Alexsandria .08

2K 141 10
                                        

Kembali ke sekolah di hari senin yang mendung, ah iya sudah mendekati akhir tahun jadi cuaca mulai memasuki musim penghujan.





Jam olahraga kali ini kelas satu SMP dan kelas dua SMA di satukan hingga lapangan pun menjadi penuh meski ada lahan masing-masing bahkan kini Vian, Zay, dan Riel tenggah sibuk mencari si bungsu yang hilang.

"Eh apa tuh rame-rame ??" si kembar ikut melihat ke arah telunjuk adiknya yang mengarah pada lapangan basket outdoor.

"Samperin aja siapa tau Jisan di sana." Ketiganya berlarian ke arah kerumunan yang benar-benar bagaikan semut mengerumuni gula.

Kerumunan semakin padat hingga tidak menyisakan celah sedikitpun di sana untuk ketiga Alexandria menyempil.

"Minggir minggir, gue mau lewat !!"

Teriakan Vian dan Riel sontak membuat beberapa orang menutup telinga agar aman lalu memecah kerumunan memberi jalan untuk mempermudan most wanted mereka lewat.

Di sana tampak Jisan, Rafa, dan beberapa siswa babak belur berhadapan dengan sekelompok anak basket lain.

"Jangan mentang-mentang bapak lo kepsek dan lo bisa seenaknya sama siswa di sini, muka lo itu bahkan bisa gue beli sialan !!" tampak Gafier juga baru tiba dan langsung menahan tubuh Rafa yang hendak kembali menyerang begitu juga dengan Januar yang menahan Zay.

Zay sudah maju untuk memberi bogem mentah pada orang yang seenaknya membuat dua saudaranya terluka tapi lebih dulu di tahan Januar, mereka melupakan Havian dan Cheriel yang sudah melakukan pergerakan.

Bugh

Bugh

"Arkhh, fuck you"

Bugh

"Di bagian mana aja yang udah lo bikin babak belur hah ?!" tanya Vian dengan bogem mentah yang terus menghujami Fabian.

Bugh

"Sok jago lo anjing." Sentak Fabian.

Vian mengusap ujung bibirnya yang robek, lumayan.

Bugh

Bugh

Bugh

"Gue tanya ya banjingan, lo nyentuh bagian mana aja dari tubuh adek gue?!"

Netra itu berubah ke emasan dengan rahang mengeras dan wajah yang datar, Riel mundur saat melihat keanehan pada partner in crime nya tampak mengerikan.

Bugh

Bugh

Bugh

Sratt

Bugh

Tujuh melawan satu bukanlah hal mudah karena itu Vian mendapat beberapa luka yang tak terasa sakitnya sama sekali, mungkin sistem tubuhnya bekerja di waktu yang tepat.

Alexandria FamillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang