~°✯Happy Reading!✯°~
~~~~~~~~~~~~~'''''''''''~~~~~~~~~~~~
#The moon is beautiful isn't it?
(っ.❛ ᴗ ❛.)っ
Sepulang sekolah Naura dan anggota OSIS lainnya hendak berpatroli, untuk memastikan bahwa semuanya aman terkendali, Naura kebagian berpatroli bersama Yusuf, mereka mengelilingi gedung belakang sekolah dan warung-warung yang berada di belakang sekolah.
Setelah semuanya selesai dan aman, Naura membeli minuman dingin beserta beberapa cemilan untuknya, karena Yusuf tak mau.
Saat ia hendak membayar, terdengar derap langkah kaki yang turun dari tangga yang berada tepat di depannya, ia menengadah, terlihat kaki jenjang ramping, ia mengenakan seragam sekolah beserta sepatu yang begitu mewah, saat pria itu turun Naura bisa melihat dengan jelas. "Rakha, katanya lo sakit? Tapi kok di sini?" teriak Naura.
Rakha yang tengah asyik mengisap rokok di tangannya menatap Naura dengan tenang. "Santai dulu gak sih," ucapnya datar, ia pergi meninggalkan Naura.
Saat Naura hendak mengejar, sang pemilik warung memanggilnya, saking penasarannya Naura sampai lupa belum bayar, ia pun segera membayar dan mencoba mengikuti Rakha, namun ternyata tidak ada tanda-tanda Rakha sama sekali.
Naura berdiri tepat di gerbang belakang sekolah ia menghela nafasnya dan melihat sekeliling, dari arah kanan ia melihat Yusuf sedang berjalan ke arahnya."Kenapa? Kayak ngos-ngosan gitu," tanya Yusuf.
"Tadi gue liat temen sekelas, dia pake baju seragam, ngerokok juga, tapi dia gak masuk sekolah hari ini," jawab Naura.
"Oh.. si Rakha.. Itumah udah biasa, namanya juga Raden, suka-suka dia ajalah" ucap Yusuf sambil memutar bola matanya, kesal.
"Hah?! Jadi dia gak pernah ditegur atau dapet hukuman apa gitu?" tanya Naura penasaran.
"Kurang tau, tapi kayaknya enggak. Leo juga gak pernah mau berurusan dengan dia."
"Kenapa?"
"Semua orang harus nurutin perintah dia katanya, dan Leo termasuk orang yang gak suka keributan."
"Hah?! hmm... Terus semua mau-mau aja nurutin dia? Semua orang pada kenapa sih? Yang ada makin seenaknya tuh anak," kesal Naura.
"Yaa.. mau gimana lagi, dia kan anak dari orang yang berpotensi besar atas keberlangsungan sekolah ini, ibunya penyumbang paling besar kedua, setelah papahnya Leo, jadi ya gitu. Cuma bedanya si Leo anak baik sedangkan Rakha yaa lo tau sendiri lah," jelas Yusuf.
Naura kehabisan kata-kata, ia hanya bisa menggelengkan kepala sambil beristighfar, namun dalam hatinya ia sangat tidak membenarkan semua ini, Rakha tidak boleh memperlakukan orang lain seenaknya, meskipun ia memiliki segalanya.
"Udah gak usah dipikirin, biarin ajalah, lo urusin hidup lo aja, jangan mikirin dia oke," jelas Yusuf.
Naura mengangguk.
"Eh.. Nau lo inget gak, sebelumnya kita pernah ketemu," tanya Yusuf tiba-tiba.
Naura mengingat-ingat semuanya, "I-iya.. waktu pertama kita ketemu kan pas gue gak bawa papan nama," jelas Naura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisa-sisa Harapan
RomanceBeberapa hal yang terjadi dalam hidup mungkin tidak selalu sesuai dengan rencana kita, namun percayalah bahwa hal yang lebih baik telah Allah rencanakan untuk kita, meskipun mungkin kita harus melalui beberapa tangisan untuk bisa menerimanya. Happy...