21. Thank you. Layla ♡♥︎

50 48 0
                                    

-Thank you for reading-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Thank you for reading-


Laki-laki bertubuh jangkung terduduk di tepi ranjang kasur, menyenderkan kepala ke dinding sembari merasakan semilir angin dingin melalui jendela kamar yang terbuka sedikit.

Hujan deras turun dengan cepat membasahi ibu kota Jogjakarta. Cuaca dingin ini cukup mendukung suasana hatinya yang gelap dan sesak. Suara gemercik hujan senantiasa menemani malam ini.

Kedua matanya menerawang kearah depan jendela sana, menampilkan daun-daun pohon yang tertiup angin kencang juga terguyur air hujan.

Sorot matanya terlihat lelah. Tatapannya menyiratkan kesedihan, kehampaan, kekosongan dan rasa sakit yang amat mendalam.

Semenjak kepergian Layla, hanya keheningan dan kesunyian yang dirasanya.

Semakin hari semakin membabi buta rasa sakit yang dia rasakan jika mengingat kenangan masa lalu bersama gadis istimewa bernama Arabella Layla Olivia.

Kehadirannya memang hanya sebentar tetapi meninggalkan beribu kenangan bagi laki-laki itu.

"Nama aku Juan, kamu?"

"Layla."

Senyuman tipis terlukis singkat di bibir merah muda laki-laki itu, saat mengingat pertemuan pertama bersamanya.

Pandangan matanya beralih kearah benda elektronik di atas meja belajar. Tidak berpikir lama laki-laki berpakaian piyama langsung saja beranjak turun dari ranjang kasurnya.

Menarik kursi belajar ke belakang, lalu mendudukinya. Kedua tangan menggeser laptop hitam agar dekat dengannya kemudian membuka benda tersebut.

Menghela napas pelan, bersiap diri untuk memutar satu video yang di buat oleh Layla untuknya.

Jari telunjuk menekan keyboard, lalu video tersebut mulai. Dalam video terlihat Layla yang tampil sangat berantakan, wajahnya pun sembab seusai menangis.

Mata laki-laki itu menatap tajam layar dengan tangan yang menompang dagunya.

"Dari aku, untuk malaikat tak bersayap-ku. Kavandra Juan Adiyatama. Video ini aku buat untuk menyampaikan beberapa pesan, pastinya. Haiii Juan. Laki-laki berambut hitam lekat yang memiliki mata indah dan senyuman manis dengan lesung pipi yang pernah aku lihat. Kamu itu bagaikan malaikat tak bersayap. Mungkin, Tuhan mengirimi ku malaikat tampan yang hadir di hidupku. Kamu gak bisa aku jelaskan lebih detail, karena kamu sangat sempurna dari sifat dan juga fisik. Aku mau bilang sesuatu sama kamu, kalau nanti kita berpisah cukup ikhlaskan saja. Karena aku gak mau kamu sedih buat mengingat segala kenangan yang pernah kita buat, cukup aku saja yang sedih. Terima kasih buat segalanya. Terima kasih udah buat aku lebih kuat, bertahan sampai sekarang. Terima kasih udah merubah hidup aku lebih baik. Terima kasih pelukan dan rangkulan yang kamu berikan saat aku di titik paling rendah. Terima kasih udah menerima aku untuk singgah sebentar di kehidupan kamu. Kamu laki-laki hebat dan mandiri. Aku kagum sama kamu. Aku berpesan buat terus bekerja keras banggain bunda, bilang ke bunda juga, aku kangen sama bunda, Kalau aku tiba-tiba pergi kamu cukup tatap langit Senja saja. Jangan pernah salahkan Tuhan kalau kita berpisah karena itu garis takdir pilihannya. Satu lagi, aku cinta kamu, Juan. Dadah!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear Layla [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang