Alexandria .07

1K 98 6
                                    

Ruangan yang diisi oleh sekelompok jiwa muda itu mulai memanas setelah lontaran kata kata pedas dari Zay.

“Cih, anak anak gila seperti kalian seharusnya tidak pantas berdiri di tengah kami dengan darah Alexandria.” Lingga Bataran berdecak sinis.

Hahaha

“Bukankah anda terlalu lancang berbicara seperti itu saat anda tengah berdiri di lantai marmer mansion utama keluarga Alexandria yang menjunjung tinggi keadilan ??, berpikirlah sebelum berucap sebelum ucapanmu memakan dirimu sendiri.” 

“Berhentilah berdebat dan nikmati saja acara tak berjudul ini” lanjutnya

Semua mata beralih pada Havian yang duduk dengan anggun memancarkan aura yang tenang, setenang air di lautan.

Senyap.

“Pangeran mahkota, salam dariku putri tunggal keluarga Kim”

Huek

Ke enam Alexandria itu sudah memasang wajah ingin muntah sambil ngakak, apa apa dengan julukan kuno itu ??.

“Salam diterima.” jawab Gafier datar.

“Katanya anda dan nona Kim Yuli akan di jodohkan untuk memperlancar hubungan bisnis, apakan benar ??” tanya Yesaya sepupu jauh Gafier dkk.

“Dengan dia ??, yang benar saja hahahaha” Zay tertawa sinis pada Yuli yang tadi memberi salam ala ala zaman dinasti.

Gafier menyesap tehnya dengan tenang, kaki kanannya berada di atas kaki kiri, wajahnya tak terbaca dan sorot matanya sangat tegas memancarkan aura kepemimpinan.

Di sampingnya Rafa sibuk dengan kuas dan canvas melampiaskan segala emosinya di kertas putih itu, gayanya sangat menawan saat cahaya menyorotnya maka aura bak berlian penuh chemistry itu muncul.

“Sangat di sayangkan karena saya tidak memberikan restu saya meski saya telah tiada sekalipun.” Janu menautkan jari jari tangannya dan menyimpannya di atas meja dengan badan tegap bak sekretaris CEO, husband material vibe.

“Perjodohan ini akan tetap berjalan meski tanpa restu siapapun.” ucapan yakin itu membuat Zay dan Rafa muak

“Dan saya akan membunuhmu/Saya akan menyeretmu dari dunia” ucapan serempak itu tentu membuat tim nyimak sontak bergumam ‘Wow’

Kim Yuli bangkit dari duduknya lalu menunjuk wajah Zayden dan Rafa penuh emosi.

Grep

“Kal–awww, l—lepas hiks….” 

Cekraman Havian pada pergelangan tangan Yuli yang tak segan menunjuk wajah saudaranya memang bukan main main bahkan gadis bangsawan korea itu sudah menangis tapi Havian tak bergeming.

Gafier yang merasa suasananya semakin tak terkendali segera bangkit hendak menghentikan dan menenangkan sang adik tengah, tapi sejenak pemuda itu bergeming saat netranya menatap netra sang adik yang berkilat ke emasan.

‘Jadi benar yang kemarin itu ?’

“Manggala cukup !!” deep voice Gafier membuat ruangan semakin mencekik karena hawa dingin yang menusuk.

Havian melepaskan Yuli sedikit menghempas hingga gadis itu duduk menabrak sandaran kursi sambil menangis sesegukan, netra si sulung dan si tenggah bertemu tanpa sengaja.

‘Ada apa sebenarnya ??’

Dapat di lihatnya jelas netra coklat bening itu kini berwarna gold brown lalu berubah kembali menjadi biasa membuat Gafier tersentak pada perubahan itu dan memunculkan banyak tanda tanya di benaknya.

Alexandria FamillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang