Chap terakhir .
Enjoy.
Malam ini ketujuhnya berdiri di pinggiran pantai, libur kenaikan kelas di mana Mandala graduation.
Jisan dan Riel mulai menyalakan kembang apinya dan ke lima Abangnya berpandangan saling melempar kode lalu berlari bergabung bersenang senang dengan tawa mengudara.
“Happy Graduation Abang.”
Ketujunya tampak sangat ceria bahkan Arsya sampai menangis terharu sambil mengabadikan momen itu dengan kameranya.
‘Bahagia selalu seven prince Alexandria.’
“Angkat Jisan !!” seruan itu tentu saja dari si pemilik seringai jahil.
“Angkat !!” dan Zayden bersama Cheriel yang selalu menjadi kompor.
“Tangkap ayo ceburin.” lalu Januar yang kuat mengunci pergerakan.
Lalu Havian, Zayden, dan Cheriel turut turun membantu menggotong si bongsor ke tepi laut.
“Aaaaaaa, Daddy !!”
Byur
“Ahahahahaha” si receh Gafier yang menularkan tawanya bahkan pada remaja yang sudah bertolak pingang siap memarahi.
Jisan yang cemberut menjadi sasaran empuk kejahilan para abang laknatnya bahkan si tertua ikut menertawakan tanpa berniat membantu, benar benar menyebalkan.
“Sudah ayo masuk udah malam, Jisan ganti aja jangan mandi nanti masuk angin.” Arsya melirik arlojinya yang menunjukan waktunya tidur.
Ke tujuhnya memasuki Villa dan berganti pakaian lalu bukannya tidur mereka malah berkumpul di kamar si kembar bungsu.
“Ngumpul gini enaknya Deep talk.” Janu membuka suara dan semuanya langsung mengumpulkan ponsel di tengah tengah.
“Ok, dari kamu ke kanan jadi apa cita cita kamu ??”
Janu menatap satu persatu wajah wajah yang selalu mewarnai hari harinya entah saat sedih maupun senang.
“Gue pengen jadi arsitek biar bisa bikin rumah sederhana yang bakal gue isi sama kenangan kita, gue juga mau jadi pembalap.”
Senyum mereka mengembang lalu beralih menatap Zayden yang terdiam cukup lama.
“Gue pengen jadi dokter bedah, karena gue udah punya Galeri foto.”
Mereka beralih pada si bungsu bertubuh bongsor itu.
“Jisan mau jadi Alien.”
“HAH” kompak ke enamnya menjadi penjual keong.
“Kenapa ??” tanya nya bingung saat melihat raut aneh di wajah abang abangnya.
“Ya gimana ya…, selain itu deh.” Gafier menghindari kemarahan si bungsu.
“Eng…, pengen jadi pemain bola atau filmografer.”
Hembusan nafas lega terdengar, pandagan beralih pada Raffa.
“Gue mau jadi Dosen karena gue udah jadi pelukis.” mereka memang punya banyak bakat terpendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexandria Familly
HumorTujuh saudara yang bangkit bersama dari keterpurukan bersama sang pahlawan tanpa tanda jasanya. "Dad, I Love You." "Thankyou Daddy." "Sayang Daddy banyak banyak." "Daddy juga sayang kalian." "Jangan sedih sedih lagi ya, ada Daddy dan abang abang yan...
