Tujuh saudara yang bangkit bersama dari keterpurukan bersama sang pahlawan tanpa tanda jasanya.
"Dad, I Love You."
"Thankyou Daddy."
"Sayang Daddy banyak banyak."
"Daddy juga sayang kalian."
"Jangan sedih sedih lagi ya, ada Daddy dan abang abang yan...
Cuaca pagi ini tampak masih berkabut karena jam masih pada pukul lima pagi dan hanya ada satu orang saja yang duduk di dekat air terjun buatan dengan kaki di dalam air.
Wajahnya pucat dan netra coklat itu membias ke emasan selama satu menit sebelum kembali menjadi coklat jernih, dadanya sedikit sesak, jantungnya berdegup kencang dan kepalanya pusing sekali
Uhuk uhuk
Cairan merah pekat keluar dari mulut yang dia bekap mengotori telapak tangannya sendiri.
“Hah, seperti biasa”
Waktu berlalu dalam hening karena yang lain memilih tidur kembali selepas sholat subuh, batuk nya menghilang, jantungnya kembali normal begitupun nafasnya.
Siksaan itu akan mulai dari jam tiga sampai jam lima subuh, sudah biasa karena sudah satu taun lebih merasakannya dan kembali dia menginggat perkataan doktor.
“Maaf, kami tidak bisa membereskan semuanya karena tubuh pasien menerima dan mencerna dengan baik bahkan melebur menjadi satu, mungkin akan ada hal aneh yang tak biasa dan biasanya akan ada efek samping yang mengeroggoti tubuhnya jika tidak di beri penanganan terbaik.”
Remaja itu menegadah lalu lengannya terangkat untuk di lihat. Tan skin berkilau jika di lihat dari bawah cahaya dan kenambah kesan manis yang di turunkan Mommynya.
“Apa kau baik di dalam ??, jujur aku sedikit takut dan cemas.”
Jika dia jatuh terkadang nyerinya tak terasa lalu tiga hari setelahnya indra perasa itu kembali berfungsi, terkadang jika dia menatap angka maka otaknya akan otomatis memperoleh jawaban, terkadang saat dia marah atau sedih dia akan menyuruh alter ego buatannya menggantikan perannya.
Alter ego dan keperibadian ganda itu mirip tapi beda, satu tubuh dengan banyak nama dan karakter berbeda
Alter ego itu buatan pemilik asli tubuh, mempenggaruhi sikap, emosi, muncul di saat saat tergenting.
Keperibadian ganda tercipta biasanya karena trauma yang menjebaknya di masa tertentu dan tentu mempenggaruhi emosi, inggatan, dan sikap, muncul di saat tertekan.
‘Havie mungkin bisa merubahnya’
Kegaduhan di area kemah mengalihkan perhatiannya, saat hendak berdiri pundaknya di tekan oleh seseorang untuk kembali duduk.
“Vian”
Pemilik nama menoleh dan netranta bertabrakan dengan obsidian yang memancarkan kehanggatan dan ketegasan.
“You ok ??, kamu make softlens gold ??”
Seakan tersadar, Havian membuang muka sedikit kaget netranya kembali berwarna di luar jam biasanya.
“Enga kok, kayaknya kena sinar metahari jadi membias.”
“Bang Fier nagapain ke sini ??, yang lain mana ??” tanya Havian memperhatikan sekeliling hingga kepalanya di tarik mendekat membuat netra keduanya kembali bertemu dalam hening.
Keduanya terdiam menyelami arti di dalam sana,
Polos dan anonim, terkesan seperti anak 7 tahun.
Hanggat dan tegas, terkesan dewasa daripada umurnya.
“Woah, anyeong Hyung” sapaan dengan suara jauh lebih ceria dan imut khas anak anak yang tenggah mengaggumi sesuatu atau seseorang.
“Hai juga Havie, apa kabar ??” hanya Gafier yang tau alter ego milik Havian dan sekarang dia harus menjelaskan pada yang lain karena Vian malah mendorong Havie muncul.
“Abang, Aa, sini ada Pakde Brayn !!”
“Pakde Pakde, Om loh jangan panggil Pakde tua banget rasanya”
“Bang, di mana sih ?!”
Gafier menghela nafas jengah lalu berbalik memandang Havian atau Havie yang juga menatapnya dengan mata bulat yang menggerjap lugu.
“Ih gemesnya, Havie ayo ikut Hyung ke dalam.” ajak Gafier, oh dia baru sadar kalau Havian masih memakai piyama beruang berbulunya.
“Ugh, gendong~” anak itu merentangkan tangannya tak lupa menggembugkan kedua pipi chuby nya.
‘Gigit aja Fier’
‘Cubit sampe nanges’
Gafier menggenyahkan bisikan syetan dan segera membalik tubuhnya mengisyaratkan Havie untuk naik.
“Yeay, terbang wush~” tawa riang tanpa beban inilah yang Gafier inginkan tapi dari Havian yang selalu bertingkah tengil dan menjadikan dirinya panglima tempur penuh tanggung jawab.
Baiklah mari hadapi kenyataan yang pastinya penuh tanda tanya, mau tak mau siap tak siap Gafier harus menghadapinya karena cepat atau lambat rahasia besar Havian akan terbongkar.
“Eh, itu kenapa di gendong bang ??”
Arsya tampak panik takut terjadi sesuatu pada kedua putranya karena tadi menghilang tapi saat sudah dekat Arsya mematung dengan wajah syok dan binggung…
“Kyaa, Daddy~”
“Baby hati hati”
Havie melompat dari punggung Gafier ke arah Arsya menimbulkan kepanikan Gafier beruntung Arsya sigap dan menangkap tubuh bongsor Havian yang tak begitu berat.
“Hah, BABY ?!!”
Ketiganya menatap ke ruang keluargga yang di mana para saudaranya sudah berdiri dengan mulut mengganga dan wajah syok berat yang memeable.
Havie sendiri malah meneggelamkan wajahnya di ceruk Arsya membuat siapapun gemas melihatnya.
“Dad, ayo ke kamar~”
Arsya mengangguk lalu menggusir manusia manusia yang masih berkumpul terbengong bengong.
“Fier, kamu hutang penjelasan ke Daddy.” Gafier mengangguk samar dan menatap lagi ke arah Havie yang sepertinya menggantuk lantas lengannya terangkat mengusak surai coklat madu itu.
Havie menggangkat kepalanya dan menyuruh Gafier mendekat.
“Sweet dream baby bear.” ucap Gafier
“Gomawo Hyung, Kak Vian pasti senang.”
Cup
“Woi gue juga mau !!” dengan segera Arsya menggamankan bayi besarnya dari amukan penghuni ragunan.
Di sisi lain Gafier menatap adik adiknya menggoda karena mendapat kecupan yang merupakan kebiasan Havie sebelum pergi tidur.
“Ih, licik pokonya abang harus jelasin se detail mungkin !”
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.