Ex Chap

563 56 9
                                    

Btw guys, kalo mau masuk CH Alexandria Fam's kalian bisa inbox di FB ya atau mampir di IG nya Alexandria.

Btw guys, kalo mau masuk CH Alexandria Fam's kalian bisa inbox di FB ya atau mampir di IG nya Alexandria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


https://whatsapp.com/channel/0029ValUX4P0G0Xq675NkI0R

com/channel/0029ValUX4P0G0Xq675NkI0R

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus chapter ♡

Fakultas ekonomi bisnis itu tampak lengang, Mandala pemuda dengan rambut biru laut itu melangkah tegas melewati lorong kampus menuju parkiran karena kelasnya telah berakhir 2 jam yang lalu dan sempat mampir ke perpustakaan mencari referensi.

Mobil sport itu melaju menuju Universitas ITB untuk menjemput adik ke duanya yang motornya tengah disita akibat ketahuan ikut balap liar.

Soal perkuliahan, Mandala masuk ke Universitas khusus bisnis, Raffa sendiri masuk Jurusan Sastra di Unpad, Janu masuk ke ITB dan berada di jurusan Teknik mesin, Manggala ?? Anak itu pergi jauh ke SNU jurusan seni musik dan membuat geger keluarga besar Alexandria, Zayden masuk ke Unpad jurusan kedokteran bedah saraf, Cheriel baru jadi Maba di kampus Mandala, Jisan juga baru jadi Maba di ITB jurusan Teknik pertanian.

Ketujuhnya benar benar terkenal di kalangan mahasiswa sejak jadi Maba, entah karena visual atau karena mobil Lamborghini yang mereka pakai di hari pertama.

Jangankan keluarganya Manggalanya sendiri bahkan ragu waktu iseng ikut tes masuk SNU, saat SMA saja Manggala sekolah dengan ogah ogahan meski ya kadang nilainya masuk masuk saja di KKM.

Ajaib memang di tahun terakhirnya saat SMA, Manggala tiba tiba mendapat nilai sempurna di separuh pelajaran sedangkan separuhnya lagi merah menyala dan di tes selanjutnya nilai yang merah menjadi sempurna sedangkan yang sempurna jadi merah. Aneh memang.

Tadinya ke eman saudaranya santai saja karena tak begitu yakin Manggala akan di terima, bukan apa tapi mereka tak mau di tinggal jauh.

Saat hasilnya muncul yang santai jadi merengek meminta Manggala tidak pergi dan mendaftar saja di Universitas terdekat bahkan mereka memberi banyak sekali rekomendasi, tapi Manggala tetaplah separuh dari Havian yang keras kepala.

Manggala bahkan nyaris tidak pulang setiap tahun berganti tahun entah libur atau tidak Manggala akan bilang…

“Nanti aku pulang kok santai, jangan kangen dulu.”

Tapi nyatanya Manggala tidak pulang 3 tahun lamanya dan hanya sesekali bertukar pesan atau Video call, itu pun jarang ada mungkin sebulan 4-5 kali.

“Galla gak ingat pulang atau gimana sih??”

“Sabar aja mungkin di sana lebih sibuk, pasti beda pelajarannya dong.” 

“Jujur aja nih ya gue tuh kangen berat sama Galla, sepi banget rasanya.”

“Sama Abang juga kangen.”

“Besok udah mulai libur lagi, menurut lo dia bakal pulang gak ??”

“Gak tau, Galla gak ngabarin apa apa.”

Obrolan keduanya berhenti saat mobil Gafier mulai memasuki garasi, keduanya diam sejenak dan menghela nafas lalu keluar dari mobil.

“Sepatu branded siapa nih ?? Gak kenal gue” Janu memperhatikan sepatu putih yang bertengger rapi di rak.

“Gak tau, mungkin Zay atau Raffa yang suka modis.” Mandala mengedikkan bahu acuh meski nyatanya kepikiran juga.

Cklek

“Assalamualaikum” 

“Waalaikumsalam” 

Tunggu …

Janu dan Mandala saling pandang saat mendengar sahutan suara tak asing dari arah dapur, pandangan Janu beralih ke sofa yang ternyata penuh paper bag dari brand ternama dunia.

“Bjirlah bang, tuh lihat.”

Mandala mengikuti arah pandang Janu, syok tentunya lagian siapa adiknya yang berani belanja sebanyak ini kecuali menggunakan uang pribadi ?.

“Ewh, kalian dekil bener sih !! Mandi sana terus turun lagi buat makan siang.” 

Membeku, keduanya membeku saat tubuh tinggi sedikit berisi berdiri di depan mereka dengan kaos hitam oblong dan celana cargo di atas lutut seperti biasa tapi ada yang berbeda, rambutnya berubah menjadi Ungu.

Janu berniat mendekat untuk memastikan tapi acungan spatula menghentikannya, tatapan tajam menggemaskan itu kembali di lihatnya dengan jelas.

“Jauh jauh kalian, pergi mandi cepat.” mau tak mau mereka menurut dan berlari ke kamarnya masing masing untuk mandi kilat.

Manggala, pemuda yang kini tampak jauh lebih kinclong dengan rambut ungu muda itu tenggah membuat latte.

Barista ?? Ya Manggala berbakat menjadi barista karena di korea temannya memiliki sebuah Cafe, 2 tahun sibuk Galla tidak hanya soal kampus tapi juga soal pemotretan brand ternama.

Grep

Sepasang lengan melingkar di perut ratanya yang kini memiliki empat kotak.

“Lepas, geli anjir.”

Mandala merengut sebal saat lengannya kena cubit oleh sang adik yang tampak anteng dengan secangkir latte yang tegah di beri gambar oleh cream.

“Woah, gila keren banget lo.” Janu menyerobot mengambil satu cangkir latte bergambar bulan dengan inisialnya.

“Jangan bilang sibuk gak ngabarin karena lo merangkap jadi barista ??” tebaknya girang.

“Iya tapi gak juga, gue sibuk pemotretan.”

Kedua Abangnya itu berdecak kagum.

“Jadi ini beneran lo Gall ?? Keren sih ini, selangkah menuju impian lo jadi Solois.”

Ketiganya mengobrol banyak hingga rombongan Arsya, Zay, Raffa, Riel, dan Jisan pulang.

“GALLA !!”

“Aigo, kangen eoh ??” Manggala memeluk saudara saudaranya dan terakhir memeluk erat sang Daddy.

“Makasih udah dukung Galla.”

“Sama sama son.”

“Btw, siapa yang belanja barang branded yang di ruang tengah ??” tanya Arsya menatap satu persatu putranya.

“Itu dari brand pemotretan Galla, oleh oleh buat kalian dan udah ada namanya juga.” 

Mereka ber woah woah ria saat mendengar bahwa Galla mendapat permintaan langsung dari CEO brandnya, dan mereka juga kagum saat melihat latte buatan Manggala yang indah.

“Aa keren.” sorak kedua bungsunya.

Alexandria FamillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang