Dear Layla [END]

06. Putus asa, menyerah

~Happy Reading~

Pletak

"Kenapa nilaimu jadi buruk seperti ini? Tak belajar?" Bu Friska bertanya pada Layla setelah memukul kepala muridnya itu menggunakan buku absen. Hasil ulangan harian sudah dibagikan, dan Layla mendapat nilai rendah.

Teman-teman kelas Layla yang melihatnya hanya diam dan menonton Layla yang sedang dimarahi Bu Friska. Ya, bagaimana Bu Friska tidak marah jika nilai Layla tiba-tiba anjlok?

Setahu Bu Friska, Layla itu termasuk murid pintar. Nilainya selalu berada di atas rata-rata meski bukan Layla yang memegang peringkat pertama di kelas.

"Kenapa tidak menjawab? Benar, ya, kamu tidak belajar?"

"Aku belajar, Bu," kata Layla.

"Lalu kenapa nilaimu bisa serendah ini? Ibu benar-benar tidak menduganya. Biasanya nilai kamu berada di atas rata-rata, tapi kali ini benar-benar buruk!"

Layla terus menunduk. Di belakang sana, Kania tersenyum tanpa dilihat siapa pun. Sebenarnya, dia yang menukar kertas ulangan Layla dengan sengaja karena tak ingin Layla mendapat nilai tinggi.

"Kembali ke tempatmu. Lain kali jangan sampai anjlok lagi."

"Iya ..."

Layla mengambil kertas ulangannya, kemudian berbalik badan dan pergi ke tempat duduknya yang ada di paling belakang. Setelah duduk, dia melihat nilai yang didapat: 40.

"Aneh sekali. Aku rasa, aku sudah menjawabnya dengan benar. Tapi kenapa jadi berubah seperti ini?" Layla kebingungan dalam hati. Pilihan jawabannya tiba-tiba berubah.

Selepas melihat namanya, Layla mengernyit. Tak lama kemudian mengedarkan atensi dan berhasil menangkap basah Kania yang tengah melihat ke arahnya sambil tersenyum sinis.

"Kania Andini. Dia mengganti kertas ulanganku?"