

"Hah?! Serius? Gimana tadi kejadian pas ketemu?" tanya Dila.

"Gue sama Meyra masuk lewat belakang kaan, tiba-tiba ada dia ngalangin jalan, mana killer banget, gue sampe di pegangin sama 4 orang loh dan mulut gue dibekap, Meyra juga ditahan sama satu orang, terus disuruh berlutut, gila banget! Dia dijambak, gue juga gak bisa lawan, untungnya keburu ada si Rakha, kalo gak ada dia gue gak tau bakalan gimana," jelas Naura.

"Serius? Masih we jiga nu gelo eta jelema, ishh maunya apa sih?" jelas Dila.

"Dila gue gak ngerti omongan lo hehe maaf, tapi gue mungkin bisa bantu, gue tahu siapa orang yang punya informasi mengenai kakak kelas," ucap Nina.

"Bentar, kok lo tau dia kakak kelas?" tanya Naura. Nina tiba-tiba terlihat kaget dan berlaga aneh seperti kebingungan.

"Nau, maaf mungkin sekarang gak penting soal itu," ucap Dila memotong. Ia memalingkan wajahnya ke arah Nina, "Siapa?"

Sisa-sisa HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang